Pengertian Khas dalam Ulum al-Quran
Pada: April 30, 2012
Khash (khusus) adalah lawan kata ‘am, karena ia tidak menghabiskan semua apa yang pantas baginya tanpa pembatasan. Takhsish adalah mengeluarkan sebagian apa yang dicakup lafazh am. Dan mukhassas (yang mengkhususkan) terkadang muttasil (antara am dan mukhassas tidak dipisah) oleh sesuatu hal, tetapi juga ada kalanya munfasil, kebalikan dari muttasil.
Muttasil ada lima macam:
- Istithna’ (pengecualiaan
- Menjadi sifat.
- Menjadi syarat
- Sebagai ghayah (batas sesuatu).
- Sebagai badal ba’ad min kull (pengganti sebagian dari keseluruhan).
Adapun mukhassis munfasil adalah mukhassis yang terdapat di tempat lain, baik ayat, hadis, ijma’ ataupun qiyas. Contoh yang ditakhsis oleh al-Qur’an ialah QS al-Baqarah (2): 228 “والمطلقات يتربصن بأنفسهن ثلاثة قرؤ." Ayat ini adalah bersifat umum, mencakup setiap istri yang dicerai, baik dalam keadaan hamil maupun tidak, sudah digauli maupun belum. Tetapi keumuman ini ditakhsis oleh ayat ath-Thalaq (65): 4 “وأولات الأحمال أجلهن أن يضعن حملهن” dan QS al-Ahzab (33): 49 إذا نكحتم المؤمنات ثم طلقتموهن من قبل أن تمسوهن فما لكم عليهن من عدة
Beberapa dalil yang ditakhsis oleh hadis ialah seperti “وأحل الله البيع وحرم الربا” al-Baqarah (2): 175. Ayat ini ditakhsis oleh jual beli yang fasid (rusak) sebagaimana dalam sejumlah hadis.
Contoh am yang ditakhsis oleh ijma’ adalah ayat tentang warisan, seperti “يوصيكم الله في أولادكم للذكر مثل حظ الأنثين” an-Nisa’ (4): 11. Berdasarkan ijma’, budak tidak mendapat warisan karena sifat budak merupakan faktor penghalang hak waris.
Sedangkan yang di-takhsis oleh qiyas adalah ayat zina dalam “الزانية والزاني فاجلدوا كل واحد مائة جلدة” An-Nur (24): 2. Budak laki-laki di-takhsis-kan dengan cara diqiyaskan kepada budak perempuan. Pen-takhsisan-nya ditegaskan dalam “فعليهن نصف ما علي المحصنات من العذاب” an-Nisa’ (4): 25
Referensi makalah®
Kepustakaan:
Manna al-Qattan, Mabahis fi Ulul al-Quran, (Cet XIII; Cairo: Maktabah Wahbah, 1425H/ 2004).