Dalil Naqli dan Aqli Sebagai Landasan Jabariyah dan Qadariyah
Pada: October 07, 2011
Setelah penulis mengulas sedikit tentang sejarah Jabariyah dan Qadariyah dan hal yang melatarbelakanginya, maka pada kesempatan kali ini, sebagai bahan referensi makalah akan diulas sedikit dari landasan naqly (alasa yang diambil dari al-Quran dan Hadis) dan aqly (alasan yang bersandar pada akal atau rasional semata) yang menjadi pegangan sekaligus alasan "ada" nya kedua aliran teologi ini.
Tentu, para pengikut kedua aliran ini memiliki landasa naqli dan aqli atas keyakinan mereka. Dalil naqli dan aqli itulah yang membuat mereka yakin bahwa konspe jabariyah maupun qadariyah benar adanya.
Berikut dalil naqli dan aqli pada teologi jabariyah dan qadariyah
Tentu, para pengikut kedua aliran ini memiliki landasa naqli dan aqli atas keyakinan mereka. Dalil naqli dan aqli itulah yang membuat mereka yakin bahwa konspe jabariyah maupun qadariyah benar adanya.
Berikut dalil naqli dan aqli pada teologi jabariyah dan qadariyah
QS. Ash-Shafaat ayat 96 :
وَاللَّهُ خَلَقَكُمْ وَمَا تَعْمَلُونَ
Padahal Allah-lah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat itu".
Al-Anfal ayat 17 :
وَمَا رَمَيْتَ إِذْ رَمَيْتَ وَلَـكِنَّ اللّهَ رَمَى
......dan bukan kamu melempar ketika kamu melempar, tetapi Allah-lah yang melempar.
مَا أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي أَنفُسِكُمْ إِلَّا فِي كِتَابٍ مِّن قَبْلِ أَن نَّبْرَأَهَا إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ
Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (Tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan Telah tertulis dalam Kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.
QS. Al-Insan 30 :
وَمَا تَشَاؤُونَ إِلَّا أَن يَشَاءَ اللَّهُ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلِيماً حَكِيماً
Dan kamu tidak mampu (menempuh jalan itu), kecuali bila dikehendaki Allah. Sesungguhnya Allah adalah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.
Dalil-dalil aqliy yang dijadikan landasan bagi kaum Jabariyah
Makhluk tidak boleh mempunyai sifat sama dengan sifat Tuhan, dan kalau itu terjadi, berarti menyamakan Tuhan dengan makhluknya. Mereka menolak keadaan Allah Maha Hidup dan Maha Mengetahui, namun ia mengakui keadaan Allah Yang Maha Kuasa. Allahlah yang berbuat dan menciptakan, oleh karena itu, makhluk tidak mempunyai kekuasaan.
Manusia tidak memiliki kekuasaan sedikit juapun, manusia tidak dapat dikatakan mempunyai kemampuan (Istitha`ah). Perbuatan yang tampaknya lahir dari manusia bukan dari perbuatan manusia karena manusia tidak mempunyai kekuasaan, tidak mempunyai keinginan dan tidak mempunyai pilihan antara memperbuat atau tidak memperbuat.
Semua perbuatan yang terjadi pada makhluk adalah perbuatan Allah dan perbuatan itu disandarkan kepada makhluk hanya penyandaran majazi. Sama seperti kata pohon berbuah, air mengalir, batu bergerak, matahari terbit dan tenggelam dan biji-bijian tumbuh dan sebagainya.
Dalil-dalil naqliy yang menjadi dasar aliran Qadariyah
QS Ar- Ra`du ayat 11 :
إِنَّ اللّهَ لاَ يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُواْ مَا بِأَنْفُسِهِمْ
Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan[768] yang ada pada diri mereka sendiri..
QS An –Nisa` ayat 110 :
وَمَن يَعْمَلْ سُوءاً أَوْ يَظْلِمْ نَفْسَهُ ثُمَّ يَسْتَغْفِرِ اللّهَ يَجِدِ اللّهَ غَفُوراً رَّحِيماً
...... Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, Kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Dalil-dalil aqliy yang dijadikan sebagai landasan kaum Qadariyah
Jika perbuatan manusia diciptakan atau dijadikan oleh Allah swt mengapa menusia diberi pahala jika berbuat baik dan disiksa jika berbuat maksiyat dan dosa, bukankah yang membuat atau menciptakan perbuatan itu adalah Allah swt sendiri. Jika demikian halnya berarti Allah swt tidak bersikap adil terhadap manusia, sedang manusia itu sendiri adalah adalah ciptaan-Nya.
Melihat bahwa terdapat ayat ayat al-Qur’an dan dalil-dalil aqli menjadi landasan kedua golongan tersebut, tidak mengherankan, sekalipun penganjur paham Jabariyah dan Qadariyah telah lama meninggal, akan tetapi masih terdapat di kalangan kaum muslimin. Dalam sejarah teologi Islam selanjutnya, paham Qadariyah dianut oleh kaum Muktazilah sedangkan paham Jabariyah moderat masih terdapat dalam aliran Asy’ariyah.
Referensi Makalah®
*Berbagai sumber