Pengaruh Faktor Pendidikan, Motivasi Lingkungan Kerja Dan Kecerdasan Emosional Terhadap Kinerja Pegawai Pada Kantor Dinas Pendidikan Nasional
Pada: August 16, 2011
Manajemen Sumberdaya Manusia
Gomes (1999:4) mengemukakan bahwa sumberdaya manusia adalah sebagai salah satu sumber yang terdapat dalam organisasi, meliputi semua orang yang melakukan aktivitas tertebtu. Secara umum, sumberdaya yang terdapat dalam organisasi bisa dikelompokkan atas dua macam yaitu: (1) Sumberdaya Manusia (Human Resource), dan (2) Sumberdaya Non Manusia (Non Human Resource).
Kedua sumberdaya tersebut sangat penting, terhadap organisasi karena tanpa salah satu di antaranya, maka organisasi tidak akan mungkin dapat berjalan, karena sumberdaya manusia adalah unsur yang menggerakkan, memberdayakan, sementara itu sumberdaya non manusia adalah segenap potensi (selain sumberdaya manusia) yang dapat digerakkan/diberdayakan dalam organisasi untuk mencapai tujuan tertentu. Di antara keduanya, maka yang terpenting dan sangat menentukan adalah sumberdaya manusia, karena sumber daya manusia memiliki akal, perasaan, keinginan, kemampuan, keterampilan, dorongan, daya dan karya yang mempunyai pengaruh sangat kuat dan mewarnai organisasi dalam upaya untuk mencapai tujuannya.
Dalam konteks itulah hakekatnya dibutuhkan sentuhan manajemen untuk memberdayakan sumberdaya manusia. Gomes (1999:2), selanjutnya mengemukakan, bahwa unhsur-unsur sumberdaya manusia meliputi kemampuan-kemampuan sikap, nilai-nilai, kebutuhan-kebutuhan dan karakteristik-karakteristik demografisnya. Unsur-unsur tersebut sangat dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya, seperti norma-norma dan nilai-nilai masyarakat, ingkat pendidikan dan peluang-peluang yang tersedia pada akhirnya akan mempengaruhi peranan dan perilaku manajer dalam organisasi.
Menurut Hasibuan (2000:1) Manajemen Sumberdaya Manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat. Manajemen saat ini adalah sesuatu yang mutlak diintegrasikan oleh organisasi apapaun bentuknya, baik pemerintah, perusahaan maupun organisasi non pemerintah dalam memberdayakan sumberdaya manusianya.
Manajemen sumberdaya manusia sesungguhnya baru dikenal pada tahun 1960-an, sebelumnya dikenal dengan manajemen personalia. Meskipun keduanya memenej manusia, tetapi keduanya mempunyai perbedaan yang mendasar, yaitu; manajemen personalia lebih terfokus pada aktivitas mengembangkan cara-cara agar manusia dapat secara efektif diintegrasikan ke dalam berbagai organisasi untuk mencapai tujuannya, sedangkan manajemen sumberdaya manusia terfokus pada aktivitas yang berkaitan dengan pembinaan, penggunaan dan perlindungan sumberdaya manusia. Perbedaan tersebut menunjukkan bahwa manajemen sumberdaya manusia lebih akomodatif dan memanusiakan manusia, di dalamnya terjadi proses kesetaraan sehingga memungkinkan terwujudnya kultur dialogis yang pada akhirnya memungkinkan untuk dapat diwujudkan sumberdaya manusia yang puas (satisfied) dan memuaskan (satisfactory) terhadap organisasi maupun lingkungan eksternal organisasi. Oleh karena itu manajemen sumberdaya manusia menjadi perhatian utama dalam pembuatan keputusan organisasi.
Manajemen sumber daya manusia terdiri dari empat kata yaitu manajemen, sumber, daya dan manusia. Keempat suku kata tersebut tidak sulit untuk dipakai apa artinya. Sumber daya manusia sering juga disebut sebagai human resource, tenaga atau kekuatan manusia (energi atau power). Secara sederhana yang dimaksud dengan manajemen sumber daya manusia adalah proses pengendalian berdasarkan fungsi manajemen terhadap daya yang bersumber dari manusia (Suradinata, 1996:15).
