Jiwa Sehat menurut WHO
Pada: December 12, 2012
Dalam sidang WHO pada Tahun 1959 di Geneva telah berhasil merumuskan kriteria jiwa yang sehat. Seseorang dikatakan mempunyai jiwa sehat menurut WHO apabila yang bersangkutan itu:
- Dapat menyesuaikan diri secara konstruktif pada kenyataan, meskipun kenyataan itu buruk baginya.
- Memperoleh kepuasan dari hasil jerih payah usahanya.
- Merasa lebih puas memberi dari pada menerima.
- Secara relatif bebas dari rasa tegang (stress), cemas dan depresi.
- Berhubungan dengan orang lain secara tolong menolong dan saling memuaskan.
Dalam kaitannya dengan definisi jiwa sehat menurut WHO, maka pada tahun 1984 Organisasi Kesehatan se Dunia (World Health Organization) telah menambahkan dimensi agama sebagai salah satu dari 4 pilar sehatan; yaitu kesehatan manusia seutuhnya meliputi: sehat secara jasmani/ fisik (biologik); sehat secara kejiwaan (psikiatrik/ psikologik); sehat secara sosial; dan sehat secara spiritual (kerohanian/ agama).
Manusia yang sehat seutuhnya adalah manusia yang beragama, dan hal ini sesuai dengan fitrah manusia. Keempat dimensi sehat tersebut di atas diadopsi oleh the American Psychiatric Association dengan paradigma pendekatan biopsycho-socio-spiritual.
Dalam kaitannya dengan hal tersebut, maka dalam perkembangan kepribadian seseorang mempunyai 4 dimensi holistik, yaitu agama, organobiologik, psiko-edukatif dan sosial budaya.
Referensi Makalah®
Kepustakaan:
Dadang Hawari, Religi dalam Praktek Psikiatri dan Psikologi, (Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, 2002).