Pandangan Ulama tentang Pendidikan Anak
Pada: December 19, 2012
Pendidikan anak pada dasarnya adalah tanggung jawab orang tua. Ulama banyak memberikan pandangan mengenai masalah pendidikan anak di antarnya: Ibn Miskawih, al-Qobisi, Ibn Sina, dan al-Ghozali.
Pemikiran Ibn Miskawaih
Ibn Miskawaih membangun konsep pendidikan yang bertumpu pada pendidikan ahlak. Menurut Ibn Miskawaih bahwa anak didik disini adalah murid, siswa, peserta didik, atau mahasiswa yang merupakan sasaran kegiatan pengajaran dan pendidikan yang merupakan bagian yang perlu mendapatkan perhatian yang seksama. Perbedaan anak didik dapat menyebabkan terjadinya perbedaan materi, metode, pendekatan dan sebagainya.
Orang tua merupakan pendidik yang pertama bagi anak-anaknya dengan syariat sebagai acuan utama materi pendidikannya. Karena peran yang demikian besar dari orang tua dalam kegiatan pendidikan maka perlu adanya hubungan yang harmonis antara oarang tua dan anak yang di dasarkan pada cinta kasih. Cinta seseorang terhadap gurunya harus melebihi cintanya terhadap orang tuanya sendiri karena seorang guru dianggap lebih berperan dalam mendidik kejiwaan muridnya dalam rangka mencapai kebahagian sejati. Selain itu karena guru berperan membawa anak didik kepada kearifan, mengisi jiwa anak didik dengan kebijaksanaan yang tinggi dan menunjukan kepada mereka kehidupan abadi dan dalam kenikmatan yang pula.
Pemikiran al-Qobisi
Menurut al-Qobisi bahwa mendidik anak merupakan upaya amat setrategis dalam rangka menjaga kelangsungan bangsa dan negara. Oleh karena itu pendidikan anak harus dilaksanakan dengan penuh kesungguhan dan ketekunan yang tinggi. Al-Qobisi menghendaki agar pendidikan dan pengajaran dapat menumbuh kembangkan pribadi anak sesuai dengan nilainilai Islam yang benar. Tujuan pendidikan yang mengarahkan agar anak dapat memiliki keterampilan dan keahlian pragmatis yang dapat mendukung kemampuannya mencarai nafkah. (baca:Pemikiran al-Qabisi tentang Pendidikan Dasar)
Pemikiran al-Mawardi
Pemikiran al-Mawardi dalam bidang pendidikan sebagian besar terkonsentrasi pada masalah etika hubungan guru dan murid. Menurut al-Mawardi bahwa seorang guru harus merupakan figur yang dapat dicontoh oleh murid dan masyarakat. Oleh karena itu segala tingkah laku guru harus sesuai dan sejalan dengan norma dan nilai ajaran agama yang berasal dari wahyu. Maka seorang guru harus tampil sebagai teladan yang baik. Usaha penanaman nilai-nilai kehidupan melalui pendidikan tidak akan berhasil, kecuali jika peranan guru tidak hanya sekedar komunikator nilai melainkan sekaligus sebagai pelaku nilai yang menuntut adanya rasa tanggung jawab dan kemampuan dalam meningkatkan kwalitas sumber daya manusia yang utuh.
Pemikiran Ibnu Sina
Pemikiran Ibnu Sina dalam pendidikan antara lain berkenaan dengan tujuan pendidikan, kurikulum, metode pengajaran, guru dan pelaksanaan hukuman dalam pendidikan. Rumusan tujuan pendidikan yang dikemukakan Ibnu Sina itu sudah terkandung strategi yang mendasar mengenai dasar dan pendidikan. Yaitu bahwa pendidikan yang diberikan kepada anak didik selain harus dapat mengembangkan potensi dan bakat dirinya secara optimal dan menyeluruh, juga harus mampu menolong manusia agar desis melaksanakan fungsinya sebagai kholifah di masyarakat, dengan suatu keahlian yang dapat diandalkan.
Pemikiran al-Ghazali
Menurut al-Ghazali ada dua faktor yang mempengaruhi perkembangan anak didik, yaitu faktor endogen dan eksogen, faktor intern dan ektern, faktor pembawaan dan lingkungan, faktor keturunan dan pendidikan, faktor bakat dan ajar.
Al-Ghazali mengatakan “anak adalah suatu amanat Tuhan kepada kedua orang tuanya, hatinya suci bagaikan juhar yang indah sederhana dan bersih dari segala goresan dan bentuk. Ia masih menerima segala apa yang digoreskan kepadanya dan cenderung kepada setiap hal yang ditunjuk kepadanya”.
Orang tua adalah orang yang pertama dan terutama yang wajib bertanggung jawab atas pemeliharaan dan pendidikan anak-anaknya. Tanggung jawab pertama karena keluarga inilah ank-anak pertama kali menyandarkan hidup dan membutuhkan sentuhan kasih sayang pertama, medapatkan bimbingan, pengajaran dan pendidikan dari orang tuanya. Sebagai tanggung jawab terutama, karena sebagian besar kehidupan anak adalah didalam keluarga, saehingga pendidikan dan bimbingan yang paling banyak diterima oleh anak adalah dari kedua orang tuanya.
Referensi Makalah®
Kepustakaan:
Yedi Kurniawan ,Pendidikan Anak Sejak Dini hingga Masa depan, (Jakarta: Cv Firdaus,1993). Abuddin Nata, Pemikiran para tokoh pendidikan Islam (Kajian Filsafat pendidika Islam), (Jakarta: Rajawali Pers 2001). Ali al-Jumbulati, Dirasah al-Muqoranah Fi at-Attarbiyah al-Islamiyah, Terj. M. Arifin, Perbandingan pendididkan Islam, (Jakarta: Rineka Cipta, 1994).