Dinasti Salajika; Sejarah, Kemajuan,dan Kemundurannya
Pada: November 06, 2011
Pembentukan
Dinasti Salajika biasa juga disebut dinasti Bani Saljuk. Bani Saljuk berasal dari suku bangsa Guzz (Oghuz) di Turkistan dan berimigrasi ke Barat di bawah Saljuk. Bin Tuqaq. Dari nama itulah diambil menjadi nama dinasti Saljuj. Mereka berpindah lagi ke Barat dan berlindung kepada dinasti Samaniyah. Mereka memerdekakan diri pada saat dinasti Samaniyah dikalahkan oleh dinasti Gaznawi. Ketika tampuk kepemimpinan berada di tangan Togril maka ia mengumumkan berdirinya dinasti Saljuk (429-590 H/1038-1194 M), dan diberi pengakuan oleh khalifah Daulat Abbasiyah di Bagdad.
Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa Bani Saljuk mulai memasuki ibu kota Abbasiyah (Bagdad) tahun 447 H/1055 M pada saat pasukan Saljuk di bawah pimpinan Togil mampu memenangkan pemberontakan dan serangan dinasti Buwaihi.
Kemajuan
Pemimpin dinasti Saljuk yang sangat terkenal dan berhasil memajukan dinasti Saljuk, di antaranya adalah Alp Arselan (455-465 H/1063-1072 M), dan Malik Syah (465-485 H/1072-1092 M) dengan menterinya Nizam al-Mulk. Alp Arselan mengembangkan wilayahnya kekuasaannya ke Byzantium dengan memaksa kaisarnya untuk membayar uang tebusan yang tinggi bagi kaisar yang tertawan. Malik Syah sebagai anak Alp Arselan dan penggantinya, mengembangkan wilayah lebih luas lagi yang meliputi Afganistan hingga ke laut Tengah dan dari Asia kecil hingga ke Yaman. Bahkan digambarkan dalam sejarah bahwa kehidupan pemerintahan saat itu menjadi damai dan makmur.
Di bidang pendidikan, Malik Syah bersama menterinya Nizam Mulk mendirikan lembaga perguruan tinggi Islam di Bagdad, yaitu Madrasah Nizamiyah dan Hanafi School, yang diambil dari nama seorang Imam Mazhab empat, yaitu Abu Hanifah. Bani Saljuk berhasil mengembalikan reputasi Daulat Abbasiyah yang bermazhab Sunni dari pemaksaan kehendak pemimpin Bani Bywaihi yang beraliran Syiah. Pada masa itu muncullah ilmuwan-ilmuwan muslim seperti imam al-Gazali, dan masih banyak kemajuan lain yang berhasil dicapai dinasti Saljuk pada masanya.
Kemunduran
Kemunduran dinasti Saljuk berawal ketika Malik Syah dan Nizam al-Mulk wafat. Sepeninggal Malik Syah, Saljuk diguncang oleh perselisihan dan pertikaian di kalangan keluarga kerajaan akan perebutan-perebutan kekuasaan. Barqiyaruq (487 H/1094 M) dapat menyingkirkan saudaranya Mahmud (485 H/1092 M) dengan mendapat gelar “Rukn al-Din”
Selain itu, kemunduran bahkan kehancuran dinasti Saljuk disebabkan oleh banyaknya problem dalam negara yang tidak terselesaikan dengan baik. Hal ini mengakibatkan timbulnya pemberontakan suku Oghuz yang kepentingannya diabaikan oleh pemerintahan pusat. Kekuasaan Bani Saljuk berakhir dengan menguatnya kembali para khalifah Daulat Abbasiyah di Bagdad (590 H/1194 M) Khalifah-khalifah Abbasiyah kembali bangkit dan memberikan pengaruh politik terhadap kekuasaan Saljuka.
Referensi Makalah®
Kepustakaan:
W. Montgomery Watt, The Majesty that was Islam, diterjemahkan oleh Hartono Hadikusumo dengan judul “Kejayaan Islam Kajian Kritis” Yogyakarta: Tiara Wacana, 1990. Ali Mufrodi, Islam di Kawasan Kebudayaan Arab. Jakarta: Logos, 1997. K. Ali, A Study Of Islamic History, diterjemahkan oleh Gufron A. Mas’udi dengan judul “Sejarah Islam” Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1997. Hamka, Sejarah Ummat Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1981. Ahmad Syalabi, Mausu’at al-Tarikh al-Islamiy Kairo: Maktabat al-Nahdat al al-Misriyah, 1978.