Metode Pemberian Tugas dalam Pembelajaran
Pada: October 01, 2012
Salah satu dari beberapa metode dalam pembelajaran, adalah metode pemberian tugas. Tayar Yusuf dan Syaiful Anwar mengemukakan pengertian metode pemberian tugas sebagai berikut:
Pemberian tugas atau resitasi, berasal dari bahasa Inggris to cite yang artinya mengutip (re=kembali), yaitu siswa mengutip atau mengambil sendiri bagian-bagian pelajaran itu dari buku-buku tertentu, lalu belajar sendiri dan berlatih hingga sampai siap sebagaimana mestinya. Metode ini populer dengan bentuk PR. Sebetulnya bukan hanya itu/bukan hanya di rumah.
Menurut Zakiah Daradjat, metode pemberian tugas/ penugasan/ resitasi, adalah cara dalam proses pembelajaran bilamana guru memberi tugas tertentu dan murid mengerjakannya, kemudian tugas tersebut dipertanggungjawabkan kepada guru.
Metode pemberian tugas tidak sebatas pada pekerjaan rumah, tapi lebih luas dari itu. Tugas bisa dilaksanakan di rumah, di sekolah, di perpustakaan, dan di tempat lainnya. Metode pemberian tugas merangsang peserta didik aktif belajar baik secara individual maupun secara kelompok. Oleh karena itu, tugas dapat diberikan secara individual dan dapat pula secara kelompok.
Metode pemberian tugas biasanya digunakan dengan tujuan agar peserta didik memiliki hasil belajar yang lebih mantap karena peserta didik melaksanakan latihan-latihan selama melakukan tugas, sehingga pengalaman peserta didik dalam mempelajari sesuatu dapat lebih terintegrasi. Hal itu disebabkan peserta didik mendalami situasi atau pengalaman yang berbeda ketika menghadapi masalah-masalah baru.
Hampir senada dengan pendapat di atas, Ahmad Sabri mengemukakan bahwa metode pemberian tugas dapat dipergunakan apabila: 1) Guru mengharapkan agar semua pengetahuan yang telah diterima peserta didik lebih mantap; 2) Bertujuan mengaktifkan peserta didik mempelajari sendiri suatu masalah dengan membaca dan mengerjakan soal-soal sendiri serta mencobanya sendiri; 3) Bertujuan agar peserta didik lebih rajin dan dapat mengukur kegiatan baik di rumah maupun di sekolah.
Ahmad Munjin Nasih dan Lilik Nur Kholidah mengemukakan bahwa pembelajaran agama termasuk mata pelajaran yang dapat menggunakan metode pemberian tugas untuk berbagai materi yang terkait erat dengan aspek knowledge, aspek afeksi dan psikomotor. Armai Arief menyatakan bahwa dalam pendidikan agama metode pemberian tugas, dapat diterapkan pada mata pelajaran yang bersifat praktis, misalnya menerjemahkan literatur bahasa asing seperti bahasa Arab atau Inggris, membuat kliping, paper, resume dan lain-lain.
Melaksanakan tugas menjadikan peserta didik aktif belajar dan merasa terangsang untuk meningkatkan belajar yang lebih baik, memupuk inisiatif dan berani bertanggung jawab sendiri. Adanya tugas-tugas yang diberikan kepada peserta didik diharapkan mampu menyadarkan mereka untuk selalu memanfaatkan waktu senggang dengan hal-hal yang menunjang pencapaian tujuan belajarnya.
Referensi Makalah®
Kepustakaan:
Tayar Yusuf dan Syaiful Anwar, Metodologi Pengajaran Agama dan Bahasa Arab (Cet. II; Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 1997). Zakiah Daradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam (Cet. IV; Jakarta: Bumi Aksara, 2008). Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar & Micro Teaching (Cet. II; Ciputat: Quantum Teaching, 2007)> Roestiyah NK, Strategi Belajar Mengajar (Cet. V; Jakarta: PT Rineka Cipta, 1998). Ahmad Munjin Nasih dan Lilik Nur Kholidah, Metode dan Teknik Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Cet. I; Bandung: Refika Aditama, 2009). Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam (Cet. I; Jakarta: Ciputat Pers, 2002).