Sejarah Awal Kedatangan Islam di Amerika Serikat
Pada: December 18, 2011
Sebagian ahli sejarah kontemporer menyatakan pelaut muslim adalah orang-orang Islam pertama yang menyeberangi samudra Atlantik dan tiba di pantai-pantai Amerika. Ahli sejarah lainnya menyatakan bahwa Chistopher Colombus telah dibimbing untuk mendarat di benua tersebut oleh pembantu-pembantu muslim Andalusia atau Maroko yang jasa-jasanya telah Colombus beli.
Menurut seorang ahli geografi berkebangsaan Arab, al-Syerif al-Idrisi, delapan petualang berkebangsaan Arab telah berlayar dari Lisabon, Portugis, mencoba menemukan daerah seberang lautan Atlantik. Disebutkan bahwa mereka mendarat di Amerika Selatan. Ahli-ahli sejarah telah menyangkal bahwa laporan al-Idrisi ini telah mengilhami Colombus untuk mencapai Timur dengan berlayar ke Barat yang ternyata menuntunnya menemukan Amerika. Berbeda dengan informasi tentang kedatangan para petualang Arab ke Amerika yang masih diragukan, informasi mengenai kedatangan orang-orang Islam asal Afrika antara abad XVI dan XVIII, lebih dapat dipastikan.
Menurut salah satu sumber, kedatangan Islam paling awal terjadi antara tahun 1875 dan 1912 dari kawasan pedesaan Suriah, Yordania, Otorita Palestina, dan Israel. Demikian yang dikemukakan John L. Esposito bahwa masa perpindahan terbesar penduduk muslim ke Amerika terjadi abad ke-17 hingga 19. Kemungkinan seperlima dari orang-orang Afrika yang dibawa dalam perdagangan budak merupakan orang-orang muslim. Pada mulanya mereka berusaha mempraktekkan ajaran-ajaran agama mereka, tetapi banyak di antara mereka yang dipaksa berpindah agama, dari agama islam ke agama Kristen.
Terdapat pula catatan sejarah dalam literatur lain bahwa muslim pertama di Amerika adalah imigran Arab dari kalangan Afro-Amerika dengan cara jual beli budak. Anggapan ini dibantah oleh Akbar Muhammad. Ia mencatat bahwa orang Amerika pertama yang tercatat sebagai pemeluk Islam adalah Revered Norman, seorang misionaris gereja modernis di Turki yang memeluk Islam pada tahun 1870. Pada dekade berikutnya, seorang Eropa-Amerika, Muhammad Alexander Webb memeluk Islam ketika ia bertugas sebagai Konsulat Jenderal Amerika Serikat di Philipina pada tahun 1887. Ia adalah pelopor utama yang mendirikan organisasi Islam di Amerika Serikat pada tahun 1893. Ia kemudian berperan sebagai dai/muballig, dan menerbitkan The Moeslim World sebagai media dakwahnya.
Di samping itu, migrasi orang-orang Islam ke Amerika Serikat sejak akhir abad ke-19 hingga paruh kedua abad ke-20, sekurang-kurangnya terjadi lima gelombang.
Pertama, migrasi terjadi pada tahun 1875 hingga 1912. Mereka yang bermigrasi pada umumnya adalah pemuda desa yang tidak terpelajar dan tidak mempunyai keterampilan. Mereka berasal dari Syiria, Jordania, Palestina dan Libanon yang ketika itu masih berada di bawah pemerintahan Utsmani. Mereka berimigrasi karena keadaan ekonomi di negerinya tidak menguntungkan dan mereka berharap mendapat keuntungan finansial di Amerika Serikat pada umumnya mereka bekerja di pabrik-pabrik dan toko-toko di sana.
Kedua, migrasi terjadi pada tahun 1918 sampai 1922, yaitu setelah terjadi Perang Dunia Pertama. Mereka pada umumnya orang-orang intelek yang terdidik yang berasal dari perkotaan. Mereka umumnya adalah saudara, kawan atau kenalan imigran yang telah ada di Amerika Serikat sebelumnya.
Ketiga, migrasi terjadi tahun 1930 sampai 1938 yang terkondisikan oleh kebijakan imigrasi Amerika Serikat yang memberikan prioritas kepada mereka yang keluarganya telah lebih dahulu menetap di Amerika Serikat.
Keempat, imigrasi terjadi pada tahun1947 hingga 1960. Para imigran yang datang ke Amerika Serikat pada gelombang ini bukan saja berasal dari timur tengah, tapi juga berasal dari India, Pakistan, Eropa Timur dan Uni Soviet. Mereka datang ke Amerika Serikat sebagai pengungsi atau untuk mencari kehidupan yang lebih baik, memperoleh pendidikan yang lebih tinggi, atau untuk mendapatkan teknik lanjutan dan mendapat pekerjaan secara spesialis.
