Jenis-jenis Sihir
Pada: December 04, 2012
Menurut pendapat pakar yang mendalami tentang sihir, jenis-jenis sihir dibagi menjadi empat macam, yaitu sebagai berikut:
Sihr al-Kazibi Adalah jenis sihir yang sering dilakukan oleh seseorang untuk mempengaruhi perasaan dan pikiran orang lain dengan bahasa-bahasa yang halus dan lembut yang penuh dengan kebohongan. Tipuan jenis ini sering digunakan oleh orang-orang yang berprofesi sebagai pedagang. Penyanyi, peramal dan orang yang sedang dimabuk cinta.
Sihr al-Aini Adalah jenis sihir yang dapat mempengaruhi pandangan mata dan daya khayal seseorang. Orang-orang yang tergolong dalam jenis sihir ini adalah para tukang sulap Sihr al-Qulubi Adalah jenis sihir yang terjadi karena adanya keanehan pada diri seseorang yang senang melakukan amalan-amalan hati, seperti orang yang senang mengamalkan mantra-mantra tertentu, senang bertapa dalam gua-gua, tempat-tempat keramat, dan hal-hal lain yang tidak diajarkan oleh Islam.
Sihr al-Hasadi Adalah jenis sihir yang dilakukan oleh para pendengki terhadap orang yang di benci nya. Masyarakat Indonesia sering menyebut sihir jenis ini dengan sebutan santet, dan tenung. Tetapi ada juga yang mengatakan bahwa sihir merupakan suatu perbuatan yang bisa mendekatkan pada syetan dan memalingkan diri dari keimanan dan ketaqwaan kepada Allah swt.
Menurut Abu Abdillah al-Razi bahwa sihir itu terbagi menjadi delapan macam;
Pertama, sihir Kildan dan Kisydan, yaitu mereka para penyembah tujuh bintang. Mereka menyakini bahwa ketujuh bintang itulah yang mengatur dan mengendalikan alam ini. Menurut mereka, bintang-bintang itu yang membawa kebaikan dan keburukan. Itulah orang-orang yang kepada mereka diutus Nabi Ibrahin As.
Kedua, Sihir at-Tharqu (ramalan dengan garis), caranya dengan menggarisi tanah atau memukul-mukul pasir, atau memukul dengan batu kecil-kecil. Apakah garis itu dapat berkata, atau batu kecil itu dapat menjawab.
Ketiga, Meminta bantuan kepada para arwah yang bersemayam di bumi, yaitu bangsa jin. Mereka ini terbagi menjadi dua bagian: Jin kafir dan Jin mukmin, yang tidak lain mereka (jin kafir tersebut) adalah setan.
Selanjutnya, orang-orang yang memproduksi sesuatu dan orang-orang yang suka melakukan eksperimen telah menyaksikan bahwa berhubungan dengan ruh-ruh bumi ini berlangsung melalui amalan-amalan yang cukup mudah dan dengan mantra yang tidak banyak, serta kepulan asap.
Keempat, Ilusi, Hipnotis dan Sulap. Dasar pijakan sihir ini adalah bahwa manusia sering kali melakukan kesalahan dan hanya terfokus pada suatu hal saja dan tidak pada yang lainya. Tidakkah anda memperhatikan pesulap ulung yang memperlihatkan sesuatu yang bisa membuat para penontonnya tercengang serta menarik perhatian mata mereka kepadanya, sehingga apabila pandangan mereka sudah si buk dan terfokus pada sesuatu itu, maka si pesulap akan melakukan hal lain dengan cepat, dan pada saat itu akan terlihat oleh mereka sesuatu yang lain selain apa yang mereka tunggu-tunggu, sehingga mereka benar-benar sangat heran.
Jika si pesulap itu diam dan tidak berbicara untuk mengalihkan pikiran kepada kebalikan dari apa yang ingin ia kerjakan, niscaya para penonton akan mengerti setiap apa yang akan dikerjakan.
