Ejaan Bahasa Arab dalam al-Quran
Pada: February 16, 2012
Dalam beberapa bahasa yang umum di dunia, karakter tertentu memiliki dua fungsi; (dalam bahasa Latin), huruf i dan u kedua-duanya berfungsi sebagai vokal dan konsonan.
Fungsi konsonan i berbunyi seperti y dalam kata yes. Dalam beberapa teks konsonan i ditulis dengan j. Dalam Latin juga, huruf b jika diikuti dengan s maka berbunyi p (contohnya abstuli = apstuli), dan itu juga sama dengan b dalam bahasa Inggris.1 Menarik sekali, huruf j hanya muncul barubaru saja (pada abad 16 atau 17 Masehi) lama setelah media masa cetak ditemukan.2 Dalam bahasa Jerman, kita dapatkan vokal yang diubah menjadi tanda yang ada titik di atas (umlaut) contohnya a, o, u, yang asalnya dieja masing-masing ae, oe, ue.3 Huruf b bisa berbunyi b dalam kata ball (ketika permulaan) atau berbunyi p dalam kata tab (ketika diakhir huruf atau suku kata), sedangkan d bisa berbunyi d atau t. Huruf g bisa berubah-ubah menjadi enam bunyi yang berbeda menurut dialek lokal.
Fenomena yang sama terjadi dalam bahasa Arab. Beberapa suku menyebut kata hatta (حتى) dengan ‘atta (عتى), dan shirat (صراط) dengan sirat (سراط), dan sebagainya. Hal ini disebabkan oleh banyak perbedaan dalam bacaan yang terkenal. Demikian huruf أ - و- ي mempunyai dua fungsi sebagai konsonan dan vokal, sebagai mana dalam bahasa Latin. Masalahnya adalah terletak pada bagaimana penulis dan penyalin Arab dulu (kuno) menggunakan tiga huruf ini, memerlukan perhatian yang khusus. Metode mereka, walaupun kelihatan agak membingungkan kita saat ini, namun cukup jelas bagi mereka. Dari deskripsi singkat ini, penulis mengajak kita menganalisis sistem ortografi (ejaan Arab) pada zaman awal Islam.
Referensi Makalah®
Kepustakaan:
[1] lihat F.L. Moreland dan R.M. Fleischer, Latin,: An Intensive Course, h.1 (dalam Al-A'zami), h.35
[2] ibid, hal 2.
[3] Lihat Harper's Modern German Grammar, London, 1960, hlm. Ix-xvi. (dalam Al-A'zami), h.36