Kelima, migrasi dimulai pada tahun 1967 sampai sekarang. Mereka yang datang ke Amerika Serikat pada gelombang ini, selain karena alasan ekonomi juga yang utama dikarenakan alasan politik. Dunia Arab pada masa itu mengalami penderitaan karena konfrontasi dengan Israel dan konflik-konflik lainnya. Mereka yang datang pada umumnya orang-orang terpelajar Oleh karena itu,mereka pada umumnya mudah memperoleh pekerjaan dibanding yang datang sebelumnya. Imigran muslim yang datang ke Amerika Serikat yang populer pada gelombang ini antara lain, Faziur Rahman dari Pakistan yang menjadi guru besar Universitas Chicago; Sayyed Husain Nashr dari Iran yang menjadi guru besar di Universitas Washington; Ismail al-Faruqi yang menjadi guru besar di Universitas Harvard; Dawud Hasan dari Palestina yang menjadi Concil of Masjid of The United States; Thaha Jabir Fayad al-'Urwani dari Irak yang menjadi Presiden International Institut of Islamic Thought; dan Imam Khatab alumni Universitas al-Azar dan McGill University yang menjadi imam dan Direktur Islamic Centre of Greater Toledo, Ohio.
Mengenai cara orang-orang Amerika Serikat mempertahankan keIslamannya digambarkan oleh Eric C. Lincoln dalam bukunya The Black Muslim in Amerika. Pada awal buku, Lincoln menceritakan penilaian sebagian mahasiswanya tentang ajaran Kristen yang mengklaim dirinya sebagai anak Tuhan adalah orang-orang munafik. Perlakuan mereka terhadap orang-orang Negro (Afro-Amerika) tidak adil. Lincoln menjelaskan mahasiswanya beranggapan bahwa Islam adalah satu-satunya agama yang dapat memberi martabat dan harga diri terhadap orang-orang Negro. Oleh karena itu, ajaran Drew Ali dan Marcusgavey mendapat sambutan yang antusias dari kalangan Afro-Amerika. Gerakan agama tersebut kemudian dilanjutkan oleh Elijah Muhammad yang sebelum menjadi muslim adalah aelja Poole yang kemudian mengklaim dirinya sebagai rasul (Messeger of Allah) dan meng-klaim bahwa ajarannya berasal dari Imam Mahdi Fard Muhammad. Ajaran Elijah Muhammad menggunakan konsep Kristen tentang Tuhan dan inkarnasi. Tuhan menampakkan dirinya sebagai manusia untuk merekrut para pengikut dan utusannya. Ajaran ini menambah kharismatik dirinya sebagai pemimpin masyarakat yang dinamainya Nation of Islam (NOI).
Aliran-aliran atau semua mazhab tetap berkembang di Amerika Serikat dan pendatang Syi'ah pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, datang ke Amerika dan di sana mereka bekerja kasar, oleh karena mereka bukan kaum terdidik dan mereka relatif miskin, seperti halnya kaum pendatang Sunni pada masa itu. Mayoritas pendatang Syi'ah adalah aliran Itsna Asyariah. Aliran Sy'ah lain yang ada di Amerika adalah Isma'iliyah.
Bila dihitung secara kasar, sepertiga muslim yang berada di Benua Amerika adalah orang-orang Amerika keturunan Afrika yang sudah bergabung dengan arus utama Islam satau salah satu gerakan sektarian yang secara langsung terindetifikasi dengan doktrin Islam secara longgar, dan moderat.
Di samping Syi'ah dan Sunni, Ahmadiyah juga berkembang di Amerika Serikat. Mereka ini mendakwahkan Islam di Amerika dan telah banyak mengislamkan penduduk kulit putih dan memasukkan Sunni ke dalam ajaran mereka, Ahmadiyah berganti sasaran, yakni komunitas Amerika keturunan Afrika. Selain itu, tentu masih ditemukan kelompok-kelompok kecil aliran Islam di Amerika, dan mereka di sana mengamalkan ajaran keislaman sesuai yang dipahaminya berdasarkan aliran dan mazhab yang dianut.
Referensi Makalah®
Kepustakaan:
Ajid Thohir, Perkembangan Peradaban Islam di Kawasan Dunia Islam, Jakarta, PT. RajaGrafindo Persada, 2002. Jane Smith, "Pola-pola Imigrasi Muslim" dalam Jurnal Kehidupan Muslim di Amerika, t.d. John L. Esposito (ed), The Oxford Encyclopedia of the Modern Islamic World, New York: Oxford University, 1995. Murad Wilfred Hofman, Religion on the Rise; Islam in the Third Millenium, di-terjemahkan oleh Abdullah Ali dengan judul Bangkitnya Agama; Ber-Islam di Alaf Baru, Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2003. Juhaya S. Praja, Sejarah dan Perkembangan Pemikiran Modern dalam dalam Islam; Sejarah Islam Amerika Serikat dan Yoguslavia, Pemikiran Politik, Arabisme, Kabangsaan, dan Islamisasi Pengetahuan, Tasikmalaya: IAILM, 1992.