Aspek Motivasi dalam Perencanaan Pembelajaran
Pada: June 16, 2012
Setiap perbuatan termasuk perbuatan belajar didorong oleh sesuatu atau beberapa motif. Motif atau biasa juga disebut dorongan atau kebutuhan, merupakan suatu tenaga yang berada pada diri individu atau peserta didik yang mendorongnya untuk berbuat untuk mencapai suatu tuajuan. Tenaga pendoroang (motif) pada seseorang mungkin cukup besar, sehingga tanpa motivasi dari luar dia sudah bisa berbuat.
Aspek motivasi memiliki peranan yang cukup besar dalam upaya belajar. Tanpa motivasi hampir tidak mungkin peserta didik melakukan kegiatn belajar. Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan guru dalam perencanaan pengajaran untuk membangkitkan semangat belajar peserta didik yaitu: (1) mempersiapkan untuk menggunakan motode dan media mengajar yang bervariasi. Dengan motode dan media yang bervariasi kebosanan dapat dikurangi atau dihilangkan, (2) merencanakan dan memilih bahan yang menarik minat dan perhatian peserta didik. Sesuatu yang dibutuhkan akan menarik perhatian, pemenuhan kebutuhan belajar ini akan membangkitkan motif untuk mempelajarinya, (3) memberikan sasaran antara, sasaran akhir belajar adalah lulus ujian atau naik kelas. Sasaran akhir baru dicapai pada akhir tahun, untuk membangkitkan motif belajar maka diadakan sasaran antara seperti ujian semester, tengah semester, ulangan akhir, kuis, dan sebagainya, (4) memberikan kesempatan untuk sukses. Bahan atau soal-soal yang sulithanya bisa dterima atau dipecahkan oleh peserta didik pandai. Sebaliknya peserta didik yang kurang pandai sulit untuk memecahkannya. Oleh karena itu perencanaan pembelajaran harus dilihat dari kesesuaian tingkat kemampuan belajar peserta didik. Agar peserta didik yang kurang pandai juga bisa menguasai dan memcahkan soal, maka berikan bahan atau soal yang sesuai dengan kemampuannya. Keberhasilan yang dicapai peserta didik dapt menimbulkan kepauasan dan kemudian membangkitan motifnya, (5) diciptakan suasana belajar yang menyenangkan , suasan yang hangat dan penuh persahabatan, ada rasa humor, pengakuan akan keberadaan peserta didik, terhindar dari celaan dan makian, kesemuanya dapat membangkitkan motif, dan (6) adakan persaingan sehat, persaingan atau kompetisi yang sehat dapat membangkitkan motivasi belajr. Peserta didik dapt bersaing dengan hasil belajarnya sendiri atau dengan hasil yang dicapai oleh orang lain. Dalam persaingan ini, dapat diberikan ujian, dan diberi penghargaan seperti hadian dan sebagainya.
Dengan demikian, aspek pemberian motivasi oleh guru kepada peserta didik sangat membantu untuk membelajarkan peserta didik.
Referensi Makalah®
Kepustakaan:
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (cet. V, Bandung: Alfabeta, 2007).