Model Pembelajaran 'Alam Sekitar'
Pada: June 15, 2012
Perintis model pembelajaran alam sekitar adalah Fr. Finger (1808-1888) di Jerman dengan ”Heimarkunde” (pengajaran alam sekitar) dan J. Ligthart (1859-1916) di Belanda dengan ”Het Bolle Leven” (kehidupan senyatanya).
Model pembelajaran alam sekitar, memiliki beberapa perinsip yaitu; (1) dengan pengajaran alam sekitar, guru dapat memperagakan secara langsung sesuai dengan sifat dasar pengajaran; (2) pengajaran alam sekitar memberikan kesempatan sebanyak-banyaknya agar peserta didik lebih aktif; (3) pengajaran alam sekitar memung-kinkan untuk memberikan pengajaran totalitas, yaitu suatu bentuk dengan cirri-ciri: (a) suatu pengajaran yang tidak mengenal pembagian mata pengajaran dalam daftar pengajaran, tetapi guru memahami tujuan pengjaran dan mengarahkan usahanya untuk mencapai tujuan , (b) suatu pengajaran yang menarik minat, karena segala sesuatu dipusatkan atas suatu bahan pengajaran yang menarik perhatian peserta didik dan diambilkan dari alam sekitarnya, dan (c) suatu pengajaran yang memungkinkan segala bahan pengajaran itu memiliki hubungan yang erat antara satu dengan lainnya secara teratur; (4) pengajaran alam sekitar member kepada peserta didik bahan apersepsi intelektual yang kukuh dan tidak verbalitas; dan (5) pengajaran alam sekitar memberikan apersepsi emosional karena alam sekita mempunyai ikatan emosional dengan peserta didik.
Alam sekitar tidak berbeda untuk anak maupun orang dewasa, segala kejadian di alam sekitarnya merupakan sebagian dari hidupnya sendiri dalam suka maupun duka seperti kelahiran, kematian, pesta, gotong royong, berladang, dan sebagainya. Alam sekitar sebagai fundamen pendidikan dan pengajaran memberikan dasar emosional, sehingga peserta didik menarauh perhatian yang spontan terhadap segala sesuatu yang deberikan kepadanya asal itu didasarkan dan diambil dari alam sekitar.
”Het Volle Leven” J. Ligthart dalam Syaiful Sagala mengemukakan perinsip model pembelajaran alam sekitar yaitu; (1) peserta didik harus mengetahui barangnya terlebih dahulu sebelum mendengar namanya; (2) pengajaran sesungguhnya harus mendasarkan pada pengajaran selanjutnya; (3) harus diadakan perjalanan memasuki hidup senyatanya kesemua jurusan, agar peserta didik paha akan hubungan tentang lingkungan sekitarnya.
Model pembelajaran alam sekitar telah banyak dilaksanakan di sekolah dengan peragaaan, penggunaan bahan local dalam pengajaran dan lain-lain. Mengacu pada konsep alam sekitara, program pengajaran beberapa tahun terakhir ini telah ditetapkan adanya materi pelajaran muatan lokal dalam kurikulum. Dengan kurikulum tersebut diharpakanb peserta didik semakin dekat dengan alam sekitar dan masyarakat lingkungannya. Di samping alam sekitar sebagai isi bahan ajar, alam sekitar juga menjadi kajian empirik melalui percobaan, studi banding, dan sebagainya. Dengan memanfaatkan sumber-sumber dari alam sekitar dalam kegiatan pembelajaran, dimungkikan peserta didik akan lebih menghargai, mencintai, dan melestarikan lingkungan alam sekitar sebagai sumber kehidupannya.
Referensi Makalah®
Kepustakaan:
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (cet. V, Bandung: Alfabeta, 2007).