Kemajuan Dinasti al-Muwahhidun
Pada: January 27, 2012
Setelah Ibn Tumart berhasil menyusun kelengkapan organisasi pemerintahannya merupakan awal kemajuan dinasti al-Muwahhidun. Keberhasilan Ibn Tumart menarik simpati dari para pendukungnya, selain disebabkan pribadinya yang kharismatik, juga disebabkan adanya dukungan seorang brilian yang bernama Abdul Mukmin Ali al-Kaufi, maka peran Abdul Mukimin semakin menguatkan posisi Ibn Tumart dalam mengelola pemerintahannya, sehingga ketika mulai merasa kuat (punya power) ia melakukan reaksi penyerangan terhadap Dinasti al-Murabitun pada tahun 524 H/ll30 M dengan mengepung ibu kota Maroko.
Dalam penyerangan tersebut pasukan al-Muwahhidun mengalami kekalahan yang menyebabkan kematian bagi Ibn Tumart, namun kematian tersebut dirahasiakan selama bertahun-tahun agar tidak menurunkan semangat jihad para pendukungnya, demi kemajuan dinasti al-Muwahhidun, sehiungga Abdul Mukmin mempunyai waktu yang cukup untuk mengorganisasi gerakan al-Muwahhidun.
Beberapa tahun kemudian setelah meninggalnya Ibn Tumart, yakni pada tahun 527 H/lll3 M, Abdul Mukmin dibaiat sebagai pemimpin al-Muwahhidun. Sebagai seorang yang cerdik dan luas pandangannya serta berpengalaman dalam strategi militer, ternyata pilihan terhadapnya sebagai pemimpin al-Muwahhidun sangat tepat, ternyata di bawah kepemimpinannya, al-Muwahhidun berhasil menumbangkan kekuasaan al-Murabithuthun pada tahun 540 H/ll45 M, sehingga berdampak terhadap kemajuan dinasti al-Muwahhidun.
Beberapa sumber sejarah menyebutkan kemajuan dinasti al-Muwahhidun mulai nampak, setelah kejatuhan al-Murabithun. Runtuhnya kekuasaan al-Murabithun pada tahun ll43 M, baik di Afrika Utara maupun di Spanyol kemudian digantikan oleh Dinasti al-Muwahhidun, maka Saragossa yang pernah jatuh ke tangan Kristen pada tahun 1118 M, kembali ditaklukkan oleh al-Muwahhidun pada tahun 1146 M. Munculnya Dinati al-Muwahhidun di Spanyol pasca runtuhnya Dinasti al-Murabithun adalah merupakan suatu kekuatan baru yang memiliki pergerakan ingin menegakkan tauhid dan menolak segala bentuk anthropomisme, sehingga antara tahun 1114-1154 M, kota-kota muslim penting seperti Cordova, Almeria, dan Granada, jatuh ke bawah kekuasaannya, bahkan Kristen dapat dipukul mundur. Menurut Philip K.Hitti, untuk pertama kalinya dalam sejarah Islam, wilayah Afrika Utara dari seluruh pantai Atlantik sampai perbatasan Mesir dan wilayah Andalusia, menjadi wilayah kekuasaan al-Muwahhidun, padahal sebelumnya al-Murabithun hanya menguasai Maroko, sebagian Spanyol, dan sebagian Aljazair. Kemajuan-kemajuan yang dicapai oleh Dinasti al-Muwahhidun, bukan saja terlihat pada kemampuan dalam menganeksi beberapa wilayah, seperti Tlemen, Fez, Tangier, dan Agmant yang telah dikuasai sepenuhnya (1146 M), menaklukkan Maroko (1147 M), menganeksasi Spanyol dan sekitarnya selama lima tahun (1145-1150 M), menguasai Aljazair (1152 M), Tunisia (1158 M), dan Tripoli (1160 M), serta mempersatukan pengikut-pengikutnya dan kabilah-kabilah yang ada di negeri Tinmal dan negeri Shaal, akan tetapi perkembangan kemajuan yang dicapainya juga terlihat dalam kemampuannya, baik dalam bidang militer, intelektual, sosial, maupun dalam bidang kebudayaan.
Referensi Makalah®
Kepustakaan:
Abd. Al-Hamid al-Abadi, Al-Mujmal fi Tarikh al-Andalus, Kairo : Dar al Kalam, l964. Abdul Halim ‘Uwais, Dirasah li Suquti Salasina Daulah Islamiyyah, diterjemahkan oleh Yudian Wahyudi dengan judul “Analisa Runtuhnya Daulah-daulah Islam”, Solo: Mantiq, l992. B. Lewis (ed), The Encyclopedi of Islam, Vol.III London: Leiden E.J.Briil, l971. Ibn al-Atsir, Al-Kamil fi al-Tarikh, Jilid X, Beirut: Dar-Beirut, l966. Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, l997. Ibn al-Atsir, loc.cit. Lihat juga Hasan Ibrahim Hasan, Tarikh al-Islamiy, Jilid I, Kairo: Maktabah al-Nahdah al-Mishriyyah, 1967. Philip K.Hitty, The History of the Arabs London: Mac Millan Press, 1997. Hamka, Sejarah Umat Islam, Jilid II, Jakarta: Bulan Bintang, t.th.