Pengertian Amtsal al-Quran
Pada: February 15, 2012
Secara terminologis para ahli bahasa menggunakan kata amtsal untuk menunjuk kepada:
1) Suatu keserupaan antara dua variabel yang berbeda akan tetapi ada titik sama yang mempertemukan dua hal yang berbeda itu. Ungkapan serupa itu mereka masukkan kedalam apa yang disebut dengan Tasybih Tamtsili seperti dalam kalimat:
”Tiada harta dan keluarga melainkan bagaikan titipan; pada suatu hari titipan itu pasti akan dikembalikan”
2) Untuk menunjukkan kepada pepatah dan peribahasa yakni suatu ungkapan yang digunakan untuk menggambarkan keserupaan suatu kondisi dengan kondisi lain yang diserupakan kepadanya sepertidalam kalimat: ”Jahizah memutuskan semua pembicaraan”
Ungkapan ini digunakan kepada setiap pendapat atau ide yang dapat menyelesaikan permasalahan yang rumit atau yang sulit dicarikan pemecahannya.
Dari kedua contoh diatas, tampak dengan jelas perbedaan yang nyata antara tasybih, tamtsili dengan matsal. Yang pertama menyerupakan dua variabel yang berbeda dalam satu ungkapan atau kalimat; sementara yang kedua menggambarkan pemakaian suatu ungkapan untuk menunjukkan kepada kondisi tertentu yang kassusnya mirip dengan apa yang dikandung dalam ungkapan tersebut.
Devenii amtsal secara terminologi juga diungkapkan oleh Rasyid ridha yang mengatakan bahwa amtsal adalah kalimat yang digunakan untuk memberi kesan dan menggerakan hati nurani.bila didengar terus pengaruhnya kian menyentuh lubu hati paling dalam.
Adapun matsal dalam al-Quran menurut Manna al-Qaththan adalah menonjolkan makna dalam bentuk (perkataan) yang menarik dan padat serta mempunyai pengaruh yang mendalam terhadap jiwa, baik berupa tasybih ataupun perkataan bebas (lepas, bukan tasybih). As-Suyuti mengatakan amtsal ialah menggambarkan sesuatu yang tersembunyi dengan yang nyata dan yang ghaib dengan yang nampak.
Dari paparan diatas, dapat dipahami bahwa amtsal al-Quran adalah ungkapan-ungkapan yang terdapat dalam al-Quran yang memiliki gaya bahasa yang Indah dimana terbentuk persamaan yang terdapat dalam ayat-ayat al-Quran tersebut, baik persamaannya jelas maupun tidak, sehingga kita dapat lebih mudah untuk meresapi dan memahami untuk dijadikan sebagai pelajaran.
Referensi Makalah®
Kepustakaan:
al-Suyuti, Al-Itqan fi Ulum al-Qur’an, Juz II (Cet. III; Mesir Syirkah Maktabah wa Mathba’ah al-Mustafa al-Halabiy, 1951). Muhammad Rasyid Ridha, Tafsir Al-Manar, Jilid I (Beirut: Dar Alfikri, t.th). Manna’ Khalid al-Qaththan, Mabahis fi Ulumil Qur’an, diterjemahkan oleh Mudzakkir AS, dengan judul studi Ilmu-ilmu Qur’an (Cet. VIII; Bogor: Pustaka Litera Antar Nusa, 2004).