Ulasan Sejarah Bangsa Mongol
Pada: September 12, 2011
Bangsa Mongol berasal dari daerah pedalaman dan pegunungan Mongolia di daratan Asia yang membentang dari Asia Tengah, Siberia Selatan, Tibet Utara dan Turkistan Timur. Nenek moyang mereka bernama Alanja Khan, ia mempunyai dua orang putra kembar, Tartar dan Mongol. Dari kedua orang itulah lahir dua suku besar, Tartar dan Mongol. Mongol mempunyai anak bernama Ilkhan, yang melahirkan keturunan pemimpin bangsa Mongol di kemudian hari.
Pada masa kerajaan Mongol dipimpin oleh Ilkhan dan Tartar oleh Sanja Khan, keduanya berselisih hingga perselisihannya membawa kepada peperangan yang berakhir dengan kemenangan Sanja Khan dari Tartar. Maka kerajaan Mongol selanjutnya berada di bawah kekuasaan Tartar. Kemudian setelah kerajaan Mongol kuat kembali, mereka menggulingkan kekuatan Tartar dan tampil sebagai penguasa kerajaan-kerajaan yang ada.
Kehidupan bangsa Mongol sangat sederhana, mereka mendirikan kemah-kemah dan berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain. Pekerjaan sehari-hari mereka adalah mengembala dan berburu. Selain itu mereka juga melakukan perdagangan tradisional, yaitu mempertukarkan kulit binatang dengan binatang baik antar sesama maupun dengan bangsa Turki dan Cina yang bersebelahan dengan mereka.
Mongolia terkurung antara dua kerajaan besar, Rusia dan Tiongkok. Seperti kebanyakan wilayah-wilayah yang berada dalam dekapan Asia Timur. Mongolia juga gersang. Sebagian besar wilayahnya hanya ditumbuhi padang rumput yang terkurung oleh deretan pegunungan di Barat dan Utara. Keadaan inilah yang memaksa orang-orang tinggal di Mongolia hidup nomaden.
Sebagai bangsa nomad, ukuran moral bangsa Mongol adalah ukuran moral bangsa padang rumput, maka tak mengherankan apabila pada umumnya orang-orang Mongol mempunyai watak yang keras, suka berperang, dan berani dalam menghadapi maut untuk mencapai keinginannya. Karena memiliki watak yang keras, maka ketika berperang mereka tidak mengenal aturan. Orang-orang Mongol ketika bertempur akan membantai siapa saja-dari bayi sampai orang jompo, mereka akan memenggal kepala musuh yang telah mereka kalahkan. Meskipun demikian mereka sangat taat pada pemimpinnya.
Namun demikian, ada satu pendapat yang mengatakan bahwa bangsa Mongol bukanlah suku nomad sebagaimana dimaksud, tetapi satu bangsa yang memiliki ketangkasan berkuda yang mampu menaklukkan stepa ke stepa, akibatnya kehidupan mereka berpindah-pindah mengikuti wilayah taklukannya dibawah kepemimpinan seorang Khan. Khan yang pertama dari bangsa Mongol itu adalah Yesugey, ayah Chinggis atau Jengis.
Orang-orang Mongol juga tidak begitu memperhatikan kebudayaan tulis. Kehidupan mereka yang terkurung dalam padang rumput membuat mereka tidak peduli dengan baca tulis. Sebagian hidup mereka habiskan untuk mencari makanan, sehingga yang lebih berkembang adalah keterampilan berperang.
Agama yang dianut adalah agama Syamaniah (Samanisme), yang meskipun mereka mengakui adanya Yang Maha Kuasa, tetapi mereka tidak beribadah kepada-Nya, melainkan menyembah arwah, terutama roh jahat, yang menurut mereka mampu mendatangkan bencana, karenanya mereka menjinakkannya dengan sajian-sajian. Di samping itu mereka juga mereka memuliakan arwah nenek moyang yang mereka anggap masih mengatur keturunannya. Semua bentuk peribadatan ini dipimpin oleh seorang kepala agama merangkap dukun, yaitu Shaman yang dianggap memiliki kekuatan gaib dan sanggup berkomunikasi dengan roh yag sudah mati. Selain itu pula mereka menyembah bintang-bintang dan matahari terbit.
Kemajuan bangsa Mongol secara besar-besaran terjadi pada masa kepemimpinan Yasugi Bahadur Khan. Ia berhasil menyatukan 13 kelompok suku yang ada pada waktu itu. Setelah Yasugi meninggal, maka tampuk kepemimpin diserahkan kepada putranya Timujin (Jengis Khan) yang ketika itu masih berusia 13 tahun.
Referensi Makalah®
*Berbagai sumber