Beberapa Pendapat Mengenai Wafatnya Husain ra
Pada: August 27, 2012
Melanjutkan referensi sebelumnya mengenai peristiwa Karbala, kali ini akan diuraikan beberapa pendapat mengenai wafatnya Husain ra. Menyikapi peristiwa wafatnya Saiyyidina Husain ra, kaum muslimin terbagi menjadi tiga golongan, dan masing-masing memegang satu pendapat. Dua pendapat ekstrim, dan satu berada di tengah-tengah.
Pendapat pertama mengatakan, pembunuhan terhadap Husain ra, merupakan tindakan benar. Hal ini disebabkan Husain ra ingin memecah belah kaum muslimin. Rasulullah saw bersabda :
"Jika ada orang yang mendatangi kalian dalam keadaan urusan kalian berada dalam satu pemimpin lalu pendatang hendak memecah belah jama'ah kalian, maka bunuhlah dia"
Kelompok pertama ini mengatakan bahwa Husain ra datang saat urusan kaum muslimin berada di bawah satu pemimpin (yaituYazid bin Muawiyah) dan dikatakan Husain ra hendak memecah belah umat.
Sebahagian lagi mengatakan bahwa Husain ra merupakan orang pertama yang memberontak kepada penguasa. Kelompok ini melampaui batas, sampai berani menghina Husain ra. Inilah kelompok 'Ubaidullah bin Ziyâd, Hajjaj bin Yusuf dan lain-lain.
Kelompok pertama dan kedua ini, banyak berkumpul di Iraq. Hajjâj bin Yûsuf adalah pemimpin pendapat pertama. Ia sangat benci kepada Husain ra dan merupakan orang yang zalim.
Pendapat kedua mengatakan, Husain ra, adalah imam yang wajib ditaati; tidak boleh menjalankan suatu perintah kecuali dengan perintahnya; tidak boleh melakukan shalat jamaah kecuali di belakangnya atau orang yang ditunjuknya, baik shalat lima waktu ataupun shalat Jum'at dan tidak boleh berjihad melawan musuh kecuali dengan izinnya dan lain sebagainya.
Kelompok kedua dipimpin oleh Mukhtâr bin Abi 'Ubaid yang mengaku mendapat wahyu dan sangat fanatik dengan Husain ra. Orang inilah yang memerintahkan pasukannya agar menyerang dan membunuh 'Ubaidullah bin Ziyad dan memenggal kepalanya.
Pendapat Ketiga yaitu pendapat Ahlussunnah wal Jama'ah yang tidak sejalan dengan pendapat pendapat pertama, juga tidak dengan pendapat kedua. Mereka mengatakan bahawa Husain ra terbunuh dalam keadaan terzalimi dan mati syahid. Husain ra bukanlah pemberontak. Sebab, kedatangannya ke Iraq bukan untuk tujuan itu. Seandainya keinginan itu ada, Husain bisa mengerahkan penduduk Mekah dan sekitarnya yang sangat menghormati dan menghargainya.
Dalam kitab Aqidah al-Wasithiyyah dikatakan, "Ahlussunnah menahan lidah dari permasalahan atau pertikaian yang terjadi diantara para Sahabat. Dan mereka juga mengatakan: “Sesungguhnya riwayat-riwayat yang dibawakan dan sampai kepada kita tentang keburukan-keburukan para Sahabat tentang pertikaian atau peperangan ada yang dusta dan ada juga yang ditambah, dikurangi dan dirubah dari aslinya.
Referensi Makalah®
Kepustakaan:
Al-Khatib (Ahmad bin Tsabit al-Baghdadi), Tarikh Baghdad, (Maktabah Salafiyah Madinah, tt). Al-Kindi, Muhammad bin Yusuf al-Mishri, Tarikh Wulatil Mishri wa Qudhatiha, (Yayasan al-Kutubuts Tsaqafiyah; 1407 H). Al-Albani (Muhammad Nashiruddin bin Nuh Najati), Silsilah al-Ahadits ash-Shahihah, (al-Maktab al-Islami, Cet I tahun 1399 M).