Musik Zaman Nabi saw dan Sahabat
Pada: November 04, 2012
Kehidupan masyarakat Islam di zaman Nabi saw dan sahabat masa awal ditandai oleh dua karakteristik, yaitu (1) sederhana, (2) Banyak berbuat untuk jihad fisabilillah membela Islam dan meluaskannya. Sehingga tidak ada waktu untuk bersenang-senang menciptakan bentuk-bentuk keindahan dalam bentuk musik, lagu, apalagi menikmati.
Orang-orang Islam pada zaman Nabi saw dan sahabat, lebih tertarik oleh seruan jihad daripada lagu dan musik, ini membuktikan bahwa masyarakat Islam di masa Rasulullah bukan tanah yang subur untuk kesenian. Tetapi ketika wilayah Islam meluas, kaum muslimin berbaur dengan berbagai bangsa yang masing-masing mempunyai kebudayaan dan kesenian sehingga terbukalah mata mereka kepada kesenian suara baru dengan mengambil musik-musik Persia dan romawi.
Pada zaman Nabi saw dan sahabat, tidak ada kaum pria yang berprofesi sebagai penyanyi, namun ada yang memiliki suara indah. Orang Arab pada zaman jahiliyah menganggap nyanyian sebagai suatu yang aib bagi kaum laki-laki, bahkan bagi kaum perempuan merdeka dan bukan hamba sahaya, maka dari itu mereka mengkhususkan penyanyi bagi para hamba sahaya wanita.
Adapun tentang adanya penyanyi wanita, telah ditunjukkan oleh sebagian hadis bahwa di Madinah terdapat penyanyi wanita, bahkan Madinah merupakan pusat nyanyian sejak zaman jahiliyah dibandingkan penduduk Mekkah. Sebagaimana telah diisyaratkan oleh Rasulullah saw: ”Sesungguhnya kaum Anshar sangat menyukai dan mengagumi permainan (nyanyian)”.
Permasalahan lagu dan musik semakin merebak dan marak setelah masa Rosululloh saw dan sahabat, bahkan banyak penyanyi yang sangat terkenal ketika itu, diantaranya Izzah al Maila.
Kemudian pada masa bani Umayyah semakin banyak lagi, bahkan lebih banyak dari sebelumnya. Dan pada masa bani Abasiyyah para seniman dan pujangga semakin bertambah lagi dan banyak dari kaum laki-laki yang terhormat masuk ke dunia musik dan lagu. Mereka banyak mengarang buku-buku tentang musik dan lagu dan menggubah syair-syair lagu bagi para penyanyi.
Ketika wilayah kekuasaan Islam meluas mencapai Eropa, pertumbuhan seni musik berubah total. Pesatnya pertumbuhan seni musik pada saat itu sebagai implikasi terjadinya akulturasi antara kebudayaan Islam dengan kebudayaan daerah taklukannya. Pada masa itu muncullah seorang ahli musik bernama Ibnu Majjah (wafat tahun 705 M). Setelah itu kaum muslimin banyak mempelajari buku-buku musik yang diterjemahkan dari bahasa Yunani dan Hindia. Mereka mengarang kitab-kitab musik baru dengan mengadakan penambahan dan penyempurnaan serta pembaharuan baik dari segi alat-alat instrument maupun dengan system dan tekhnisnya. Diantara pengarang teori musik Islam yang terkenal adalah:
- Yunus bin Sulaiman al Khatib (wafat tahun 785M) beliau adalah pengarang musik pertama dalam Islam, kitab-kitab karangannya dalam musik sangat bernilai tinggi sehingga, pengarang-pengarang teori musik Eropa banyak yang merujuk ke ahli musik itu.
- Khalil bin Ahmad (wafat tahun 791 M). beliau telah mengarang buku teori musik mengenai not dan irama.
- Ishak bin Ibrahim Mausulli (wafat 850 M). telah berhasil memperbaiki musik Arab jahiliyah dengan system baru.
Referensi Makalah®
Kepustakaan:
UNESCO, Sumbangan Islam kepada ilmu dan kebudayaan, (Penerbit pustaka: Bandung, 1997). Yusuf Al Qardhawy, Nasyid Versusu Musik Jahiliyah, (Mujahid Press: Bandung, 2001).