Hakikat Neraka dalam Terminologi al-Quran
Pada: August 20, 2012
Salah satu tempat pembalasan yang akan diberikan di akhirat kelak adalah neraka. Neraka disediakan untuk orang-orang yang beramal buruk, terutama orang-orang yang sesat. Pembalasan berdasarkan buku catatan amal manusia.
Istilah Naar (neraka), merupakan suatu konsep eskatologis al-Quran tentang pembalasan terhadap perbuatan manusia dan jin tentunya. Eskatologis adalah konsep wilayah yang berada di kehidupan lain selain dunia ini.
Selain terminologi neraka, dalam al-Quran disebut juga bi’sal masir dan bi’sal mihad. Kedua istilah ini digunakan sebagai ancaman terhadap orang yang durhaka kepada Allah swt. Dengan ancaman yang berupa siksaan neraka, bukan berarti Allah menzhalimi hamba-Nya, tetapi mereka sendirilah yang berbuat lalim terhadap dirinya sendiri. Berikut beberapa hal seputar neraka
Penduduk Neraka
Dari al-Quran disimpulkan bahwa penduduk neraka di antaranya adalah;
Orang yang musyrik, kafir, munafik, Sebagaimana terdapat dalam Qs. Al-Baqarah (2) : 39 :
Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.
Orang-orang yang tidak melaksanakan shalat, tidak memberi makan orang miskin, membicarakan yang bathil bersama orang yang membicarakannya dan mendustakan hari pembalasan. Informasi tersebut dapat dilihat dalam QS. Al-Mudatsir (74) : 43-45.
Orang-orang yang sombong, sebagaimana dalam Qs. Al-Baqarah (2) : 206.
Penghuni neraka lainnya adalah orang yang membunuh mukmin lainnya dengan sengaja, yakni dalam QS. An-Nisa (4) : 93.
Tingkatan Neraka
Dalam QS. Al Hijr (15) : 44, Allah berfirman :
Jahannam itu mempunyai tujuh pintu. Tiap-tiap pintu (telah ditetapkan) untuk golongan yang tertentu dari mereka.
Dalam al-Quran tidak dijelaskan makna dari tujuh pintu neraka. Karena itu, kita tidak dapat memastikan apakah pintu yang dimaksud di sini adalah tempat masuk serupa halnya dengan tempat masuk dan keluar dari satu ruangan, atau yang dimaksud dengannya adalah tingkat.
Kata tujuh juga diperselisihan, ada yang memahaminya dalam arti banyak dan ada juga yang memahaminya dalam arti angka yang di atas enam dan di bawah delapan. Bahkan para ulama yang memahaminya dalam arti yang terakhir ini menyebutkan tujuh nama neraka yang mereka anggap merupakan tingkat-tingkatnya, yaitu jahannam, lazha, al-Huthamah, sa’ir, saqar, jahim dan al-Hawiyah.
Al-Khatib asy-Syarbini sebagaimana dikutip oleh al-Jamal dalam tafsirnya yang mengomentari Tafsir al-Jalalain bahwa ada yang menjawab “ada tujuh anggota tubuh manusia yang yang merupakan sumber kedurhakaan, yaitu mata, telinga, lidah, perut, kemaluan, kaki dan tangan, dan kerena ke tujuh anggota tubuh itu dapat menjadi sumber ketaatan kepada Allah swt dengan syarat apa yang dilakukannya disertai dengan niat yang tulus.
Referensi Makalah®
Kepustakaan:
John L Esposito (ed), the Oxford Encyclopedia of the Modern Islamic World, Edisi Indonesia, Jilid I, (Bandung ; Mizan, 2001). Abdul Aziz Dahlan, Ensiklopedi Hukum Islam, Jilid IV, (Jakarta : Ichtiar Baru Van Hoeve, 1997). M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, cet. , Vol. 1, (Jakarta ;Lentera Hati, 2004). Ibnu Rajab al-Hambali, At-Takhwif Min an-Nar wa at-Ta’rif bihal dar al-Bawar, terj. Oleh Widyan Wahyudi dengan judul Dahsyatnya Neraka, (Jakarta ; Pustaka at-Tazkia, 2008). Ahmad Mustafa al-Maraghi, Tafsir al-Maraghi, jilid 4, (Semarang : Toha Putra, 1993).