Pengertian Humanisme
Pada: October 23, 2012
Sedangkan pengertian humanistik secara sederhana berarti “kemanusiaan” berasal dari bahasa latin humanus yang berarti “bersifat manusia” atau sesuai kodrat manusia, yang diturunkan dari akar kata homo yang berarti manusai. Secara terminologi, humanistik dapat diartikan dalam pengertian; Historical Humanism, Ethichal Humanism, Philosopical Humanism, Sociological Humanism, Religius Humanism, dan Literary Humanism.
Humanisme dalam Historical Humanism, digunakan untuk menyebutkan suatu peradaban yang di kenal dengan periode humasnistik, suatu periode peradaban yang terjadi di Eropa selama Renaissans (abad XIV-XVI) yang hampir seluruh pola kehidupan dan pemikiran, terinspirasi dan didominasi oleh ajaran zaman klasik di kebudayaan Greek dan Romawi. Dua kebudayaan inilah yang diyakini oleh masyarakat Eropa sebagai akar budaya mereka.
Humanism, an approach toward life gesed on elementary traditions of antiquity. Generally the term refers to periods of civilization whose Learning, literature,artand philosophy were based on the so called classical periods of Greek and Roman Culture.
Pengertian humanisme dari terminologi tersebut, pada mulanya diambil dari suatu program kependidikan yang di kenal dengan humanities atau studi humanitaties atau humaniora. Program kependidikan ini adalah sekumpulan konsep yang diderivasikan oleh pemikiran Cicero (106-43 SM), yang menekankan pada nilai-nilai keduniawian, dengan penekanan pada penghargaan atas individu dan beranggapan bahwa individu adalah titik sentral yang penting dari nilai-nilai kemanusiaan sebagai reaksi atas keyakinan agama, yang pada saat itu dirasakan sangat membatasi kebebasan dan belenggu kemanuisaan.
Humanisme dalam pengertian Ethichal Humanism adalah sebuah gerakan kemanusiaan yang secara luas memiliki perhatian khusus kepada perikemanusiaan, yang memperjuangkan kaum minoritas, sebagaimana uraian berikut:
Ethichal Humanism is any kond of movement where the interses of humanity as such are preponderant. Thus, the Society for Ethichal Culture, the variouse, pasifistic movements, the movements which lead fights for minorities may all Be called humanistic movements, considered from this point of view, al most all religious movements automaticallycontain humanistic elements.
Humanisme tersebut menempatkan diri sebagai satu pemikiran etis yang mempromosikan harkat, martabat dan nilai-nilai kemanusiaan yang dalam perkembangannya telah menjadikan manusia sadar akan eksistensinya sebagai makhluk rohani, yang sekaligus juga menandaskan kembali tanggung jawabnya dalam kehidupan di dunia. Akibat pandangannya tentang manusia yang cukup optimis, humanisme telah berjasa mengembalikan harkat dan martabat manusia, menyadarkan potensinya dan menendaskan tanggung jawabnya dalam kehidupan. Manusia dalam pandangan humanistik adalah ukuran segala sesuatu.
Pengertian humanisme menurut terminologi Philosopical Humanism adalah suatu term yang disandarkan kepada madzhab filsafat Pragmatisme yang dikembangkan oleh Charles S. Piece dan William James, yakni semenjak mereka memberikan interpretasi atas pragmatisme sebagai suatu madzhab yang berkeyakinan bahwa akhir (tujuan) manusia adalah aksi, dan semua upaya filosofis telah dihubungkan dengan manusia dan kemanusiaan. Sementara kata humanisme di pergunakan sebagai sebuah system tertentu bagi madzhab pragmatisme, meskipun dalam beberapa bagian, bertentangan dengan definisi dan semangat humanisme.
