Pengertian Emanasi; Pengantar
Pada: July 24, 2012
Kata emanasi, berasal dari bahasa Inggris emanation yang berarti proses munculnya sesuatu dari pemancaran, bahwa yang dipancarkan, substansinya sama dengan yang memancarkan. Sedangkan dalam filsafat, emanasi adalah proses terjadinya ujud yang beraneka ragam, baik langsung atau tidak langsung, bersifat jiwa atau materi, berasal dari ujud yang menjadi sumber dari segala sesuatu yakni Tuhan, yang menjadi sebab dari segala yang ada karenanya setiap ujud ini merupakan bagian dari Tuhan.
Emanasi juga berarti: realitas yang keluar dari sumber (Tuhan, seperti cahaya keluar dari matahari). Dengan beremanasi itu The One tidak mengalami perubahan, emanasi itu terjadi tidak di dalam ruang dan waktu. Ruang dan waktu terletak pada tinggkat yang paling bawah dalam proses emanasi. Ruang dan waktu adalah suatu pengertian tentang dunia benda. Untuk menjadikan alam, Soul mula-mula menghamparkan sebagian dari kekekalan-Nya, lalu membungkusnya dengan waktu. Selanjutnya energi-Nya bekerja terus, menyempurnakan alam semesta ini. Waktu berisi kehidupan yang bermacam-macam, waktu bergerak terus sehingga menghasilkan waktu lalu, sekarang, dan akan datang.
Ajaran emanasi juga beranggapan bahwa segala yang lebih tinggi berkembang kepada yang lebih rendah; dari yang tak berakhir kepada yang berakhir; secara demikian rupa, di mana pengaliran dari yang tak berakhir adalah secara bertahap menuju kebenaran yang berakhir.
Sedang Emanasi menurut Plotinus, yaitu:
“Yang satu adalah semuanya, tetapi tidak mengandung di dalamnya satu pun dari barang yang banyak itu. Dasar daripada yang banyak tidak bisa yang banyak itu sendiri. Sebaliknya, yang satu itu adalah semuanya berarti bahwa yang banyak itu adalah padanya. Di dalam yang satu itu yang banyak itu belum ada, tetapi yang banyak itu akan ada. Sebab di dalamnya yang banyak itu tidak ada, yang banyak itu datang dari Dia. Oleh karena Yang satu itu sempurna, tidak mencari apa-apa, tidak memiliki apa-apa, dan tidak memerlukan apa-apa, maka keluarlah sesuatu dari Dia dan mengalir menjadi barang-barang yang ada.”
Yang demikian tadi dikatakan emanasi dari Dia, datang dari Dia. Oleh Plotinus dalam filosofi.
Dalam filosofi klasik Yang Asal itu dikemukakan sebagai yang bekerja atau penggerak pertama. Di situ selalu dihadapkan dua yang bertentangan seperti yang bekerja dan yang dikerjakan, semangat dan benda, pencipta dan yang diciptakan. Penggerak yang pertama itu tempatnya di luar alam yang lahir, sifatnya transedental.
Pengertian ini mengisyaratkan adanya realitas tertinggi yang menjadi sumber segala sesuatu, yaitu Tuhan, yang kemudian muncul dalam realitas lain dalam sumber itu dengan jalan melimpah. Dunia manusia merupakan emanasi dari jiwa sedangkan jiwa itu emanasi dari Roh (Nous), dan roh itu emanasi yang pertama dari yang satu (To Hen). Dunia bersatu, karena dirasuki oleh Jiwa Dunia sebagai emanasi dari Jiwa. Dunia dan manusia dibedakan, akan tetapi pada dasarnya semuanya dire sapi oleh daya dan sinar sumbernya, yaitu Yang Satu. Bagi masing¬masing yang ada juga sifat-sifatnya diemanasikan dari intinya.
Pemunculan kemudian dari yang asal ini merupakan tabiat dari yang asal sebagaimana munculnya panas dari bara api atau munculnya terang dari sumber cahaya. Yang asal itu menjadi sebab dan dasar dari segala-galanya, dan yang kemudian muncul dari yang asal itu dengan sendirinya tanpa bergerak, tanpa dikehendaki, tanpa disetujui.
Referensi Makalah®
Kepustakaan:
Grald Collins, S. J. dan Edward E Ferrugi, SJ, Kamus Teologi, (Kanisius, Yogyakarta, 1991). Tafsir, Filsafat Umum (Akal Dan Hati Sejak Thlmes Sampai James), (PT Rosda Karya, Bandung, 1994). Penyusun, Ensiklopedi Indonesia 2, (Ikhtiar Baru Van Hoevo dan Elsevier Publising Project, Jakarta, 1980). Harun Hadiwijono, Sari Sejarah Filsafat 1, (Kanisius, Yogyakarta, 1980). Hatta, Alam Pikiran Yunani, (Universitas Indonesia (UI-Press) Bekerjasama dengan Tintamas, Jakarta, 1986).