Biografi Ali ibn al-`Arabi; Sahabat Ibnu Rusyd
Pada: September 06, 2011
Beliau dilahirkan pada tanggal 27 Ramadhan 560 H atau 7 Agustus 1165 M di Murcia, Spanyol bagian tenggara. Tanggal tersebut tercantum di halaman 675 dalam manuskrip 5624 (7858) di Perpustakaan Yusuf Aga di Konya. Manuskrip itu berada dalam Perpustakaan pribadi salah seorang murid Ibnu `Arabi yang paling dekat, yaitu Shadruddin al-Qunawi. Penanggalan ini berbeda dengan yang ditulis oleh Husaini dalam bukunya Ibnu al-`Arabi The Great Muslim Mystic and Thinker, dan Kautsar Azhari Noer dalam bukunya Ibnu Al-`Arabi Wahdat al-Wujud dalam Perdebatan. Keduanya mencatat tanggal 17 Ramadhan 560 H/28 Juli 1165 M.
Ibnu `Arabi berasal dari keturunan keluarga Arab kuno dan ayahnya Ali ibn al-`Arabi adalah seorang yang berkedudukan tinggi dan berpengaruh, dia bersahabat dengan filosof terkenal Ibnu Rusyd. Menurut Toshihiko Izutsu, bahwa faktor religio-politis yang menyebabkan Ibnu `Arabi meninggalkan negeri kelahirannya itu.
Pada tahun 567 H/1172 M, Murcia tempat kelahirannya ditaklukkan oleh Dinasti al-Muwahhidun dan Ibnu `Arabi beserta keluarganya pindah ke Seville tempat ayahnya bekerja pada dinas pemerintahan. Seville dikenal sebagai pusat ilmu pengetahuan. Di kota ini ia menetap sejak usia 8 tahun memulai pendidikan formalnya. Di Seville ini ia banyak belajar al-Qur’an dan tafsirnya, hadis, fiqh, teologi, dan filsafat. Pada tahun 580 H/1184 M Ibnu `Arabi mulai memasuki jalan pendidikan secara formal di saat ia berusia 20 tahun.
Tahun 598-620 H/1201-1223 M, ia melakukan pengembaraan ke berbagai tempat di Timur Dekat. Mekkah bagi Ibnu `rabi bukan sekedar tempat melaksanakan ibadah haji, thawaf sekitar ka`bah, dan lain-lain. Mekah baginya adalah tempat meningkatkan kualitas kehidupan mistiknya. Ka`bah sebagai pusat kosmik merupakan tempat khusus memperoleh pengalaman rohani spritual yang tidak mungkin diperoleh di tempat lain. Dan selama menetap di Mekah ia mempergunakan banyak waktu untuk belajar dan menulis. Pada masa ini ia mulai menulis karya ensiklopedi monumentalnya yang dipakai sebagai referensi para akademisi, yaitu al-Futûhât al-Makkiyah, juga tempat terbitnya karyanya yang lebih pendek seperti Misykât al-Anwâr, Hilyah al-Abdâl,
Tahun 601-604 H/1204-1207 M ia mengunjungi kota-kota seperti Madinah, Yerussalem, Baghdad, Mosul, Konya, damaskus, Hebron, dan Kairo.
Masa kematangan spritual dan intelektualnya sebagai seorang sufi. Fase ini berlangsung sekitar 17 tahun. Pada fase ini ia mencurahkan banyak perhatiannya untuk membaca, mengajar, dan menulis. Di masa ini ia menyelesaikan karya monumentalnya al-Futûhât al-Makkiyah yang telah dimulai ditulis ketika masih menetap di Mekah dahulu. Ia menulis Fushûsh al-Hikam, al-Dîwân al-Akbar kumpulan utama puisi mistiknya, `Anqa` Mughrib, Muhâdharah al-Abrâr, dan lain-lain. Pada tahun 620/1223 M ini ia memilih Damaskus sebagai tempat menetapnya hingga akhir hayatnya. Keputusannya itu diambil untuk memanfaatkan ajakan penguasa Damaskus saat itu al-Malik al-`Adil (W.625 H/1227M).
Ibnu `Arabi wafat pada tanggal 22 Rabi` al-Tsani 638 H atau bertepatan dengan bulan Nopember 1240 M di Damaskus. Pembagian periode atau fase mengenai sejarah perjalanan kehidupan Ibnu `Arabi ini seperti telah disebutkan di atas, sebetulnya dianut oleh H. Corbin dalam bukunya Creative Imagination in the Sufisme of Ibnu `Arabi dan Toshihiko Izutsu dalam “Ibnu `Arabi” The Encyclopedia of Religion, demikian dikemukakan oleh Kautsar Azhari Noer.
Kepustakaan:
Ibnu `Arabi, Sufis of AndalusiaDiterjemahkan M.S. Nasrullah, “Sufi-Sufi Andalusia” Bandung: Mizan, 1994. S.A.Q. Husaini, Ibnu al-`Arabi: The Great Muslim Mystic and Thinker, Lahore: Sh. Muhammad Ashraf, t.th. Kautsar Azhari Noer, Ibnu Al-`Arabi Wahdat al-Wujud dalam Perdebatan. Jakarta: Paramadina, 1995. Toshihiko Izutsu, “Ibnu al-`Arabi” The Encyclopedia of Religion. ed. Mircea Eliade (New York: Macmillan, 1987.