Ajaran Pokok Agama Budha
Pada: December 13, 2012
Agama Buddha merupakan agama besar yang kedua, yang banyak penganutnya di dunia. Ajaran agama Buddha tidak bertitik tolak pada Tuhan dan hubungannya dengan alam semesta beserta seluruh isinya termasuk manusia. Tetapi dari keadaan yang dihadapi manusia dalam kehidupan sehari-hari khususnya tentang tata susila yang dijalankan manusia agar terbatas dari lingkaran dukha yang selalu mengiringi hidupnya.
Ajaran agama Buddha dapat dirangkum dalam tiga ajaran pokok, yaitu Buddha, Dhamma dan Sangha. Ajaran tentang Buddha Gautama sebagai pendiri agama Buddha dan asas rohani yang dapat dicapai oleh setiap makhluk hidup pada perkembangan.
Ajaran tentang Buddha berkaitan pula dengan masalah ketuhanan yang menjadi salah satu ciri ajaran semua agama. Ajaran tentang Damma banyak membicarakan tentang masalah-masalah yang dihadapi manusia dalam hidupnya baik yang berkaitan dengan ciri manusia itu sendiri maupun hubungannya dengan apa yang disebut Tuhan dan alam semesta dengan segala isinya. Ajaran tentang Sangha sebagai pasamuan para bikshu juga berkaitan dengan umat yang menjadi tempat para bikshu menjalankan dhammanya.
Umat Buddha di seluruh dunia menyatakan ketaatan dan kesetiaan mereka kepada Buddha, dhamma, Sangha dengan kata dalam satu rumusan kuno yang sederhana namun menyentuh hati, yang terkenal dengan nama Tiratana yang berasal dari bahasa Pali yang artinya satu bagian terpenting dan yang menjadi dasar agama Buddha. Tiratana berasal dari dua kata Ti yang berarti tiga dan Ratana yang berarti permata arti keseluruhannya adalah tiga permata mulia, yang maksudnya adalah tiga Perlindungan, rumusan tersebut berbunyi :
Buddha Saranam Gaccami – Aku berlindung kepada Buddha; Dhamma Saranam Gaccami – Aku berlindung kepada Dhamma; Sangha Saranam Gaccami – Aku berlindung kepada Sangha
Permata yang pertama adalah Buddhayaitu seseorang yang mencapai penerapan yang sempurna dengan kemampuan sendiri tanpa bantuan dari makhluk-makhluk lain. Ia mempunyai kemampuan untuk menguraikan dan membabarkan penyatuan kepada makhluk-makhluknya. Permata yang kedua adalah Dhammayaitu ajaran-ajaran yang diberikan dan dibabarkan sang Buddha untuk mencapai Nibbana. Permata yang ketiga adalah AriyaSanghayaitu persaudaraan para pengikut sang Buddha yang telah melaksanakan dhamma dengan sempurna dan yang telah mencapai magga (jalan) dan phala (hasil) dapat juga dikatakan persaudaraan para pengikut sang Buddha yang telah mencapai tingkatantingkatan kesucian baik tingkatan pertama (sota panna) orang yang telah mencapai tujuh kali kelahiran, kedua (saka dagami) orang yang telah mencapai lima kali kelahiran, ketiga (anagani) orang yang telah mencapai satu kali kelahiran, maupun yang keempat (arahat) orang yang tidak sama sekali mengalami kelahiran.
Perlindungan adalah suatu yang dituju orang ketika mereka mengalami penderitaan atau ketika mereka membutuhkan keselamatan dan perasaan aman.
Aku pergi ... berlindung kepada Buddha, aku pergi berlindung kepada dhamma, aku pergi berlindung kepada Sangha (untuk yang kedua kalinya ... untuk yang ketiga kalinya)
Tiga perlindungan tersebut merupakan doa yang dapat dilaksanakan kapan saja dan di manapun, tetapi dalam dunia Buddha diyakini bahwa hari yang Paling baik untuk memulainya yaitu dengan mengikat tiga permata atau tiga perlindungan, dan yang dapat menjadikannya sebagai penutup hari sebagai umat Buddha sebelum tidur.
Meskipun doa tersebut sangat singkat namun perlu diingat bahwa kalimat tersebut meliputi seluruh ajaran Buddhis, Buddha guru agung dan penunjuk jalan kehidupan bagi umat Buddha, dhamma merupakan ajaran yang diwariskannya kepada umat Buddha sebagai pedoman dalam menempuh kehidupan ini, sedangkan Sangha atau persaudaraan para bikshu melambangkan panjang dhamma.
Referensi Makalah®
Kepustakaan:
Mudjahid Abdul Manaf, Sejarah Agama-Agama, (Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1996). A. Mukti Ali, Agama-Agama di Dunia, (Hanindita, Yogyakarta, 1998). PHRA Vidhur Dhammabhorn, Ajaran Bagi Para Pemula, (Penerbit Yayasan Sucinno, Bandung, 1992). Shravasti Dhammika, Anda Bertanya Kami Menjawab, (Yayasan Penerbit Karania Anggota IKAPI, 2003).