Prestasi Abu Bakar dalam Kepemimpinannya
Pada: July 23, 2012
Semenjak diresmikan menjadi khalifah, Abu Bakar menghadapi berbagai permasalahan dengan muncul nabi-nabi palsu, timbulnya gerakan kaum munafik dan gerakan penentang kewajiban membayar zakat. Namun prestasi Abu Bakar dalam kepemimpinannya, tidaklah sedikit. Hal ini dapat tergambarkan seperti dibawah ini:
Namun usulan itu ditolak oleh Abu Bakar karena pengiriman tersebut merupakan amanah Rasulullah. Setelah 40 hari berperang melawan orang-orang Romawi di Syiria, akhirnya ekspedisi Usamah meraih kemenangan, keberhasilan ini menimbulkan opini positif bahwa Islam tetap jaya, tidak akan hilang seiring dengan wafatnya Rasulullah.
Abu Bakar kemudian membentuk 11 pasukan dan menunjuk pimpinannya masing-masing, di antaranya yaitu: Khalid bin Walid diutus untuk memerangi Thulaihah bin Khuwalid, seorang nabi palsu dan Malik bin Marwan seorang pemberontak. Ikrimah bin abi Jahl ditugaskan memerangi Musailamah al-Kahzab merupakan nabi palsu di Yamamah, Muhajir bin abi Umaiyyah memerangi al-Aswad al-Ansiy, Amr ibn Ash ditugaskan ke daerah Qudaah, Said bin Ash ditugaskan ke daerah Syiriah. Pasukan tersebut telah menunaikan tugasnya dan membawa hasil yang gemilang, beberapa nabi palsu seperti Thulaihah diinsafkan dan akhirnya menjadi mukmin yang baik.
Oleh beberapa sejarawan hal tersebut merupakan prestasi Abu Bakar dalam kepemimpinannya. Abu Bakar bahkan juga menfokuskan pada kebijakan luar negeri yakni menyelamatkan suku-suku Arab dari penganiyaan pemerintah Persia. Untuk misi ini Abu Bakar kembali mengirimkan Khalid bin Walid dengan pasukannya ke Iraq dan akhirnya bertempur dengan tentara Persia pada tahun 12 H/ 633 M.
Melalui kesaksian sejumlah sahabat yang pernah mendapat pengajaran Alquran dari Rasulullah, dikumpulkan dan disalin kembali oleh Zaid bin Tsabit atas instruksi Abu Bakar. Akhirnya Alquran terhimpun dalam bentuk mushaf yang dikenal dengan nama Mushaf Usmani. prestasi Abu Bakar dalam kepemimpinannya, juga terlihat dari masa ke-khalifah-an yang relatif singkat, yaitu 2 tahun 3 bulan.
Akan tetapi beliau berhasil membina dan mempertahankan eksistensi persatuan dan kesatuan umat Islam diberbagai suku dan bangsa, dan Islam sebagai agama besar dunia melalui sikapnya mengalihkan perhatian kepada penaklukan yang membawa kemenangan gemilang dibeberapa wilayah perbatasan imperium Bizantium.
Referensi Makalah®
Kepustakaan: Musyrifah Sunanto, Sejarah Islam Klasik Perkembangan Ilmu Pengetahuan Islam, (Prenada Media: Jakarta Timur, 2003), Badri Yatim, Sejarah Peradan Islam Dirasah Islamiyah, (RajaGrafindo Persada,1993). Imam as-Suyuthi, Tarikh Khulafa diterjemahkan oleh Samson Rahman dengan judul Tarikh khulafa, (Pustaka al-Kautsar,2006). Harun Nasution, Teologi Islam Aliran-Aliran Sejarah Analisi Perbandingan, (Jakarta: UI Press, 1986). Abu A’la al- Maududi, Khilafah Dan Kerajaan Evaluasi Kritis atas sejarah Pemerintahan Islam, (Bandung: 1993).
Melanjutkan Ekspedisi ke Syiria
Salah satu prestasi Abu Bakar dalam kepemimpinannya, dia mengirimkan ekspedisi ke Syiria di bawah pimpinan Usamah bin Zaid, putera dari Zaid bin Harits. Namun Usamah mengurungkannya ketika dalam perjalanan mendengar berita wafatnya Nabi. Maka melanjutkan ekspedisi ke Syiria merupakan prioritas utama kebijakan Abu Bakar, keputusan tersebut ditempuh oleh beliau justru ketika situasi dalam negeri sedang dilanda krisis sabilitas, sehingga pengiriman ekspedisi ini sempat diusulkan para sahabat untuk ditarik kembali ke Madinah untuk membantu mengatasi masalah dalam negeri seperti memerangi orang-orang murtad, orang yang enggan membayar zakat serta pemberontakan lainnya.Namun usulan itu ditolak oleh Abu Bakar karena pengiriman tersebut merupakan amanah Rasulullah. Setelah 40 hari berperang melawan orang-orang Romawi di Syiria, akhirnya ekspedisi Usamah meraih kemenangan, keberhasilan ini menimbulkan opini positif bahwa Islam tetap jaya, tidak akan hilang seiring dengan wafatnya Rasulullah.