Manajemen sumberdaya manusia adalah proses pengendalian daya yang bersumber dari manusia berdasarkan fungsi manajemen. Di mana yang dimanaj bukan orangnya (person), tetapi yang dimanaj adalah daya (zat) dari manusia itu. Bukan hanya memanaj kemampuan daya yang bersifat fisik yang tercermin pada keterampilan (skill) yang tinggi, tetapi lebih mengarah pada kemampuan memanaj daya otak dan daya kalbu yang tercermin pada kecerdasan intelektual (Intelectual Intelligence), kecerdasan emosional (emotional intelligence) dan kecerdasan moral (moral intelligence).
Secara khusus Iagian (1994:22), menyoroti tentang perspektif dalam menjelaskan relevansi dan pentingnya manajemen sumberdaya manusia. Menurutnya ada enam perspektif-relevansi dan pentingnya manajemen sumberdaya manusia, yaitu:
Perspektif politik
Pentingnya manajemen sumberdaya manusia dan perspektif ini lebih banyak mengarah pada sudut mikro. Relevansi dan pentingnya manajemen sumberdaya manusia merupakan asset terpenting yang dimiliki oleh suatu organisasi, mulai dari level makro (negara), hingga level mikro sumberdaya manusia yang terdidik, cakap, berdisiplin, tekun, mau bekerja keras, setia kepada cita-cita dan tujuan organisasi, akan sangat berpengaruh positif terhadap keberhasilan dan kemajuan organisasi.
Perspektif Ekonomi
Dari sudut perspektif ekonomi, pemahaman manajemen sumberdaya manusia tidak lagi karena untuk kepentingan ekonomi semata-mata. Anggapan tersebut dijustifikasikan oleh kenyataan bahwa manusia sering dipandang sebagai salah satu faktor produksi untuk menghasilkan barang dan jasa oleh satuan-satuan ekonomi.
Perspektif Hukum
Dari sudut perspektif hukum, pemahaman manajemen sumberdaya manusia pada dasarnya mengatur tentang hak dan kewajiban secara timbal balik antara organisasi dengan anggota-anggotanya, atau orang-orang yang mempekerjakan dengan orang-orang yang dipekerjakan. Keseimbangan antara hak dan kewajiban ini merupakan suatu tuntutan yang perlu terus diwujudkan, dibina, dipelihara dan dikembangkan.
Perspektif Sosio Kultural
Ada dua alasan yang mendasari perspektif ini, yaitu:Pertama, sebagai manusia, setiap orang tentu menghendaki kehidupan yang lebih baik, hal ini hanya bisa diwujudkan jika orang mempunyai pekerjaan tertentu. Orang bekerja tidak lagi semata-mata untuk memenuhi kebutuhan fisik, melainkan juga menghendaki diwujudkan kebutuhan sosio psikologi.
Kedua, menekankan bahwa sulit diperoleh suatu sistem manajemen sumberdaya manusia yang bebas nilai. Pemenuhan kebutuhan psikologi terkait pada norma-norma sosio yang berlaku di dalam masyarakat di mana orang itu menjadi bagian.
Perspektif Administrasi
Perspektif menekankan bahwa peranan organisasi pada zaman modern ini menjadi semakin penting. Semua kemajuan dan keberhasilan manusia dalam berbagai aspek kehidupan niscaya dicapai melalui organisasi. Manusia tanpa organisasi, tanpa bantuan orang lain tidak akan dapat mewujudkan impian, cita-cita dan tujuan hidupnya. Kenyataan demikian mengindikasikan bahwa maju dan mundurnya kehidupan manusia, tergantung kepada kemampuannya untuk mengatur dan memanfaatkan sumberdaya yang ada dalam organisasi, termasuk sumberdaya manusianya, dengan lebih efisien, efektif dan produktif.
Perspektif Teknologi
Perspektif ini menekankan bahwa relevansi dan pentingnya manajemen sumberdaya manusia tidak terlepas dari berbagai perkembangan dan kemajuan yang dicapai di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Dampak dari berbagai kemajuan tersebut dapat bersifat positif dan juga negatif. Manusia perlu berbekal kemampuan, kecakapan, keterampilan yang sesuai, agar dapat menyesuaikan diri dengan berbagai perkembangan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
Barry (1999:6) mendefinisikan manajemen sumber daya manusia sebagai rangkaian strategi, proses dan aktivitas yang didesain untuk menunjang tujuan perusahaan dengan cara mengintegrasikan kebutuhan perusahaan dan individu. Untuk lebih jelasnya mengenai letak manajemen sumberdaya manusia dalam hubungannya dengan aktivitas organisasi dapat dilihat pada gambar.
*Berbagai sumber