Model Pembelajaran TPS Think, Pair, Share
Pada: November 22, 2012
Pembelajaran kooperatif muncul dari konsep bahwa peserta didik akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya.
Di dalam kelas kooperatif peserta didik belajar bersama dalam kelompok kecil yang terdiri dari 5 – 6 orang peserta didik yang sederajat tetapi heterogen dalam kemampuan, jenis kelamin, suku atau ras, dan satu sama lain saling membantu.
Terdapat enam langkah atau tahapan didalam pelajaran yang menggunakan pembelajaran kooperatif, langkah tersebut adalah
Model pembelajaran TPS (Think, Pair, Share) berkembang dari penelitian pembelajaran kooperatif. Pertama kali di kembangkan oleh Frang Lyman dan koleganya di Universitas Maryland.
Menurut Arends (1997) dalam Triyanto, menyatakan bahwa TPS (Think, Pair, Share) merupakan suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pada diskusi kelas.
Adapun langkah-langkah model pembelajaran TPS (Think, Pair, Share)
Berfikir (Think)
Guru mengajukan suatu pertanyaan atau masalah yang dikaitkan dengan pelajaran, dan meminta peserta didik meggunakan waktu beberapa menit untuk berfikir sendiri jawaban atas masalah yang diberikan.
Berpasangan (Pair)
Selanjutnya guru meminta peserta didik untuk berpasangan dan mendiskusikan apa yang telah mereka peroleh. Interaksi waktu yang disediakan dapat menyatukan jawaban jika suatu pertanyaan yang diajukan atau menyatukan gagasan apabila suatu masalah khusus diidentifikasi.
Berbagi (Share)
Pada langkah akhir, guru meminta pasangan untuk berbagi dengan keseluruhan kelas yang telah mereka bicarakan. Hal ini efektif untuk berkeliling ruangan dari pasangan ke pasangan lain dan melanjutkan sampai sebagian pasangan mendapat kesempatan untuk melaporkan hasil diskusi masing-masing kelompok.
Referensi Makalah®
Kepustakaan: Marsha Weil, Models of Teaching, (Nedham : A Pearson Education Company, 2000). Triyanto, Model-Model Pembelaran Inovatif BerorientasiKonstruktivistik; Konsep Landasan Teoritis-Praktis dan Implementasinya, (Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2007).
Di dalam kelas kooperatif peserta didik belajar bersama dalam kelompok kecil yang terdiri dari 5 – 6 orang peserta didik yang sederajat tetapi heterogen dalam kemampuan, jenis kelamin, suku atau ras, dan satu sama lain saling membantu.
Terdapat enam langkah atau tahapan didalam pelajaran yang menggunakan pembelajaran kooperatif, langkah tersebut adalah
Fase | Tingkah laku guru |
Fase
– 1 Menyampaikan tujuan dan memotivasi peserta didik |
Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut |
Fase
– 2 Menyajikan informasi |
Guru menyajikan informasi kepada peserta didik dengan jalan demonstrasi atau lewat bacaan. |
Mengorganisasikan peserta didik ke dalam kelompok kooperatif |
Guru menjelaskan kepada peserta didik bagaimana caranya membuat kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan perubahan secara efisien. |
Fase – 4 Membimbing kelompok bekerja dan belajar |
Guru membimbing kelompok – kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka. |
Fase – 5 Evaluasi |
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing – masing kelompok mempresentasikan hasil belajar. |
Fase
– 6 Memberikan penghargaan |
Guru mencari cara – cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok. |
Model pembelajaran TPS (Think, Pair, Share) berkembang dari penelitian pembelajaran kooperatif. Pertama kali di kembangkan oleh Frang Lyman dan koleganya di Universitas Maryland.
Menurut Arends (1997) dalam Triyanto, menyatakan bahwa TPS (Think, Pair, Share) merupakan suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pada diskusi kelas.
Adapun langkah-langkah model pembelajaran TPS (Think, Pair, Share)
Berfikir (Think)
Guru mengajukan suatu pertanyaan atau masalah yang dikaitkan dengan pelajaran, dan meminta peserta didik meggunakan waktu beberapa menit untuk berfikir sendiri jawaban atas masalah yang diberikan.
Berpasangan (Pair)
Selanjutnya guru meminta peserta didik untuk berpasangan dan mendiskusikan apa yang telah mereka peroleh. Interaksi waktu yang disediakan dapat menyatukan jawaban jika suatu pertanyaan yang diajukan atau menyatukan gagasan apabila suatu masalah khusus diidentifikasi.
Berbagi (Share)
Pada langkah akhir, guru meminta pasangan untuk berbagi dengan keseluruhan kelas yang telah mereka bicarakan. Hal ini efektif untuk berkeliling ruangan dari pasangan ke pasangan lain dan melanjutkan sampai sebagian pasangan mendapat kesempatan untuk melaporkan hasil diskusi masing-masing kelompok.
Referensi Makalah®
Kepustakaan: Marsha Weil, Models of Teaching, (Nedham : A Pearson Education Company, 2000). Triyanto, Model-Model Pembelaran Inovatif BerorientasiKonstruktivistik; Konsep Landasan Teoritis-Praktis dan Implementasinya, (Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2007).