Tujuan dan Ruang Lingkup Pembahasan ’Ulum al-Qur’an
Pada: September 07, 2011
Tujuan utama dari mempelajari ’Ulum al-Quran adalah untuk memahami Kalam Allah dalam berbagai aspek pembahasannya, baik dari aspek turunnya, pengumpulan, dan penulisannya, maupun dari aspek bacaan dan penafsirannya serta tidak ketinggalan pula aspek kandungannya itu sendiri. Adapun faedah lain mempelajari ’Ulum al-Quran ialah supaya kita mempunyai senjata ampuh yang dapat kita pergunakan untuk membela kesucian al-Quran al-Karim, dan supaya mudah mengarungi tafsir al-Quran.
Ulum al-Quran adalah suatu ilmu yang mempunyai ruang lingkup yang cukup luas, dan mencakup semua ilmu yang berkaitan dengan al-Quran, baik berupa ilmu-ilmu agama seperti tafsir, fighi, akidah, tasawuf dan sebagainya dan ilmu-ilmu bahasa Arab, seperti nahwu, sharaf, balaghah dan sebagainya Bahkan sebagian ulama, diantaranya Az-Zarkasyi dalam kitabnya al-Burhan fi ’Ulumil Quran menyebutkan bahwa ilmu-ilmu al-Quran tidak terhitung banyaknya.
Pandangan lain dikemukakan oleh As-Suyuthi yang mengatakan bahwa ruang lingkup pembahasan ’Ulum al-Quran tidak hanya terbatas pada ilmu-ilmu agama tapi juga ilmu-ilmu umum misalnya filsafat, sejarah,astronomi, ekonomi, kedokteran dan sebagainya sesuai tema yang dibawa oleh ayat-ayat al-Quran yang bersangkutan. Ia beralasan bahwa al-Quran adalah kitab hidayah (petunjuk) yang mengandung berbagai aspek kehidupan manusia yang tidak hanya kehidupan akhirat tetapi juga kehidupan dunia. Pandangan ini sejalan dengan pendapat Abu Bakar Ibn al-Arabi yang mengatakan bahwa ’Ulum al-Quran memiliki banyak cabang ilmu-ilmu yang tak terhitung banyaknya. Beberapa ulama pemikir kontenporer yang sejalan dengan pendapat ini seperti Muhammad Abduh, Ahmad Nahrawi Salam, Ali Syariati, dan Harun Nasution.
Beberapa pandangan di atas, memberikan pemahaman bahwa pada dasarnya yang menjadi pokok pembahasan ’Ulum al-Quran adalah ilmu–ilmu agama dan bahasa Arab. Namun, melihat kenyataan adanya ayat-ayat yang menyangkut berbagai aspek kehidupan dan tuntutan yang semakin besar kepada petunjuk al-Quran, maka untuk menafsirkan ayat-ayat yang menyangkut disiplin ilmu tertentu memerlukan pengetahuan tentang ilmu tersebut, misalnya penafsiran ayat-ayat qauniah memerlukan pengetahuan astronomi, ayat-ayat ekonomi memerlukan ilmu ekonomi, dan ayat-ayat politik memerlukan ilmu politik, dan sebagainya.
T.M. Hasbi Ash-Shiddieqy membagi kedalam tujuh belas ilmu-ilmu al-Quran yang terpokok yaitu:
- Ilmu Mawathin al-Nuzul. Ilmu ini menerangkan tempat-tempat turun ayat, masanya, awal dan akhirat.
- Ilmu Tawarikh al-Nuzul. Ilmu ini menjelaskan masa turunnya ayat, urutan turunnya surah dari awal sampai sempurnah.
- Ilmu Ashab al-Nuzul yang menjelaskan sebab-sebab turunnya ayat.
- Ilmu Qira’atyaitu ilmu yang menerangkan bentuk-bentuk bacaan al-Quran yang telah diterima dari Rasul saw.
- Ilmu Tajwid.Ilmu ini menerangkan cara membaca al-Quran dengan baik yaitu menerangkan di mana tempat memulai, berhenti, pendek, panjangnya bacaan dan sebagainya.
- Ilmu Gharib al-Qur’an yaitu ilmu yang menerangkan kata-kata yang ganjil dan tidak terdapat dalam kamus-kamus bahasa Arab yang biasa atau tidak terdapat dalam percakapan sehari-hari.
- Ilmu I’rab al-Qur’an yaitu ilmu yang menerangkan baris kata-kata al-Quran dan kedudukannya dalam susunan kalimat.
- Ilmu Wujud wa al-Nazair. Ilmu yang menerangkan kata-kata al-Quran yang mengandung banyak arti dan menerangkan makna yang dimaksud pada tempat tertentu.
- Ilmu Ma’rifah al-Muhkam wa al-Mutasyabih yakni ilmu yang menjelaskan ayat-ayat yang dipandang muhkam (jelas maknanya) dan yang muntasyabih (samara maknanya).
- Ilmu Nasikh wa al-Mansukh yang menerangkan ayat-ayat yang dianggap mansukh (yang dihapuskan) oleh sebagaian para mufassir.
- Ilmu Badai al-Quran yang bertujuan menampilkan keindahan-keindahan al-Quran dari sudut kesusatraan, keanehan-keanehan, dan ketinggian balaghahnya.
- Ilmu I’jaz al-Quran. Ilmu ini menerangkan kekuatan susunan dan kandungan ayat-ayat al-Qur’an sehingga dapat membungkemkan para sastrawan Arab.
- Ilmu Tanasub. Ayat al-Quran yaitu ilmu yang menerangkan persesuaian dan keserasian antara sesuatu ayat dan ayat yang di depan dan yang dibelakangnya.
- Ilmu Aqsam al-Quran yaitu ilmu yang menerangkan arti dan maksud-maksud sumpah Tuhan yang terdapat dalam al-Quran.
- Ilmu Amtsal al-Quran yang menerangkan maksud perumpamaan-perumpamaan yang dikemukakan al-Quran.
- Ilmu Jidal al-Quran yaitu ilmu yang membahas bentuk-bentuk dan cara-cara debat dan bantahan al-Quran yang dihadapkan kepada kaum Musyrik yang tidak bersedia menerima kebenaran dari Tuhan.
- Ilmu Adab Tilawah al-Quran Ilmu ini memaparkan tata cara dan kesopanan yang harus diikuti ketika membaca al-Quran.
Referensi Makalah®
*Berbagai sumber