Kaidah Dhamir dalam al-Quran
Pada: August 20, 2012
Sebelum memahami kaidah dhamir dalam al-Quran, ada baiknya dipahami pengertian dhamir (baca di sini). Mengenai kaidah dhamir, yaitu
Kaidah dhamir pertama:
اصل وضع الضمير للاختصار
Asal mula diletakkannya dhamir adalah untuk meringkas kalimat.
Sebagai contoh, Firman Allah dalam Q.S. Al-Ahzab/33: 35.
إنَّ الْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْقَانِتِينَ وَالْقَانِتَاتِ وَالصَّادِقِينَ وَالصَّادِقَاتِ وَالصَّابِرِينَ وَالصَّابِرَاتِ وَالْخَاشِعِينَ وَالْخَاشِعَاتِ وَالْمُتَصَدِّقِينَ وَالْمُتَصَدِّقَاتِ وَالصَّائِمِينَ وَالصَّائِمَاتِ وَالْحَافِظِينَ فُرُوجَهُم وَالْحَافِظَاتِ وَالذَّاكِرِينَ اللَّهَ كَثِيرًا وَالذَّاكِرَاتِ أَعَدَّ اللَّهُ لَهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا
Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki-dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempaun yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempaun yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah Telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.
Dhamir ( هم) pada kata (لهم) berfungsi sebagai pengganti puluhan lafal yang terletak sebelumnya dimulai dari lafal المسلمين sampai kepada lafal والذاكرات. Dengan demikian, tanpa pengulangan lafal-lafal tersebut, maksud yang dikehendaki dari ayat itu sudah tercapai. Fungsi utamanya dhamir pada ayat ini adalah untuk meringkas kalimat.
Kaidah dhamir kedua:
اذا كان في الاية ضمير يحتمل عوده الي اكثر من مذكور وامكن الحمل علي الجميع , حمل عليه
Apabila ada dhamir di dalam satu ayat yang tempat kembalinya mencakup lebih dari yang disebutkan dan memang memungkinkan untuk mencakup kesemuanya itu, maka bisa dikembalikan kepada semuanya sesuai cakupannya.
Sebagai contoh firman Allah di dalam Q.S. Al-Insyiqaq/84: 6.
Hai manusia, sesungguhnya kamu telah bekerja dengan sungguh-sungguh menuju Tuhanmu, maka pasti kamu akan menemuiNya.
Dhamir pada ayat فملاقيه menurut sebuah pendapat kembali kepada ربك yaitu "Kamu pasti akan menemui Tuhanmu", tetapi menurut pendapat yang lain kembali pada كدحا yaitu "kamu akan menemui amal-amal perbuatanmu". Kedua pendapat ini benar karena seorang hamba di akhirat nanti akan menemui Allah dan amal-amal perbuatannya.
Kaidah dhamir ketiga:
اذا ورد مضاف ومضاف اليه وجاء بعد هما ضمير, فالاصل عوده للمضاف
Apabila ada mudhaf dan mudhaf ilaih kemudian terdapat dhamir sesudah keduanya, maka pada dasarnya dhamir itu kembalinya ke mudhaf.
Kaidah pokoknya adalah ketika terdapat mudhaf dan mudhaf ilaih sebelum dhamir maka dikembalikan ke mudhaf, kecuali ada petunjuk-petunjuk lain yang mengharuskan dikembalikan kepada mudhaf ilaih.
Contoh pertama: firman Allah di dalam Q.S. Ibrahim/14: 34.
Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya.
Dalam ayat ini kaidah dasarnya, dhamir لا تحصوها dikembalikan pada mudhaf yaitu نعمة bukan الله
Kaidah dhamir keempat:
ضمير الغائب قد يعود علي غير ملفوظ به ,كالذي يفسره سياق الكلام
dhamir orang ketiga (al-gaib) kadang-kadang dikembalikan kepada kata yang tidak terucap sebelumnya, namun dapat dipahami dari konteks kalimat
Contoh yang terdapat dalam firman Allah dalam Q.S. al-Qadr/97:1.
Sesungguhnya kami telah menurunkannya (al-Quran) pada malam kemulian.
Dhamir yang dimaksud dalam ayat انزلناه adalah al-Quran. sebab, kata al-inzal (turun) menunjukkan secara pasti (iltizam) bahwa rujukan (marji') yang dimaksud dalam dhamir itu adalah al-Quran.
Kaidah dhamir kelima
اذا تعاقبت الضمائر فالاصل ان يتحد مرجعها
Apabila terdapat banyak dhamir, maka pada dasarnya marji-'nya disamakan.
Jika terdapat banyak dhamir maka marji'-nya disatukan untuk menghindari ketercerai-beraian maksudnya.
Contoh dalam hal ini seperti firman Allah dalam Q.S. al-Fath/48:9
لِتُؤْمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَتُعَزِّرُوهُ وَتُوَقِّرُوهُ وَتُسَبِّحُوهُ بُكْرَةً وَأَصِيلًا
Supaya kamu sekalian beriman kepada Allah dan RasulNya, menguatkan (agama)-Nya, membesarkanNya dan bertasbih kepadaNya di waktu pagi dan petang.
