Biografi Ibnu Miskawaih
Pada: April 29, 2012
Miskawaih adalah seorang filosof Muslim yang memusatkan perhatiannya pada etika Islam. Meskipun sebenarnya ia juga terkenal seorang sejarahwan, tabib, ilmuan, dan sastrawan. Beliau memiliki pengetahuan yang luas tentang kebangsaan Romawi, Persia dan India disamping filsafat Yunani.
Nama lengkapnya Abu Ali al-Khazim Ahmad bin Ya’kub Bin Miskawaih. Sebutan namanya yang masyhur adalah Miskawaih, Ibnu Miskawaih atau Maskawaih. Nama yang diambil dari nama kakaknya yang semula beragama majusi (persia), kemudian masuk Islam. Gelarnya adalah Abu Ali, yang diperoleh dari sahabat Ali yang bagi penganut Syiah dianggap sebagai yang berhak menggantikan sebagai Nabi memimpin ummat Islam sepeninggalnya. sehingga dengan gelar inilah sehingga orang-orang mengatakan bahwa Miskawaih termasuk penganut Syiah. gelar lain disebut al-khazim yang berarti bendaharawan karena pada masa kekuasaan Adhud al-Daulah dari Bani Buwahi ia mendapat kepercayaan sebagai bendahara.
Pendidikan Ibnu Miskawaih tidak diketahui secara pasti. Para penulis tidak memberikan informasi yang jelas tentang latar belakang pendidikannya.
Sebagian penulis lain, menjelaskan bahwa pendidikan Miskawaih tidak berbeda dengan kebiasaan anak-anak yang menuntut ilmu pengetahuan. Ahmad Amin menjelaskan bahwa pendidikan anak-anak pada zaman Abbasiyah pada umumnya anak-anak memulai menuntut ilmu pengetahuan dengan belajar membaca, menulis, mempelajari al-Qur’an dan dasar dari bahsa arab (nahwu) dan ilmu membaca serta membuat syair-syair. Mata pelajaran tersbut diberikan di surau-surau dikalangan keluarga yang berada dan mereka mendatangkan kerumah masing-masing untuk memberikan les privat kepada anak-anak mereka. setelah ilmu dasar itu diselesaikan kemudian dilanjutkan dengan mempelajari ilmu Fiqhi. Sejarah dan matematika. selain dari pada pelajaran tersebut pendidikan waktu itu diberikan ilmu peraktis sperti ilmu musik, bermain catur dan furusiah (semacam kemiliteran).
Adapun keterangan yang pasti bahwa ibnu Miskawaih belajar sejarah kepada Abu Bakar Ahmad Ibnu al-Khamar seorang komentator kenamaan atas karya-karya Aristoteles. ia juga belajar ilmu kimia bersama dengan Abu al-Thayeb al- Rasi seorang ahli kimia pada wakti itu.
Dengan dasar ilmu yang telah diperolehnya itu ia mengembangkan sendiri terutama karena propesinya sebagai pustakawan diman sejak tahun 963 M. ia tinggal bersama dengan Abu Fadhl Ibnu al-Amid dan bekerja sebagai pustakawannya. Setelah itu, Abu Fadhl al-Amid wafat. ia meneruskan pengabdiannya kepada putranya. Abu al-fatth Ali ibn al-Amid dan juga bekerja sehingga banyak memberi pengaruh kepada sulthan’ Adud al-Daulah.
Selain itu, pengetahuan ibnu Miskawaih yang sangat menonjol dari hasil banyak membaca buku-buku seperti filsafat. sejarah, sastra sehingga sekarangini ibnu Miskawaih masih sangat terkenal, terutama dalam keahliannya sebagai sejarawan dan filosof. Miskawaih diberi gelar sebagai Bapak dari “Etika Islam“, karena ia yang pertama mengembangkan teori etika dan sekaligus menulis buku tentang etika.
Referensi Makalah®
*Berbagai Sumber