Pembahasan Tentang Ilmu
Pada: July 07, 2011
Secara etimologi, ilmu berasal dari bahasa Arab: ‘alima, ya’lamu, ‘ilman, dengan wazan fa’ila, yaf’alu, yang berarti: mengerti, memahami benar-benar, seperti ungkapan: علم اصموعى درس الفلسفة “Asmu’I telah memahami pelajaran filsafat”.Dalam bahasa Inggris disebut science; dari bahasa Latin scienta (pengetahuan) scire (mengetahui).
Sinonim yang paling dekat dengan bahasa Yunani adalah episteme. Jadi pengertian ilmu yang terdapat dalam kamus bahasa Indonesia adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara secara bersistem menurut metode-metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu di bidang (pengetahuan) itu.
Adapun menurut terminologi, beberapa ahli diantaranya Muhammad Hatta, mendefinisikan ilmu adalah pengetahuan yang teratur tentang pekerjaan hukum kausal dalam suatu golongan masalah yang sama tabiatnya, baik kedudukanya tampak dari luar, maupun menurut bangunannya dari dalam.
Ralp Ross dan Ernest Van Den Haag, mengatakan ilmu adalah yang empiris, rasional, umum dan sistematik, dan keempatnya serentak.Karl Pearson, mengatakan ilmu adalah lukisan atau keterangan yang kemperehensif dan konsisten tentang fakta pengalaman drngan istilah yang sederhana.
Ashley Monragu, Guru Besar Antropologi di Rutgers University menyimpulkan bahwa ilmu adalah pengetahuan yang disusun dalam satu system yang berasal dari pengamatan, studi dan percobaan untuk menemukan hakikat prinsip tentang hal ;yang sedang dikaji.
Harsojo, Guru Besar Antropologi di Universitas Padjajaran, menerangkan bahwa ilmu merupakan akumulasi pengetahuan yang disistemasikan. Suatu pendekatan atau metode pendekatan terhadap seluruh dunia empiris, yaitu dunia yang terikat oleh factor, ruang dan waktu, dunia yang pada prinsipnya dapat diamati oleh panca indra manusia. Suatu cara menganalisis yang mengizinkan kepada ahli-ahlinya untuk menyatakan suatu proposisi dalam bentuk:”Jika…,maka…”.
Afanasyef, seorang pemikir Marxist bangsa Rusia mendefinisikan ilmu adalah pengetahuan menusia tentang alam, masyarakat, dan pikiran, Ia memikirkan alam dan konsep-konsep, kategori dan hukum-hukum, yang ketetapannya dan kebenarannya diuji dengan pengalaman praktis.
Dari keterangan para ahli tentang ilmu di atas, Amsal Bakhtiar menyimpulkan bahwa ilmu adalah sebahagian pengetahuan yang mempunyai ciri, tanda, syarat tertentu, yaitu sistematik, rasional, empiris, universal, objektif, dapat diukur, terbuka, dan kumulatif (bersusun timbun).
Menurut perumusan dalam The World of Science Encyclopedia, metode ilmiah pada umumnya diartikan sebagai prosedur yang digunakan oleh ilmuwan-ilmuwan dalam pencarian yang sistematis terhadap pengetahuan baru dan peninjauan kembali pengetahuan yang telah ada.
Para ilmuwan dan filsuf memberikan pula berbagai perumusan mengenai pengertian metode ilmiah, diantaranya: George Kneller: metode ilmiah adalah struktur rasional dari penyelidikan ilmiah yang di situ pangkal-pangkal duga disusun dan diuji.Arturo Rosenblueth: metode ilmiah adalah prosedur dan ukuran yang dipakai oleh ilmuwan-ilmuwan dalam penyusunan dan pengembangan cabang pengetahuan khusus merekaHarold Titus: Metode ilmiah adalah proses-proses dan langkah-langkah dengan itu ilmu-ilmu memperoleh pengetahuan.
Prosedur yang merupakan metode ilmiah sesungguhnya tidak hanya mencakup pengamatan dan percobaan seperti dikemukakan dalam salah satu definisi di atas. Masih banyak macam prosedur lainnya yang dapat dianggap sebagai pola-pola metode ilmiah, diantaranya adalah analisis, deskripsi, klasifikasi, pengukuran, perbandingan, dan survey.
Ilmu Sebagai ProdukCarles Siregar menyatakan: “ilmu adalah proses yang membuat pengetahuan”.
Adapun Jujun S. Suriasumantri dalam buku Ilmu dalam persperktif menulis.”…ilmu lebih bersifat merupakan kegiatan daripada sekedar produk yang siap dikonsumsikan”.Dalam memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai ilmu dalam kaitannya sebagai produk penulis tidak mendapatkan referensi yang lebih spesifik mengenai hal tersebut, tetapi dalam bukunya The Liang Gie yang berjudul pengantar Ilmu Filsafat disebutkan ilmu sebagai produk akan melahirkan pengetahuan yang sistematis. Dan dari pengetahuan yang sistematis inilah kemudian melahirkan cabang-cabang ilmu pengetahuan misalnya antropologi, biologi, geografi, atau sosiologi.
Referensi Makalah®
*Berbagai sumber