Kelima, Thair Thuyur, meramalkan nasib dengan menerbangkan burung.
Keenam, Sihir Himiya yaitu sihir yang menggunakan batu-batuan (bisa dalam bentuk cincin) atau minyak. Sedangkan umat Islam hingga kini masih ada yang percaya terhadap batu-batu seperti “batu sulaiman” sebagai pembawa rizki (menjadi kaya), “batu pirus” dan “combong” sebagai pemikat (asihan, pelet), atau minyak “ja’faron” sebagai pembawa kharisma.
Ketujuh, Sihr Hende, sihir yang berasal dari ajaran Hindu ini juga sering dipraktekkan umat Islam di zaman dulu. Cara mereka menggunakan sihir ini ialah dengan membuat boneka manusia berwajah binatang, seperti: anjing, himar, babi dan sebagainya. Tujuannya agar dapat mengubah wajah manusia cantik atau sebaliknya.
Sihir ini termasuk ganas sehingga oleh sebagian masyarakat seringkali disebut Teluh jika si korban sampai meninggal. Namun jika si korban hanya berubah rupa, disebut sihir Pilemburan (Sunda), dan jika yang berubahnya itu hanya pada penglihatan si korban, maka disebut sihir Simsalabim, seperti yang digunakan para tukang sulap.
Kedelapan, Sihir Raqi, sihir ini berupa mantra atau jampi yang dipraktekkan untuk membuat guna-guna agar seseorang menjadi terpikat (jatuh cinta).
Referensi Makalah®
Kepustakaan: Abu Aqila, Kesaksian Raja Jin: Meluruskan Pemahaman Alam Gaib dengan Syari‟at, Senayan Abadi Publishing, Jakarta, 2002). Muhammad bin Abdul Wahhab, Bersihkan Tauhid Anda Dari Noda Syirik, (Bina Ilmu, Surabaya, 2003). Syaikh Muhammad At-Tamimi, Kitab Tauhid, (Yayasan Al-Sofwa, Jakarta, 1999).
Sihr al-Kazibi Adalah jenis sihir yang sering dilakukan oleh seseorang untuk mempengaruhi perasaan dan pikiran orang lain dengan bahasa-bahasa yang halus dan lembut yang penuh dengan kebohongan. Tipuan jenis ini sering digunakan oleh orang-orang yang berprofesi sebagai pedagang. Penyanyi, peramal dan orang yang sedang dimabuk cinta.
Sihr al-Aini Adalah jenis sihir yang dapat mempengaruhi pandangan mata dan daya khayal seseorang. Orang-orang yang tergolong dalam jenis sihir ini adalah para tukang sulap Sihr al-Qulubi Adalah jenis sihir yang terjadi karena adanya keanehan pada diri seseorang yang senang melakukan amalan-amalan hati, seperti orang yang senang mengamalkan mantra-mantra tertentu, senang bertapa dalam gua-gua, tempat-tempat keramat, dan hal-hal lain yang tidak diajarkan oleh Islam.
Sihr al-Hasadi Adalah jenis sihir yang dilakukan oleh para pendengki terhadap orang yang di benci nya. Masyarakat Indonesia sering menyebut sihir jenis ini dengan sebutan santet, dan tenung. Tetapi ada juga yang mengatakan bahwa sihir merupakan suatu perbuatan yang bisa mendekatkan pada syetan dan memalingkan diri dari keimanan dan ketaqwaan kepada Allah swt.
Menurut Abu Abdillah al-Razi bahwa sihir itu terbagi menjadi delapan macam;
Pertama, sihir Kildan dan Kisydan, yaitu mereka para penyembah tujuh bintang. Mereka menyakini bahwa ketujuh bintang itulah yang mengatur dan mengendalikan alam ini. Menurut mereka, bintang-bintang itu yang membawa kebaikan dan keburukan. Itulah orang-orang yang kepada mereka diutus Nabi Ibrahin As.
