3 Langkah Pengembangan Potensi Wisata Sulawesi Selatan
Pada: April 07, 2012
Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia (the largest archipelago), membentang seluas 5.120 km dari barat ke timur dan 1.750 km dari selatan ke utara, negara dengan jumlah penduduk nomor empat di dunia 237 juta, dengan begitu banyak jumlah destinasi pariwisata, memiliki 8 situs warisan budaya dunia, rasanya tidak perlu khawatir dengan jumlah wisatawan yang akan berkunjung, sehingga target 8 juta bahkan lebih wisatawan asing sangatlah realistis.
Provinsi Sulawesi Selatan merupakan pintu destinasi strategis jika menilik Indonesia belahan timur yang bertabur pulau-pulau indah dan eksotik. Posisi itu tersebut menempatkan Sulawesi Selatan sebagai target kunjungan untuk berbagai kepentingan. Makassar, sebagai ibukota provinsi menjadi simpul yang bisa mengakses semua kota-kota utama di timur. Melihat potensi ini Pemerintah Provinsi giat memilah dan memilih strategi yang pas untuk dapat memaksimalkannya, salah satunya adalah dengan mengarahkan para tamu (visitors) untuk melirik potensi wisata.(sumber)
Ada berapa langkah yang dapat dilakukan oleh semua pihak terutama dinas pariwisata. Kesempatan ini, penulis akan mengungkap 3 langkah yaitu:
1. Niat dan Komitmen yang Kuat.
Perubahan nama menjadi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (KEMENPAREKRAF), tentu bukan basa-basi, tanpa alasan, tanpa makna dan tanpa kemauan serius dalam implementasi, tapi berawal dari niat mengembangkan wisata sebagai potensi penghasil devisa yang besar. Tinggal bagaimana niat tersebut diimplementasikan melalui komitmen yang kuat.
Komitmen secara sederhana bermakna ikatan psikologis seseorang terhadap suatu perusahaan, lembaga atau organisasi. Ikatan psikologis tersebut tercipta karena adanya kepercayaan (belief). Kepercayaan akan hadir jika apa yang diberikan sesuai atau lebih dari harapan konsumen. Dalam konteks pariwisata, seorang tourism akan rindu untuk kembali ke tempat yang pernah dikunjunginya jika kepercayaan itu ada. Kepercayaan konsumen inilah yang sulit dibangun. Namun, kepercayaan kembali mampu dihadirkan dengan komitmen yang kuat.
2. Promosi Berkesinambungan
Menurut data United Nation World Tourism Organisation (UNWTO), hampir 1 miliar manusia bepergian ke seluruh dunia tiap tahunnya. Dari jumlah tersebut, -+ 50 juta berkunjung ke Afrika, 60 juta berkunjung ke Timur tengah, 150 juta ke benua Amerika, sekitar 200 juta mengunjungi kawasan Asia pasifik, dan hampir setengahnya 500 juta pergi ke Eropa. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa hanya sekitar 20 % saja pelancong yang mengunjungi kawasan Asia Pasifik. Sementara dari 20 % tersebut, yang cukup mengejutkan adalah bahwa Indonesia hanya dikunjungi oleh 3-4% saja, yakni sekitar 6 hingga 8 juta pelancong tiap tahun, itu pun mayoritas ke Bali.(sumber data)
Dalam hal promosi pariwisata, penulis membagi kepada dua macam media promosi yang besar dan efektif;
a. Melalui Media Visual Televisi
Hotel-hotel bintang lima sekali pun di Singapura, menayangkan saluran televisi hanya perwakilan tiap kategori siaran yang ada. HBO (mewakili saluran untuk hiburan), CNN (mewakili saluran berita), ESPN (mewakili saluran olah raga), dst. Selebihnya adalah tayangan televisi-televisi lokal Singapura. Tayangan tersebut sebagian besar tayangannya adalah promosi tourism di Singapura.
b. Melalui Media Online
Tahun 2012, jumlah pengguna internet diperkirakan akan mengalami peningkatan 3,1%. Angka ini setara dengan 75.6% dari populasi penduduk dunia. Selama lima tahun terakhir, terjadi kenaikan pengguna internet sebesar 121 persen. Sebanyak 2/3 dari seluruh pengguna internet akan menggunakan jejaring sosial, yang mana 90% dari mereka menggunakan Facebook. Pengguna Twitter tahun 2012 akan naik. Sementara itu, jumlah blog di WordPress dari seluruh dunia mencapai lebih dari 70 juta dan pengguna blog Tumblr ada 39 juta. Pemirsa video online akan mencapai 169,3 juta orang. Persentasenya diperkirakan sebesar 53% dari jumlah populasi penduduk dunia atau 70,8% dari jumlah pengguna internet. Jumlah ini naik 7,1% dibanding 2011. Diperkirakan pembeli produk online akan mencapai 154,6 juta atau mengalami peningkatan 4,4% dibanding 2011. Di bidang e-commerce, sebanyak 26% pengguna internet akan menghabiskan waktunya untuk melakukan reservasi perjalanan dan wisata, membeli peranti elektronik (27%), membeli tiket pesawat (32%), dan membeli pakaian (36%). (sumber data)
Data pengguna internet tersebut, menggambarkan bagaiman prospek promosi wisata melalui media online sangat besar. Data tersebut juga memberikan simulasi sederhana terhadap langkah terbaik yang bisa diambil dari pemanfaatan media online. Melalui jejaring sosial Facebook misalnya, membentuk group dan laman dengan topik pengembangan pariwisata sangat dimungkinkan. Potensi blogger yang ada di sulawesi selatan dengan berbagai komunitas, juga meberikan ruang promosi besar di dunia maya. Bisa dibayangkan bagaimana prospek andai ada gerakan menulis artikel berbahasa asing dengan image dan video di blog/web, isinya tentang pariwisata sulawesi selatan, di share di jejaring sosial Facebook dan twitter.
3. Sinergitas dengan Semua Pihak
Pariwisata dalam pengertian umum menegaskan keterlibatan semua pihak. Hal ini tercermin dari beragamnya macam wisata. Wisata alam harus didukung dengan dukungan alam dan yang terkait dengannya. Wisata kuliner tanpa kuliner tidak mungkin. Jadi erat kaitannya dengan ekonomi kreatif. Area pariwisata bagaimanpun indahnya, jika tidak bersih akan tidak sinkron. Wisata religi, tanpa keterlibatan dan kontribusi pemangku agama juga tidak mungkin. Demikian seterusnya. Sarana prasarana pariwisata membutuhkan pihak terkait meskipun bukan ranah dari program kepariwisataan.
Belum hilang dari ingatan kita, ketika Pemerintah Provinsi berkeinginan membangun area yang berpotensi wisata, namun hasilnya belum maksimal seperti yang diharapkan. Besar kemungkinan hal tersebut diakibatkan kurangnya sinergisme dari semua pihak. Adanya perbedaan pemahaman dari tujuan, analisis keuntungan, dan kesamaan visi pembangunan, menuntut semua pihak untuk duduk bersama menyatakan bahwa pariwisata Sulawesi Selatan adalah lahan besar untuk kesinambungan pembangunan.
3 langkah yang bersifat umum di atas, kiranya dapat menjadi bahan pertimbangan pihak manapun yang peduli dan sadar akan potensi wisata di Sulawesi Selatan. Meski cakupannya lebih cenderung terhadap potensi wisatawan domestik, namun sedikit banyaknya sekaligus akan memberi pengaruh terhadap minat wisatawan lokal. Kita tak perlu menunggu orang, daerah lain melakukan itu. Kita harus memulai dan berinovasi untuk hasil yang diharapkan.