Para ahli tafsir berbeda pendapat tentang marji' dhamir وتعزروه و توقروه, sekalipun semuanya sepakat bahwa marji'nya dhamir وتسبحوه adalah kembali kepada Allah. Sebagian ulama berpendapat bahwa marji'nya dhamir وتعزروه و توقروه adalah Rasulullah.
Kaidah dhamir keenam
المخالفة بين الضمائر في المرجع حذرا من التنافر
Perbedaan marji' terhadap beberapa dhamir supaya terhindar dari ketidaksesuaian (tanafur).
Seperti contohnya dalam firman Allah Q.S. al-Kahfi/18: 22.
Dan jangan kamu menanyakan tentang mereka (pemuda-pemuda itu) kepada seorangpun di antara mereka.
Menurut Sta'lab dan Mubarrad, rujukan dhamir فيهم (dhamir yang diterjemahkan dengan kata mereka yang pertama). Dalam ayat ini adalah pemuda-pemuda Ashab al-Kahfi, sedangkan marji' dari dhamir منهم (mereka yang kedua) adalah orang-orang Yahudi.
Kaidah dhamir ketujuh:
قد يذكر شيئان ويعود الضمير علي احدهما اكتفاء بذكره عن الاخر , مع كون الجميع مقصودا
Kadang ada dua sesuatu yang disebutkan kemudian dhamir-nya hanya kembali kepada salahsatunya saja karena sudah cukup meliputi yang lainnya, sekalipun yang dimaksud adalah kedua-duanya.
Contoh dari firman Allah di dalam Q.S. al-Taubah/9: 62.
Dan Allah dan Rasul-Nya itulah yang lebih patut mereka cari keridhaannya jika mereka adalah orang-orang yang beriman.
Dalam ayat ini dhamir يرضوه berbentuk mufrad, padahal yang dimaksud adalah Allah dan Rasul-Nya.
Kaidah dhamir kedelapan:
قد يجيء الضمير متصلا بشيء وهو لغيره
Kadang-kadang dhamir bersambungan dengan sesuatu tetapi dia (dhamir ) diperuntukkan untuk yang lainnya.
Contoh dalam firman Allah di dalam Q.S. Yasin/36: 81.
اوليس الذي خلق السموات والارض بقدر علي ان يخلق مثلهم
Dan tidakkah Tuhan yang menciptakan langit dan bumi itu berkuasa menciptakan kembali jasad-jasad mereka yang hancur itu?.
Firman Allah مثلهم bukan kembali kepada السموات والارض, akan tetapi kembali kepada orang-orang kafir yang mengingkari hari kebangkitan. Dengan dalil bahwa, orang-orang kafir itu tidak mengingkari penciptaan langit dan bumi, yang mereka ingkari adalah hari kebangkitan.
Kaidah dhamir kesembilan:
اذا جتمع في الضمائر مراعاة اللفظ والمعني بديء باللفظ ثم بالمعني
Apabila dalam beberapa dhamir terhimpun maksud untuk menjaga kesesuain kata dan kesesuaian makna, maka sebaiknya dimulai dengan menjaga kesesuaian kata baru kemudian kesesuaian makna.
Contohnya di dalam firman Allah Q.S. al-Baqarah/2: 8.
ومن الناس من يقول امنا بالله وباليوم الاخر وما هم بمؤ منين
Di antara manusia ada yang mengatakan "kami beriman kepada Allah dan hari kemudian", padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman.
Kalimat pertama من يقول menggunakan dhamir mufrad karena mengikuti tuntutan kata, sedangkan pada kalimat kedua وما هم بمؤمنين menggunakan dhamir jamak karena mengikuti tuntutan makna dalam ayat tersebut.
Referensi Makalah®
Kepustakaan:
Manna' Al-Qaṭṭan, Mabahist Fi 'Ulūm al-Quran. Cet. II; Kairo: Dar al-Taūfiq, 2005. Abū 'Abdillah Muhammad al-Ans}ari Al-Qurthubi, Tafsir al- Qurthubi juz I. Cet. I; Kairo: Dar al-Kutub al-'Urbah, 1969. Khalid ibn 'Ustman Al-Sabt, Qawaid al-Tafsir: Jam'an wa Dirasatan, jilid I. Cet. I; Saudi Arabiah: Dar Ibn Affaan, 1421H. Jalal al-Din 'Abd al-Rahman bin Abi Bakr Al-Sayūt}i, Al-Itqan Fi 'Ulum al-Quran, Juz II. Cet. I; Kairo: Maktabah al-Shafa, 2006. Suryadilaga, M. Alfatih. dkk, Metodologi Ilmu Tafsir. Cet. I; Yogyakarta: Teras. 2005. al-Zarkasyi, Al-Burhan Fi 'Ulum al-Quran, juz IV. Cet. I; Kairo: Dar al-Turaṡ, t.t.