Pengertian humanisme dalam Sociological Humanism atau yang secara umum di kenal dengan Humanitarianism adalah sebagai berikut:
Sociological Humanism is a term which is used to define frend in applying typical characteristic of very close human relation as they prevail between families, common members of a small community, etc., to larger impersonal groups, the ideals of sociological humanism are achieved when loyalty, pity, mutual service and love out-line the relationship of all men to each other and not only the relation ship between members of a small group thus, Sociological Humanism becomes almost identical whith is more generally called humanitarianisme.
Humanisme dalam penjelasan itu dijadikan sebagai sebuah term yang digunakan untuk mendefinisikan kecenderungan dalam menerapkan karakteristik dari bentuk pola hubungan yang sangat tertutup, seperti mereka menyelamatkan terhadap anggota keluarga mereka dari sebuah komunitas yang terbatas, untuk mempertinggi harga diri mereka. Humanitarianisme ini bisa mencapai kondisi ideal, jika gambaran kesetiaan (loyalty), rasa kasih (pity), rasa kebersamaan (mental service), dan rasa cinta (love) tersambungkan pada semua manusia dan tidak hanya pada anggota kelompok tertentu saja.
Pengertian humanisme juga terkait dengan terminology Relegius Humanisme, yakni:
Relegius Hum anisme is a movement which developed from Unitarianisme (q.v), and which is best defined by a sentence from the socalled Humanist Manifesto (1993): “ Religion Consists of those actions, purpose, and experiences which are humanity significant. Nothing human is alien to the religious...” in other words, any metaphysical motivation for athical behavior, in many ways, this concept is based on the ories of A. Comte.
Humanisme Relegius, dalam pengertian tersebut adalah terminology yang disandarkan pada madzhab pemikiran Unitarianisme, yang berkembang di kalangan Kristen Amirika, sebagai reaksi atas para komunis sekuler yang telah mendefinisikan agama sebagaimana tersebut dalam manifesto Humanis (1933): “Agama meliputi aksi, tujuan dan pengalaman yang berhubungan dengan kemanusiaan. Tidak seorang pun yang dapat mengasingkan suatu agama...” dengan kata lain, beberapa motifasi matafisis atas tingkah laku etis di tolak, para humanis Kristen mendasarkan pandangan hidup mereka pada nilai-nilai kemanusiaan, yang menolak kehidupn akhirat sebagai balasan dan hukuman atas tingkah laku etis mereka.
Pengertian humanisme dalam terminology Literary Humanism adalah sebuah terminology yang diberikan untuk sebuah gerakan di Amerika yang setengah filosofis dan setengah sastra, yang dikembangkan oleh Irving Babbit dan Paul Elmer More pada awal tahun 1900-an. ideologi sentralnya adalah bahwa manusia di semesta ini mengikuti kebebasan tertentu yang di bimbing oleh intuisi. Manusia mesti berjuang untuk mencapai tujuannya, meskipun kerapkali terulangi oleh kepastian teologi atau ilmu pengetahuan.
Manusia harus berjuang melawan rintangan sistem-sistem teologis yang telah lama ada. Sebagaimana halnya perlawanannya kepada materialisme-mekanistik modern. Intuisi yang memimpin manusia berarti “pembebasan dari ketidak leluasaan diri dan penaklukan atas hukum kodrat”. Hal ini adalah salah satu logika yang mewakili ide untuk membangkitkan kembali seni klasik dan filsafat zaman antik, yang dalam keyakinan dan pertimbangan mereka adalah sebuah kristalisasi kongkrit atau real dari nilai-nilai kebudayaan mereka.
Referensi Makalah®
Kepustakaan:
Lorens Bagus, Kamus Filsafat, (PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1996). Tom Jacobs dkk dalam Paham Allah, (Kanisius, Yogyakarta, 2002). Giri, Membentuk Entrepreneur Muslim, Baryatusslamah, Jakarta, tt). A. Mangunhardjana, Isme-Isme dari A sampai Z, Kanisius, Yogyakarta, 1997). Hauma, Humanism, (The World University Encyclopedia Unbridge, Vol. 6, Publisher Company, Inc., Washington, t.th.).