Biografi Thomas Aquinas
Pada: May 06, 2012
Thomas dilahirkan di Rocca Sicca di Italia pada 1225. Di masa sekolahnya, tubuhnya yang berat dan lamban menyebabkan dia mendapat julukan "lembu bebal". Di tahun-tahun kemudian tulisan-tulisannya sangat banyak, sangat luas dalam jangkauan maupun tingkat kepentingannya, sehingga ia memperoleh sebutan Doktor Malaikat (Angelic Doctor). Pengaruhnya telah menjadi sangat luas sehingga pada waktu-waktu kemudian ia disebut sebagai Doktor Umum (Common Doctor) dari Gereja Katolik.
Thomas Aquinas adalah filsuf dan teolog Abad Pertengahan Eropa terbesar. Abad Pertengahan di Eropa adalah zaman keemasan bagi kristianitas. Alam pikir dalam masa ini juga kerap mendapat reaksi keras dari masa-masa sesudahnya, yaitu abad-abad modern. Salah satu usaha yang menjadi minat besar para filsuf abad ini adalah menyelaraskan iman dan rasio. Thomas Aquinas berhasil mempersatukan ajaran-ajaran Augustinus yang sampai saat itu menentukan pemikiran di Eropa, dengan filsafat Aristoteles, dan dengan demikian memberikan impuls-impuls baru bagi kehidupan intelektual di Barat. Sejak Thomas Aquinas, filsafat mulai berkembang sebagai ilmu tersendiri.
Menjelang usia 20 tahun ia bergabung dengan tarekat Santo Dominikus dan menjadi murid Albertus Magnus di Paris. Setelah studinya selesai ia mengajar teologi di Universitas Paris dan K?ln dan di berbagai tempat lain di Italia. Ia meninggal dalam usia 49 tahun pada 1274 di biara Fossanuova dalam perjalanannya ke Muktamar Gereja di Lyon. Thomas Aquinas menjadikan Aristoteles dasar pemikirannya tetapi dengan tidak menyingkirkan gagasan-gagasan dasar Augustinus. Ia memperlihatkan bahwa atas dasar kerangka pikiran Aristoteles, teologi Augustinus dapat diberi pendasaran yang lebih mantap.
Pengaruh Thomas amat besar. Berkat dia, Aristoteles menjadi "sang filsuf" (the philosopher) di Barat sampai abad ke-17. Pendekatan Aristoteles yang bertolak dari realita di dunia memungkinkan perkembangan ilmu-ilmu alam yang selama seribu tahun seakan-akan dilupakan di Barat dan dengan demikian menempatkan Eropa Barat pada jalur kerohanian yang akan menghasilkan budaya modernitas.
Karya utama Thomas adalah berupa Summae, artinya ikhtisar teologi dan filsafat yang sangat luas. Summae contra Gentilis disusun dan dimaksudkan sebagai sebuah buku pelajaran (textbook) bagi para misionaris. Summae Theologiae (yang edisi kritis terkahirnya sampai terdiri dari 60 jilid) telah digambarkan sebagai "prestasi tertinggi dari sistem teologis Abad Pertengahan dan dasar yang diterima untuk teologi Katolik Roma modern". Memang, karya-karya Thomas termasuk sebagai karangan-karangan terpenting dari seluruh kesusasteraan kristiani. Dalam karya-karyanya yang kebanyakan bersifat teologis, terdapat suatu sintesis filsafat yang mencolok, sintesis yang belum pernah ada.
Meskipun Thomas mempunyai maksud utama untuk menciptakan suatu teologi, ia tetap mengakui otonomi filsafat yang mendasarkan diri kepada kemampuan akal budi yang dimiliki manusia demi kodratnya. Menurutnya, akal memampukan manusia untuk mengenali kebenaran dalam kawasannya yang alamiah. Sedangkan teologi memerlukan wahyu adikodrati. Berkat wahyu adikodrati, teologi dapat mencapai kebenaran yang bersifat misteri dalam arti ketat (misalnya, hal trinitas, inkarnasi, sakramen). Oleh karena itu teologi memerlukan iman. Iman adalah suatu sikap penerimaan atas dasar wibawa Allah. Dengan beriman manusia dapat mencapai pengetahuan yang mengatasi akal, pengetahuan yang tidak dapat ditembus oleh akal semata. Meskipun misteri ini mengatasi akal, ia tidak bertentangan dengan akal. Ia tidak anti akal. Dan meskipun akal tidak dapat menemukan misteri, akal dapat meratakan jalan yang menuju ke misteri
Referensi Makalah®
*Berbagai Sumber