Perbedaan Pendapat Kalimat Azan pada Shalat Subuh
Pada: August 21, 2012
Imam Malik, al-Tsauriy, dan al-Laits berpendapat, bahwa azan sebelum pelaksanaan salat subuh, harus ditambah kalimat الصلاة خير من النوم seusai dikumandangkan kalimat حي على الفلاح. Pendapat ini dipegang juga al-Syafi’iy ketika masih menetap di Bagdad, tetapi setelah pindah ke Mesir, ia tidak lagi berpendapat demikian.
Golongan Syi’ah menentang penambahan kalimat الصلاة خير من النوم, karena menurut keyakinan mereka, kalimat tersebut ditambahkan oleh ‘Umar ibn al-Khaththab ketika menjabat sebagai khalifah. Di lain pihak, Syi’ah Imam Dua Belas (Itsna ‘Asyariyah) dan Syi’ah Zaidiyah menggunakan kalimat حي على خير العمل sebagai tambahan, karena menurut keyakinan mereka, kalimat inilah yang asli. Bahkan, mereka tambahkan kalimat علي ولي الله sebagai penutup azan.
Kalimat الصلاة خير من النوم yang dianggap oleh golongan Syi’ah sebagai tambahan yang dilakukan oleh ‘Umar ibn al-Khathab, juga dikemukakan oleh Malik dalam kitabnya al-Muwaththa’. Namun, pendapat seperti itu dinilai oleh ulama Sunni lainnya sebagai pendapat yang tidak kuat. Alasannya adalah, Nabi sendiri memerintahkan muazzin-nya (Bilal ibn Rabah di Madinah dan Abu Mahzur di Mekah) untuk mengumandangkan kalimat itu pada azan subuh.
Referensi Makalah®
Kepustakaan:
Abiy ‘Abdillah Muhammad bin Ahmad al-Anshariy al-Qurthubiy, Tafsir al-Qurthuby, tp.tt. Cyril Glasse, The Concise Encyclopaedia of Islam, diterjemahkan oleh Gufron A. Mas’adi dengan judul Ensiklopedi Islam (Cet. I; Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada, 1996). Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Jakarta: Proyek Pengadaan Kitab Suci al-Qur’an, 1984/1985). Ahmad Warson Munawwir, al-Munawwir, Kamus Arab-Indonesia (Yogyakarta: Pondok Pesantren al-Munawwir, t.th.).