Tarekat Asy-Syahadatain
Pada: December 30, 2012
Tarekat Asy-Syahadatain muncul sejak awal abad IX sebelum kemerdekaan Republik Indonesia. Tarekat ini dikembangkan pertama kali oleh Sayyed Umar, yang merupakan keturunan Nabi ke-37, dari silsilah Husain bin Ali.
Orang tua Sayyed Umar asli orang Arab yang pindah ke Indonesia dengan tujuan berdagang dan menetap di Cirebon pada tahun 1860. Sayyed Umar dilahirkan di Cirebon sekitar pada tahun 1890, kemudian ia dibesarkan di lingkungan pesantren sejak kecil hingga dewasa pada tahun 1930.
Awal mula lahirnya tarekat Asy-Syahadatain, adalah dari perkumpulan Mujahadah oleh Sayyed Umar. Mujahadah ini diadakan secara sederhana, namun makin lama semakin banyak anggota jamaahnya, bukan lagi dari kalangan orang tua melainkan juga dari kalangan remaja. Hal ini dikarenakan perkumpulan ini sifatnya menkaji tentang hakekat ajaran agama Islam. Kemudian setelah kemerdekaan RI., pada tahun 1964 jamaah ini mendirikan perkumpulan dengan nama Tarekat Asy-Syahadatain, dengan diketuai Sayyed Umar atau lebih dikenal dengan Abah Umar.
Disebut Asy-Syahadatain karena ajarannya lebih mengutamakan mengkaji tentang syahadat yang dianggap penting dalam ajaran Islam, dibandingkan dengan ajaran Islam lainnya. Dengan syahadatlah orang disebut Islam dan baru mengerjakan ajaran Islam lainnya.
Sayyed Umar wafat tahun 1973, kemudian dilanjutkan oleh putranya Muhammad Rasyid (Abah Rasyid). Setelah 20 tahun tarekat ini dipimpin oleh putra beliau yang bernama Ahmad Ismail (Abah Mail) pada tahun 1993.
Perkembangan tarekat Asy-Syahadatain di Kecamatan Mejobo Kabupaten Kudus dibawa oleh murid Abah Umar, yang memang berasal dari Kudus, mereka adalah K.H. Masruchin, Abu Hasan dan Kyai Muschin. Dari ketiga murid Abah Umar inilah tarikat Asy-Syahadatain yang dipelopori oleh K.H. Masruchin berkembang di Kecamatan Mejobo. Pada perkembangan selanjutnya tarekat ini mendapatkan pengikut cukup banyak.
Peningkatan kuantitas anggota Tarekat Asy-Syahadatain tersebut tidak terlepas pada keyakinan mereka terhadap asal-usul ajaran tersebut yang bersumber dari Nabi Muhammad. Hal ini cukup penting bagi para guru, bahkan silsilah ini dijaga sebagaimana kartu nama yang terlegitimasi oleh maha guru. Adapun silsilah tersebut adalah :
Nabi Muhammad saw, Ali bin Abi Thalib, Maulana Sayyidina Husain, Imam Ali Zainul Abidin, Imam Muhammad Bakir, Imam Jafar As-Sodiq, Imam Ali Al-Maridi, Imam Muhammad An-Nakib, Imam Isa An-Nakib, Sayyed Ahmad Muhajir Illallah, Sayyed Abdullah, Sayyed Alwi, Sayyed Muhammad, Sayyed Hasan, Sayyed Yahya, Sayyed Ahmad, Sayyed Alwi, Sayyed Muhammad, Sayyed Abdullah, Sayyed Idrus, Sayyed Ahmad, Sayyed Maseh, Sayyed Thoha, Sayyed Syekh, Sayyed Ahmad, Sayyed Ismail, Abah Umar.
Referensi Makalah®
*Berbagai Sumber