Kedua, Sihir at-Tharqu (ramalan dengan garis), caranya dengan menggarisi tanah atau memukul-mukul pasir, atau memukul dengan batu kecil-kecil. Apakah garis itu dapat berkata, atau batu kecil itu dapat menjawab.
Ketiga, Meminta bantuan kepada para arwah yang bersemayam di bumi, yaitu bangsa jin. Mereka ini terbagi menjadi dua bagian: Jin kafir dan Jin mukmin, yang tidak lain mereka (jin kafir tersebut) adalah setan.
Selanjutnya, orang-orang yang memproduksi sesuatu dan orang-orang yang suka melakukan eksperimen telah menyaksikan bahwa berhubungan dengan ruh-ruh bumi ini berlangsung melalui amalan-amalan yang cukup mudah dan dengan mantra yang tidak banyak, serta kepulan asap.
Keempat, Ilusi, Hipnotis dan Sulap. Dasar pijakan sihir ini adalah bahwa manusia sering kali melakukan kesalahan dan hanya terfokus pada suatu hal saja dan tidak pada yang lainya. Tidakkah anda memperhatikan pesulap ulung yang memperlihatkan sesuatu yang bisa membuat para penontonnya tercengang serta menarik perhatian mata mereka kepadanya, sehingga apabila pandangan mereka sudah si buk dan terfokus pada sesuatu itu, maka si pesulap akan melakukan hal lain dengan cepat, dan pada saat itu akan terlihat oleh mereka sesuatu yang lain selain apa yang mereka tunggu-tunggu, sehingga mereka benar-benar sangat heran.
Jika si pesulap itu diam dan tidak berbicara untuk mengalihkan pikiran kepada kebalikan dari apa yang ingin ia kerjakan, niscaya para penonton akan mengerti setiap apa yang akan dikerjakan.
Kelima, Thair Thuyur, meramalkan nasib dengan menerbangkan burung.
Keenam, Sihir Himiya yaitu sihir yang menggunakan batu-batuan (bisa dalam bentuk cincin) atau minyak. Sedangkan umat Islam hingga kini masih ada yang percaya terhadap batu-batu seperti “batu sulaiman” sebagai pembawa rizki (menjadi kaya), “batu pirus” dan “combong” sebagai pemikat (asihan, pelet), atau minyak “ja’faron” sebagai pembawa kharisma.
Ketujuh, Sihr Hende, sihir yang berasal dari ajaran Hindu ini juga sering dipraktekkan umat Islam di zaman dulu. Cara mereka menggunakan sihir ini ialah dengan membuat boneka manusia berwajah binatang, seperti: anjing, himar, babi dan sebagainya. Tujuannya agar dapat mengubah wajah manusia cantik atau sebaliknya.
Sihir ini termasuk ganas sehingga oleh sebagian masyarakat seringkali disebut Teluh jika si korban sampai meninggal. Namun jika si korban hanya berubah rupa, disebut sihir Pilemburan (Sunda), dan jika yang berubahnya itu hanya pada penglihatan si korban, maka disebut sihir Simsalabim, seperti yang digunakan para tukang sulap.
Kedelapan, Sihir Raqi, sihir ini berupa mantra atau jampi yang dipraktekkan untuk membuat guna-guna agar seseorang menjadi terpikat (jatuh cinta).
Referensi Makalah®
Kepustakaan: Abu Aqila, Kesaksian Raja Jin: Meluruskan Pemahaman Alam Gaib dengan Syari‟at, Senayan Abadi Publishing, Jakarta, 2002). Muhammad bin Abdul Wahhab, Bersihkan Tauhid Anda Dari Noda Syirik, (Bina Ilmu, Surabaya, 2003). Syaikh Muhammad At-Tamimi, Kitab Tauhid, (Yayasan Al-Sofwa, Jakarta, 1999).