Pengertian al-Kalam al-Insya'iy dalam Ilmu Balaghah
Pada: July 05, 2012
Insya’ berarti sesuatu yang tinggi. Kata ini juga berarti memulai, mengadakan, dan/atau menemukan/menciptakan. Arti leksikal ini dapat ditemukan dalam penggunaannya pada QS. Al An’am/6: 6.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat dipahami bahwa kalam insya’ adalah ungkapan kalimat yang dimulai atau dibuat baik secara tertulis maupun lisan yang tidak dapat dijustifikasi benar atau dusta ungkapan yang dimunculkan tersebut.
Referensi Makalah®
Kepustakaan: Ahmad bin Faris, Maqayis al Lughah juz V, (Cet. I; Beirut: Dar al Fikr, 1972). Muhammad bin Mukrim ibn Manzhur, Lisan al Arab juz I, (t.c; Beirut: Dar Shadir, t.th.). Mujamma’ al-Malik Fahd li Thiba’at al-Mushh{af al-Syarif, al-Qur’an dan Terjemahnya, (t.c; al-Madinah al-Munawwarah, 1418 H). Ahmad al Qalqasyandiy, Shubhh al A’sya Shina’ah al Insya’, (t.c; Cairo: Dar al Kutub al Mishriyyah, 1996). Ahmad al Hasyimi, Jawahir al Balagah fi al Ma’ani wa al Bayan wa al Badi’ (Cet. 12; Indonesia: Dar Ih{ya’ al Kutub al Arabiyyah, 1960).
Terjemahnya: “…dan Kami ciptakan sesudah mereka generasi yang lain.”Secara terminologis, menurut salah seorang pakar sastra yaitu al-Qalqasyandiy mendefinisikan insya’ adalah segala sesuatu yang bersumber dari proses menulis hingga tersusunnya kalimat yang memiliki arti. Sedangkan menurut pakar ilmu balagah dikatakan bahwa insya’ adalah: الكلام الذي لا يحتمل الصدق و الكذب.
Artinya: Sesuatu ungkapan yang tidak dapat dinilai bahwa ia memiliki kejujuran maupun kebohongan di dalamnya.Jadi, jika sebuah pernyataan atau ungkapan belum mempunyai kesesuaian dengan keadaan di luar darinya sehingga dapat dijustifikasi, maka dengan sendirinya pernyataan tersebut tidak dapat dituding bahwa ia jujur (benar) ataupun dusta.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat dipahami bahwa kalam insya’ adalah ungkapan kalimat yang dimulai atau dibuat baik secara tertulis maupun lisan yang tidak dapat dijustifikasi benar atau dusta ungkapan yang dimunculkan tersebut.
Referensi Makalah®
Kepustakaan: Ahmad bin Faris, Maqayis al Lughah juz V, (Cet. I; Beirut: Dar al Fikr, 1972). Muhammad bin Mukrim ibn Manzhur, Lisan al Arab juz I, (t.c; Beirut: Dar Shadir, t.th.). Mujamma’ al-Malik Fahd li Thiba’at al-Mushh{af al-Syarif, al-Qur’an dan Terjemahnya, (t.c; al-Madinah al-Munawwarah, 1418 H). Ahmad al Qalqasyandiy, Shubhh al A’sya Shina’ah al Insya’, (t.c; Cairo: Dar al Kutub al Mishriyyah, 1996). Ahmad al Hasyimi, Jawahir al Balagah fi al Ma’ani wa al Bayan wa al Badi’ (Cet. 12; Indonesia: Dar Ih{ya’ al Kutub al Arabiyyah, 1960).