Realitas dan Teori sebagai Mitos
Pada: April 18, 2012
Sebuah teori memiliki seperangkat proposisi atau pernyataan yang membangun teori tersebut. Sebagai contoh, teori gerak Newton terdiri dari empat proposisi: tiga proposisi yang terkenal sebagai hukum gerak Newton dan satu proposisi tentang hukum gravitasi. Keempat proposisi ini semua terbukti benar dan menjadi pendukung kuat kebenaran teori gerak Newton sebagai teori yang ilmiah.
Dalam pandangan hubungan antara teori sebagai mitos dan realitas senyatanya, filsafat sains memiliki dua aliran besar, yaitu positivisme ekstrim dan positivisme moderat. Keduanya merupakan positivis karena menekankan pada nalar dan logika dalam mencari fakta dan untuk menerima teori (Psillos, 2007:184).
Positivisme ekstrim atau positivisme garis keras memandang proposisi-proposisi yang menyusun sebuah teori, seluruhnya harus dianggap mitos dan dibuktikan kebenarannya (Barrett, 2011). Dengan kata lain, sebuah teori yang ilmiah haruslah teori yang isomorfisme yaitu memiliki korespondensi satu-satu dengan realitas. Positivisme moderat sebaliknya, cukup beberapa proposisi saja dalam sebuah teori yang perlu dibuktikan dan proposisi lainnya cukup diimani saja sebagai bagian yang tak dapat lepas dari perangkat teori yang telah terbukti sebagian kebenarannya tersebut (Frank, 1955:291-2).
Teori ilmiah dalam perspektif positivisme moderat cukup bersifat homomorfisme yaitu sebagian saja yang berkorespondensi dengan realitas (Everett, 1973:133). Dalam wacana positivisme moderat, maka sains akan penuh dengan teori-teori tidak sempurna dalam pandangan positivisme garis keras. Sementara itu, bagi positivisme moderat sendiri, desakan agar seluruh proposisi sebuah teori sains dibuktikan akan memiskinkan sains karena beberapa teori yang telah dipandang ampuh walaupun masih terjelaskan parsial, akan diusir keluar dari sains.
Referensi Makalah®