Memberantas Gerakan Nabi Palsu, Kaum Murtad dan Kaum Musyrikin
Masa kekhalifahan Abu Bakar merupakan masa kritis perjalanan syiar Islam karena dihadapkan sejumlah masalah seperti kemurtadan dan ketidaksetiaan yang ditimbulkan oleh suku-suku bangsa Arab yang tidak mau tunduk pada pemerintah Madinah, mereka menganggap bahwa perjanjian yang dibuat dengan Nabi Muhammad, dengan sendirinya batal setelah Nabi wafat, beberapa anggota suku muslim menolak untuk membayar zakat kepada khalifah untuk baitul māl (perbendaharaan publik), untuk menghadapinya Abu Bakar bermusyawarah dengan para sahabat untuk menentukan sikap terhadap mereka dan dengan tegas mengambil keputusan terhadap orang yang ingkar membayar zakat, kini persoalan dalam negeri yang terakhir adalah penyelesaian terhadap pemberontakan yang digerakkan oleh nabi-nabi palsu.Abu Bakar kemudian membentuk 11 pasukan dan menunjuk pimpinannya masing-masing, di antaranya yaitu: Khalid bin Walid diutus untuk memerangi Thulaihah bin Khuwalid, seorang nabi palsu dan Malik bin Marwan seorang pemberontak. Ikrimah bin abi Jahl ditugaskan memerangi Musailamah al-Kahzab merupakan nabi palsu di Yamamah, Muhajir bin abi Umaiyyah memerangi al-Aswad al-Ansiy, Amr ibn Ash ditugaskan ke daerah Qudaah, Said bin Ash ditugaskan ke daerah Syiriah. Pasukan tersebut telah menunaikan tugasnya dan membawa hasil yang gemilang, beberapa nabi palsu seperti Thulaihah diinsafkan dan akhirnya menjadi mukmin yang baik.
Oleh beberapa sejarawan hal tersebut merupakan prestasi Abu Bakar dalam kepemimpinannya. Abu Bakar bahkan juga menfokuskan pada kebijakan luar negeri yakni menyelamatkan suku-suku Arab dari penganiyaan pemerintah Persia. Untuk misi ini Abu Bakar kembali mengirimkan Khalid bin Walid dengan pasukannya ke Iraq dan akhirnya bertempur dengan tentara Persia pada tahun 12 H/ 633 M.
Pengumpulan Mushaf al-Quran
Prestasi Abu Bakar dalam kepemimpinannya, adalah upaya pengumpulan al-Quran. Dari dialog Umar bin Khattab dengan Abu Bakar bahwa begitu banyak para huffadz al-Quran yang sahid di medan pertempuran, sehingga dikhawatirkan dapat merusak kelestarian Alquran itu sendiri di masa akan datang.Melalui kesaksian sejumlah sahabat yang pernah mendapat pengajaran Alquran dari Rasulullah, dikumpulkan dan disalin kembali oleh Zaid bin Tsabit atas instruksi Abu Bakar. Akhirnya Alquran terhimpun dalam bentuk mushaf yang dikenal dengan nama Mushaf Usmani. prestasi Abu Bakar dalam kepemimpinannya, juga terlihat dari masa ke-khalifah-an yang relatif singkat, yaitu 2 tahun 3 bulan.
Akan tetapi beliau berhasil membina dan mempertahankan eksistensi persatuan dan kesatuan umat Islam diberbagai suku dan bangsa, dan Islam sebagai agama besar dunia melalui sikapnya mengalihkan perhatian kepada penaklukan yang membawa kemenangan gemilang dibeberapa wilayah perbatasan imperium Bizantium.
Referensi Makalah®
Kepustakaan: Musyrifah Sunanto, Sejarah Islam Klasik Perkembangan Ilmu Pengetahuan Islam, (Prenada Media: Jakarta Timur, 2003), Badri Yatim, Sejarah Peradan Islam Dirasah Islamiyah, (RajaGrafindo Persada,1993). Imam as-Suyuthi, Tarikh Khulafa diterjemahkan oleh Samson Rahman dengan judul Tarikh khulafa, (Pustaka al-Kautsar,2006). Harun Nasution, Teologi Islam Aliran-Aliran Sejarah Analisi Perbandingan, (Jakarta: UI Press, 1986). Abu A’la al- Maududi, Khilafah Dan Kerajaan Evaluasi Kritis atas sejarah Pemerintahan Islam, (Bandung: 1993).