Material Makalah; Pengertian Hermeneutika
Pada: January 26, 2012
Bagi mayoritas kaum muslim, istilah hermeneutika adalah sesuatu yang masih sangat asing, padahal sebenarnya kalau kembali kehistoris hermeneutika sendiri ia sudah ada sejak berabad-abad di eropa barat dipakai untuk menkaji teks-teks bible.
Hermeneutika secara umum, adalah ilmu takwil atau interpretasi sejak masa yunani kuno, memiliki makna yang sangat luas yaitu sejumlah pedoman untuk pemahaman teks-teks yang bersifat otoritatif, seperti: dogma dan kitab suci, teknik pemahaman ini lebih merupakan sebuah seni pemahaman ketimbang suatu teori tentang pemahaman , baru dewasa ini, pada abad ke 18 ada usaha menberi wujud metodologis dan teoritis atas teknik-teknik penafsiran teks-teks menjadi sebuah ilmu pengetahuan hermeneutic, secara ringkas hermeneutika adalah penafsiran, atau menbongkar motif-motif sebuah realitas dengan berlandaskan bahasa dan data-data historis. Juga pada waktu yang sama, merupakan metode baru dalam pendekatan pemahaman teks-teks keagamaan, sastera, perbandingan agama, antrophologi (ilmu manusia), dan ilmu sosial kemasyarakatan dan manusia moderen.
Kata hermeneutika atau hermeneutic, adalah pengindonesiaan dari kata inggris hermeneutics, kata ini berasal dari yunani yaitu hermeneuin, secara arti konvensionalnya adalah teori atau ilmu takwil dan tafsir (inpretasi),yang berarti mengungkapkan atau mentafsirkan pikiran-pikiran seseorang, atau menerjemahkan kedalam bahasa yang lebih terang dapat dipahami dengan menformatnya kedalam sebuah ungkapan atau statemen. Jadi pengertian tersebut diatas sebenarnya hermeneutika merupakan usaha untuk beralih dari suatu yang relative gelap kesesuatu yang lebih terang, mengalih bahasakan dari bahasa yang asing bagi kita yang maknanya gelap kedalam bahasa kita sendiri yang maknanya jelas.
Kata ini berasal dari mitologi yunani, sebagaimana diketahui bahwa dalam masyarakat yunani tidak ada sebuah agama tertentu, tapi mereka hanya percaya pada Tuhan dalam bentuk mitologi. Namun sebenarnya dalam mitologi yunani terdapat dewa-dewi yang dikepalai oleh dewa zeus dan maiya yang menpunyai anak bernama hermes. Hermes dipercayai sebagai mediator para dewa untuk menjelaskan (memanusiakan) pesan-pesan para dewa di langit. Kemudian dari nama hermes inilah konsep hermeneutic kemudian digunakan.
Mencermati asal kata hermeneutika yang diadopsi dari mitos yunani, sebuah indikasi kuat bahwa hermeneutika adalah kajian ilmiah tentang penafsira teks-teks suci, dan erat kaitannya dengan pemahaman bahasa, yang menurut teologi keristen khatolik (ortodox) bahwa teks-teks bible memiliki otoritas dan kemanpuan dalam mengungkap pesan-pesan teks bible itu sendiri, tanpa hermeneutika. Hal ini senantiasa mendapat keritikan tajam di sepanjang era gerakan reformasi oleh kalangan keristen protestan, mereka mengajarkan bahwa pemahaman makna spiritual suatu teks tidak berasal dari teks atau dari informasi teks, tapi melalui pemahaman simbolik yang merujuk kepada sesuatu diluar teks. Metode ini dikenal sebagai alegoris yang dikembangkan lebih lanjut oleh philo of alexandrea (20 SM - 50 M). Seorang yahudi yang kemudian dikenal dengan bapak methode alegoris.
Metode alegoris ini yang berpusat di Alexandria ditentang oleh kelompok yang membela metode literal (grammatical) yang berpusat di Antioch. Pertentangan antara kelompok Alexandria dan Antioch mereprentasikan pertentangan metode interpretasi simbolik dan literal. Pertentangan antara dua konsep hermeneutika ini menbuat seorang teolog dan filosof Kristen St. Augustine of Hippo (354-430) mengambil jalan tengah, ia lalu menberi makna baru bagi hermeneutika dengan menperkenalkan teori semiotic (teori tentang symbol), teori ini dimaksudkan untuk dapat mengontrol terjadinya distorsi bacaan alegoris teks bible yang cenderung arbitrer, dan juga dari literalisme yang terlalu simpatik. Ia menyarankan agar bible dibaca dalam prespektif teologis yang telah tersurat dalam teks bible sendiri.
Berangkat dari kritikan-kritikan terhadap para Kristen protestan, dari situ mereka berusaha mengadakan penjelasan terhadap kompoten teks-teks suci untuk dapat dipahami, hasil dari semua itu melahirkan berbagai teori dan implikasi, pada gilirannya menbuat format baru untuk hermeneutika. Baca Sejarah Perkembangan Hermeneutika di sini
*Berbagai sumber