Definisi Nilai menurut Pakar
Pada: November 21, 2012
Kata value yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi nilai, berasal dari bahasa Latin valare atau bahasa Perancis Kuno valoir (Enyclopedia of Real Esate Terms, 2002). Terdapat perbedaan pendapat di antara para pakar, dan perbedaan cara pandang mereka itu berimplikasi pada perumusan definisi nilai. Nilai atau value termasuk salah satu bidang kajian dalam filsafat. Istilah nilai dalam filsafat dipakai untuk menunjuk kata benda abstrak yang artinya keberhargaan (worth) atau kebaikan (goodness), dan kata kerja yang artinya suatu tindakan kejiwaan tertentu dalam menilai atau melakukan penilaian.
Dictionary of sosciology and Related sciences mengemukakan, definisi nilai adalah kemampuan yang dipercayai yang ada pada suatu benda untuk memuaskan manusia, sifat dari suatu benda yang menyebabkan menarik minat seseorang atau kelompok. Pada dasarnya nilai merupakan sifat atau kualitas yang melekat pada sesuatu obyek, bukan obyek itu sendiri. Sesuatu yang mengandung nilai berarti ada sifat atau kualitas yang melekat pada sesuatu tersebut. Dengan demikian, nilai itu sebenarnya adalah suatu kenyataan yang tersembunyi di balik kenyataan-kenyataan lainnya. Adanya nilai karena adanya kenyataan-kenyataan lain sebagai pembawa nilai (wastranger).
Senada dengan pendapat diatas, Milton Receach dan James Bank mengemukakan bahwa definisi nilai adalah suatu tipe kepercayaan yang berada dalam ruang lingkup sistem kepercayaan, dimana seseorang harus bertindak atau menghindari suatu tindakan mengenai sesuatu yang pantas atau sesuatu yang tidak pantas dikerjakan, dimiliki dan dipercayai. Pandangan ini juga berarti nilai merupakan sifat yang melekat pada sesuatu yang telah berhubungan dengan subyek (manusia pemberi nilai). Sementara itu, definisi nilai menurut Frankel adalah standar tingkah laku, keindahan, keadilan, kebenaran, dan efisiensi yang mengikat manusia dan sepatutnya dijalankan serta dipertahankan. Pengertian ini menunjukkan bahwa hubungan antar subyek dengan obyek memiliki arti yang penting dalam kehidupan subyek.
Yvon Ambriose mengaitkan nilai dengan kebudayaan dan menganggap nilai merupakan inti dari kebudayaan tersebut. Nilai merupakan realitas abstrak, dirasakan dalam pribadi masing-massing sebagai prinsip dan pedoman dalam hidup. Nilai merupakan suatu daya dorong dalam kehidupan seseorang baik pribadi maupun kelompok. Oleh karena itu nilai berperan penting dalam proses perubahan sosial. Sedangkan Sidi Gazalba mengartikan nilai dengan sesuatu yang bersifat abstrak dan ideal. Nilai bukan benda kongkrit, bukan fakta, tidak hanya soal penghayatan yang dikehendaki dan tidak dikehendaki, disenangi dan tidak disenangi. Nilai itu terletak antara hubungan subyek penilai dengan obyek.
Berdasarkan beberapa definisi nilai, terdapat suatu konvergensi bahwa nilai merupakan esensi yang melekat pada sesuatu yang sangat berarti bagi kehidupan manusia, esensi itu merupakan rujukan dan keyakinan dalam menentukan pilihan. Esensi itu sendiri belum berarti sebelum dibutuhkan manusia, tetapi bukan berarti adanya esensi itu karena adanya manusia yang membutuhkan. Sederhananya, kebermaknaan esensi tersebut semakin meningkat sesuai dengan peningkatan daya tangkap, kepentingan, dan pemaknaan manusia itu sendiri. Karena banyaknya definisi nilai (menurut para filosof nilai yang bekerja dalam Union of International Association (UIA, 2003), melaporkan terdapat 15 definisi nilai yang berbeda), maka memilih definisi nilai bukan untuk menyalahkan definisi lain, tepi hal itu tergantung dari sudut pandang mana orang melihat dan keperluan apa yang dibutuhkan.
Referensi Makalah®
Kepustakaan:
Rahmat Mulyana, Mengartikulasikan Pendidikan Nilai, (Bandung: Alfabeta, 2004). Kaelan, Pendidikan Pancasila, (Yogyakarta: Paradigma, 2002). Mawardi Lubis, Evaluasi Pendidikan Nilai, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008). Yvon Ambroise, Pendidikan Nilai, dalam Pendidikan Nilai Memasuki Tahun 2000, (Jakarta: PT Grasindo, 1993).