Pengantar Metode Rasionalistik
Pada: November 07, 2011
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, bahwa penelitian berasal dari kata “teliti’. Yang berarti: 1) pemeriksaan yang teliti, 2) kegiatan pengumpulan, analisis dan obyetif untuk memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotets untuk mengembangkan prinsip-prinsip secara umum.
Penelitian secara terminologi sebagai upaya untuk mencari keberanan dengan menggunakan metode-metode dan sistem-sistem tertentu.
Rasionalistik berasal dari bahasa latin; ratio kemudian diindonesiakan menjadi rasio yang berarti pikiran sehat. Rasionalistik adalah suatu penelitian yang menggunakan akal sebagai patokan dalam menganalisa suatu masalah. Rasionalisme merupakan salah satu aliran filsafat yang membawa kepada kebenaran yang menekankan rasio sebagai sumber utama pengetahuan. Hasan Shadily dalam bukunya ensiklopedia Indonesia menyatakan bahwa Rasional itu adalah sesuai dengan nalar atau akal sehat.
Dari keterangan yang dipaparkan di atas dapat difahami bahwa penelitian yang bercorak rasionalistik adalah penelitian yang sangat mengadakan kemampuan rasio untuk menganalisa segala fenomena akan umumnya dan fenomena agama khususnya.
Menurut Noeng mukafir, bahwa landasan filsafat dari corak rasionalistik sebagai berikut.
- Dilihat dari segi Dutologik, Rasionalistik lebih banyak memunculkan teori-teori dasar karena konseptualisasi yang ilmiah jika dibandingkan dengan corak positisme.
- Dilihat dari segi aksiologik, kemampuan manusia untuk menggunakan daya pikir dan akal budi dalam memakai emperi seusual itu sendiri yang dihasilkan indra.
- Dilihat dari segi epistemologik, Rasionalistik berdasarkan pemikiran antara obyek peneliti dengan obyeknya.
Desain yang Bercorak Rasionalistik
Rasionalistik menjelaskan bahwa semua ilmu berasal dari pemakaian intelektual yang dibangun di atas kemampuan argumentasi secara logik. Juga menyatakan bahwa ilmu yang valid adalah merupakan abstraksi, simplikasi atau idealisasi dari realitas dan terbukti koheren dengan sistem logikanya.
Dengan demikian dari penjelasan di atas, dapat dipahami bahwa desain penelitian yang bercorak rasionalistik berdasarkan dari kerangka teoritik yang dibangun dari pemaknaan hasil penelitian terdahulu, teori yang dikenal, buah pikiran para pakar dan dikonstruksikan menjadi sesuatu yang problematik yang kemudian diteliti
Komponen-komponen yang perlu diperhatikan dalam kerangka teoritik sebagai berkut:
1. Ada Grand-cutopt yang melandasi seluruh pemikiran teoritik dari suatu pemikiran teoritik dari suatu penelitian. Grand-theory yang banyak diterapkan dalam model ini dapat di lihat dari beberapa proses antara lain:
- Proses pemikiran yang mengikuti pola pikir genetik atau pola pikir historik atau pekembangan. Asumsi semacam ini adalah segala sesuatu yang berkembang dari yang lebih elementer ketingkat yang sempurna. Cara berpikir terjadi di atas; pola pikir evolusioner, historik, perdiktif lincer, antisipatif, kontekstual, dan mophogenetik.
- Pola pikir sistimatisasi ilmu penegtahuan. Pola ini pun banyak macamnya seperti pola pikir sistimatik, fungsional pragmatik, konstektual elektik dan utofik.
- Pola pikir yang disusun dari statika elementer kedinamika elementer. Pola pikir tersebut dimulai dari: pola pikir struktural mekanistik, organik, psiko-dinamik, interaktif sistemik, dan sinergik.
2. Hipotesis atau tesis yang hendak diuji kebenarannya secara empirik.
Dalam pengembangan selanjutnya makna teoritik perlu diikuti makna empitik. Rasionalistik mampu mengemukakan dua pilihan penelitian yakni kualitatif dan kuantitatif.
Referensi Makalah®
Kepustakaan:
Tim Penyususn kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1990. Radhi al-Hafidh, Prolog Kuliah Perdana Metodologi Penelitian agama, PPS IAIN Alauddin Makassar Semester II, 2000/2001. Hogan Shadily, Ensiklopedi Indonesia, Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoove. Noeng Mokhajir, Metododligi Penelitian Kualitastif, Yokyakarata: Rake Sarasin, 1996.