Tujuan dan Fungsi Metode Kisah dalam Pembelajaran
Pada: April 05, 2012
Menurut Asnelli Ilyas bahwa tujuan metode kisah dalam pendidikan anak adalah:“menanamkan akhlak Islamiyah dan perasaan keTuhanan kepada anak dengan harapan melalui pendidikan dapat menggugah anak untuk senantiasa merenung dan berfikir sehingga dapat terwujud dalam kehidupan sehari-hari” (Asnelli Ilyas, 1997: 34).
Menurut Hapinudin dan Winda Gunarti, tujuan metode kisah adalah sebagai berikut:
Melatih daya tangkap dan daya berpikir 2) Melatih daya konsentrasi 3) Membantu perkembangan fantasi 4) Menciptakan suasana menyenagkan di kelas (Hapinudin dan Winda Gunarti, 1996: 62).
Sedangkan menurut Abdul Aziz Majid, tujuan metode kisah adalah sebagai berikut:
Menghibur anak dan menyenakan mereka dengan bercerita yang baik 2) Membantu pengetahuan siswa secara umum 3) Mengembangkan imajinasi 4) Mendidik akhlak 5) Mengasah rasa (Abdul Aziz Abdul, 2001: 6).
Sedangkan menurut Moeslichatoen R, bahwa tujuan metode kisah adalah “salah satu cara yang ditempuh guru untuk memberi pengalaman belajar agar anak memperoleh penguasaan isi cerita yang disampaikan lebih baik. Melalui metode kisah maka anak akan menyerap pesan-pesan yang dituturkan melalui kegiatan bercerita. Penuturan kisah yang sarat informasi atau nilai-nilai dapat dihayati anak dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari” (Moeslichatoen R, 2004:170).
Dalam kegiatan bercerita anak dibimbing untuk mengembangkan kemampuan untuk mendengarkan cerita dari guru, dengan jelas metode kisah disajikan kepada anak didik bertujuan agar mereka memahami, menghayati dan mengamalkan seperti apa yang diceritakan.
Selain tujuan di atas, secara umum metode berfungsi sebagai pemberi atau cara yang sebaik mungkin bagi pelaksanaan operasional dari ilmu pendidikan tersebut. Fungsi metode kisah antara lain:
1) Menanamkan nilai-nilai pendidikan yang baik
Melalui metode kisah ini sedikit demi sedikit dapat ditanamkan hal-hal yang baik kepada anak didik, dapat berupa cerita para Rasul atau umat-umat terdahulu yang memiliki kepatuhan dan keteladanan. Cerita hendaknya dipilih dan disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai dalam suatu pelajaran.
2) Dapat mengembangkan imajinasi anak
Kisah-kisah yang disajikan dalam sebuah cerita dapat membantu anak didik alam mengembangkan imajinasi mereka.Dengan hasil imajinasinya diharapkan mereka mampu bertindak seperti tokoh-tokoh dalam cerita yang disajikan oleh guru.
3) Membangkitkan rasa ingin tahu
Mengetahui hal-hal yang baik adalah harapan dari sebuah kisah sehingga rasa ingin tahu tersebut membuat anak berupaya memahami isi kisah. Isi kisah yang dipahami tentu saja akan membawa pengaruh terhadap anak didik dalam menentukan sikapnya (H. M. Arifin, 1999: 61).
Bercerita bukan hanya berfungsi sebagai hiburan tetapi juga merupakan suatu cara yang dapat digunakan dalam mencapai sasaran-sasaran atau target pendidikan. Metode kisah dapat menjadikan suasana belajar menyenangkan dan menggembirakan dengan penuh dorongan dan motivasi sehingga pelajaran atau materi pendidikan itu dapat dengan mudah diberikan. Menurut Bahroin, metode kisah memiliki fungsi memahami konsep ajaran Islam secara emosional. Cerita yang bersumber dari al-Quran dan atau kisah-kisah keluarga muslim diperdengarkan melalui cerita diharapkan anak didik tergerak hatinya untuk mengetahui lebih banyak dan pada akhirnya terdorong untuk mengamalknannya (Bahroin S. 1995: 24).
Referensi Makalah®
*Berbagai Sumber