Pengertian Seni Lukis
Pada: November 01, 2012
Ada hubungan di antara semua seni, semuanya mempunyai masalah yang sama dalam hal estetika. Adapun terjadinya perbedaan di antara semua seni hanyalah secara fisik karena adanya material-medium yang digunakan. Penggunaan material-medium yang berbeda, yang digunakan oleh seniman dalam menciptakan sebuah karya seni, yang kemudian mengakibatkan terjadinya cabang seni, termasuk salah satunya seni lukis. Mengenai hal ini Suzanne K. Langer juga mengatakan:
“The interrelation among all the art painting, sculpture and architecture, music, poetry, fiction, dance, film, and any other you may admit have become a venerable old topic in aesthatics. It has lately become acceptable again to assert that all the arts are really just one ‘Art’ whit a capital A; that the apparent differences between painting and poetry, for instance, are supperficial due only to the difference of their materials. One artist paints with pigments. The other with words or one speaks in rhyme, and one in imeges and so forth.”
Berbicara pengertian seni lukis, maka ada beberapa pengertian dari pakar yang dapat di jadikan sebagai bahan referensi, diantaranya adalah :
B. S. Mayers menyimpulkannya bahwa seni lukis adalah membubuhkan cat (yang kental maupun yang cair) di atas permukaan yang datar, yang ketebalannya tidak ikut diperhitungkan, sehingga karya itu sering disebuat karya dua dimensi. Berbagai konfigurasi (kesan) yang diperoleh dari pembubuhan cat itu diharapkan dapat mengekspresikan berbagai makna atau nilai subyektif.
L. H. Chapman, ia memberikan pengertian seni lukis yang hampir sama dengan definisi yang disampaikan oleh Mayers, hanya saja mengenai “permukaan” yang diketengahkan olehnya tidak diberinya embel-embel datar (flat), karena ia rupa-rupanya melihat adanya kemungkinan untuk
juga melukis atau menggambari permukaan yang melengkung seperti permukaan jembangan, atau karya-karya lainnya yang dibuat dari bahan gips (batu tahu, plaster of paris).
Sanento Yuliman memberikan gambaran dengan menyimpulkan bahwa pengertian seni lukis adalah proses melahirkan pikiran, gagasan atau angan-angan ke dalam gubahan rupa yang indah atau yang memuskan penglihatan. Gubahan itu dibuat dengan mencoretkan garis dan mengoleskan warna, atau dengan mengukir, dikerjakan dengan alat yang digenggam atau dijepit di antara dua jari. Namun di zaman sekarang, telah terjadi pemisahan tegas antara pengertian mengukir dan pengertian melukis.
Dharsono Sony Kartika menyatakan bahwa Seni lukis merupakan ungkapan pengalaman estetik seseorang (seniman) yang dituangkan dalam bidang dua dimensi (dua matra), dengan menggunakan medium rupa, yaitu garis, warna, tekstur, bangun (shape), dan sebagainya. Medium rupa sendiri dapat dijangkau melalui berbagai macam jenis meterial, seperti tinta, cat/pigmen, dan berbagai aplikasi yang memberi kemungkinan untuk mewujudkan medium rupa.
Ketika kita berhadapan dengan sebuah karya seni lukis, sebenarnya kita berhadapan sejumlah tanda-tanda visual (visual sign) yang memiliki pesan untuk menyampaikan ide, gagasan ataupun pengalaman-pengalaman batin, emosional ataupun pemikiran dan perenungan dari sang pelukis. Di dalam sebuah lukisan ada upaya kreatif dari senimannya untuk memanfaatkan tanda-tanda visual itu sebagi sebuah bahasa visual (a language of visual sign).
Seni lukis adalah salah satu kesenian yang mengacu pada bentuk visual, yang merupakan susunan atau komposisi dari unsur-unsur atau elemen¬eleman rupa yaitu, garis, warna, tekstur, bangun (shape). Unsur-unsur inilah yang membangun tanda-tanda visual dalam seni lukis.
Garis yang merupakan dua titik yang dihubungkan, dalam dunia seni lukis sering dihadirkan bukan saja sebagai garis tetapi terkadang garis dihadirkan sebagai simbol emosi yang diungkapkan lewat garis, atau lebih tepat disebut goresan. Goresan atau garis yang dibuat oleh seorang seniman akan memberikan kesan psikologis yang berbeda pada tiap garis yang dihadirkan.
Warna dalam seni lukis mempunyai peran yang sangat esensial. Kita boleh mengaitkan warna itu dengan upaya menyatakan gerak, jarak, tegangan (tension), deskripsi alam (naturalisme), ruang, bentuk, ekspresi atau makna simbolik.
Referensi Makalah®
Kepustakaan:
B. S. Mayers, “The History of Art”, dalam Humar Sahman, Mengenali Dunia Seni Rupa, (Semarang: IKIP Semarang Press, 1993). Sanento Yuliman, Dua Seni Rupa, (Jakarta: Kalam, 2001). Dharsono Sony Kartika, Seni Rupa Modern, (Bandung, Rekayasa Sains, 2004). Sulebar M. Sukarman, “Berbagai Pengalaman Kreatif”, dalam Katalog Pameran Tunggal II Ari Setiawan (Berbagai Pengalaman Kreatif, (Semarang: Museum Ronggowarsito, 28 Nov-2 Des, 2005). Soegeng TM. Ed, Pengantar Apresiasi Seni Rupa, (Surakarta: ASKI, 1987).