Biografi Imam Abu Dawud
Pada: July 13, 2012
Nama lengkapnya adalah Sulaiman al-Asy’at ibn Ishaq ibn Basyir ibn Syidad ibn ‘Umran al-Azdiy al-Sijistaniy. Beliau seorang ulama hadis kenamaan yang bukan dari bangsa Arab, melainkan dari Sijistan, sebah negeri muslim di Asia Tengah, yang kini termasuk bekas wilayah Uni Sovyet. Beliau lahir pada tahun 202 H/817 M.
Pada masa kecil, Abu Dawud gemar menuntut ilmu ke berbagai negeri. Beliau melawat ke Hijaz, Syam, Mesir, Iraq, al-Jazirah, dan Khurasan. Beliau menjumpai sejumlah ulama hadis. Abu Dawud sering mengunjungi Bagdad dan menetap lama di kota tersebut. Pada masa tersebut, Gubernur Basrah, saudara Khalifah al-Muwaffiq, ia diminta menetap di Basrah. Abu Dawud memenuhi permintaan gubernur. Hal ini tidak mengherankan, karena setiap penguasa muslim berlomba-lomba untuk mengharumkan daerahnya dengan ilmu dan menjadikan daerahnya kiblat ilmu pengetahuan. Abu Dawud meninggal di Basrah pada tanggal 16 Syawal 275 H/889 M dalam usia 75 tahun.
Abu Dawd mempunyai banyak guru, di antaranya Imam Ahmad ibn Hanbal, ahli hadis dan pendiri mazhab fikih, al-Qa’nabiy, Abu ‘Amir al-Darir, Muslim ibn Raja’, al-Wahid al-Syayalisiy, Sulaiman ibn A'rb, dan sebagainya. Pada beliaulah Abu Dawd mengumpulkan beberapa buah hadis dan Abu Dawd telah menulis sejumlah 500.000 ribu hadis. Beliau telah memilih dari padanya 4.800 hadis dalam Sunan Abi Dawud.
Sedangkan ulama yang meriwayatkan hadis beliau dan merupakan muridnya yang terkenal adalah Abu Isa al-Turmuziy, ‘Abd al-Rahman al-Nasa’iy, Abu Bakr ibn Abu Dawud (puteranya sendiri), Abu Awnah, Abu Sa’id al-‘Arabiy, Abu ‘Aliy al-Lu’lu’, Abu Bakr ibn Dassa, Abu Salim Muhammad Sa’id al-Jaldawiy, dan sebagainya.
Umumnya ulama mengakui bahwa Abu Dawud adalah seorang imam yang dalam bidang fikih, ilmu, hafalan, ibadah, beliau termasuk ulama yang membela sunnah.
Sunan Abi Dawud merupakan kitab standar dalam urutan teratas kitab hadis lainnya setelah al-Bukhariy dan Muslim, sehingga al-Khathabiy berkata bahwa, kitab tersebut adalah kitab yang sangat mulia, belum pernah disusun kitab seperti itu yang menerangkan hukum sepertinya, ulama pada mengakuinya.
Ibn al-‘Arabiy memberikan komentar bahwa barangsiapa di rumahnya ada al-Quran dan kitab Sunan Abi Dawud, maka tidak usah memerlukan kitab hadis lain lagi, hal tersebut sesuai dengan pengakuan al-Gazaliy. Hal ini oleh penulis menilai bahwa Abu Dawud adalah ulama yang ahli dalam bidang hadis dan fikih, di mana tidak diragukan lagi keahliannya. Beliau wafat pada tahun 275 H, di Basrah.
Referensi Makalah®
Kepustakaan:
Soekarma Karya, et al., Ensiklopedia Mini dan Sejarah Kebudayaan Islam (Cet.II; Jakarta: Logis Wacana Ilmu, 1998). Hasbi Ash-Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadis (Cet.II; Semarang: Pustaka Rezki Putra, 1998).