Konsep Accelerated Learning dalam Pembelajaran
Pada: January 05, 2013
Menurut Colin Rose, Accelerated Learning adalah teknik belajar yang alami, sesuai dengan gaya belajar siswa sehingga belajar terasa lebih mudah dan lebih cepat. Accelerated Learning sebuah sistem yang menyeluruh untuk mempercepat dan meningkatkan rancangan dan proses belajar. Berdasarkan pada penemuan atau penelitian tentang otak, yang membuktikan dan meningkatkan kembali efektifitas belajar yang menghemat waktu dan biaya dalam proses belajar.
Boby DePorter mengemukakan bahwa istilah Accelerated Learning dalam kaitan dengan suggestology (pemercepatan belajar), didefinisikan sebagai hal yang memungkinkan siswa untuk belajar dengan kecepatan yang mengesankan, dengan upaya normal, dan dibarengi dengan kegembiraan.
Dari beberapa pengertian Accelerated Learning, disimpulkan bahwa accelerated learning adalah keseluruhan teknik dan metode belajar yang memungkinkan siswa belajar dengan mudah, menyenangkan dan efektif dengan upaya yang normal dan sesuai dengan gaya belajarnya masing-masing.
Pandangan mengenai konsep pengajaran Accelerated Learning terus menerus mengalami perubahan dan perkembangan sesuai dengan kemajuan ilmu dan teknologi pendidikan. Perubahan dalam bidang pendidikan ini berusaha untuk mencapai tingkat kemajuan yang lebih tinggi, di mana harus memiliki dasar dan prinsip yang jelas agar dalam pelaksanaan perencanaan tersebut dapat berjalan dengan baik dan dapat mencapai tujuan yang diharapkan.
Program Accelerated Learning yang selama ini dijalankan dan berhasil tidak lepas dari prinsip-prinsip dasar yang selalu mereka laksanakan, yaitu :
- Belajar melibatkan seluruh pikiran dan tubuh. Belajar tidak hanya menggunakan otak (sadar, rasional, memakai otak kiri), dan verbal. Tetapi juga melibatkan seluruh tubuh atau pikiran dengan segala emosi, indera, dan sarafnya.
- Belajar adalah berkreasi, bukan mengonsumsi. Pengetahuan bukanlah sesuatu yang diserap oleh pembelajar, melainkan sesuatu yang diciptakan pembelajar. Pembelajaran terjadi ketika seorang pembelajar memadukan pengetahuan dan keterampilan baru ke dalam struktur dirinya sendiri yang telah ada. Belajar secara harfiah adalah menciptakan makna baru, jaringan saraf baru, dan pola interaksi elektrokimia baru di dalam sistem jaringan otak/ tubuh secara menyeluruh.
- Kerjasama membantu proses belajar mengajar. Semua usaha belajar yang baik mempunyai landasan sosial. Kita biasanya belajar lebih banyak dengan berinteraksi dengan kawan-kawan dari pada kita pelajari dengan cara lain yang manapun. Persaingan di antara pembelajar memperlambat pembelajaran. Kerja sama di antara mereka mempercepatnya. Suatu komunikasi belajar selalu lebih baik hasilnya dari pada beberapa individu yang belajar sendiri-sendiri.
Bagaimanapun juga, otak bukanlah prosesor berurutan, melainkan prosesor paralel, dan otak akan berkembang pesat jika ia ditantang melakukan banyak hal sekaligus. Belajar berasal dari mengerjakan hal itu sendiri (dengan umpan balik). Belajar paling baik adalah belajar dengan konteks. Hal-hal yang dipelajari secara terpisah akan sulit diingat dan mudah menguap. Pengalaman yang nyata dan konkret dapat menjadi guru jauh lebih baik dari pada sesuatu hipotesis dan abstrak-asalkan di dalamnya tersedia peluang untuk terjun langsung secara total, mendapatkan umpan balik, merenung dan menerjunkan diri kembali.
Emosi positif sangat membantu pembelajaran. Perasaan menentukan kualitas dan juga kuantitas belajar seseorang. Perasaaan negatif menghalangi belajar. Perasaan positif mempercepatnya. Belajar yang penuh tekanan, menyakitkan dan bersuasana muram tidak dapat mengungguli hasil belajar yang menyenangkan, santai dan menarik hati.
Referensi Makalah®
Kepustakaan:
Colin Rose, K-U-A-S-A-I lebih cepat: Buku Pintar Accelerated Learning, Terj. MASTER It Faster oleh Femmy Syahrani, (Bandung: Kaifa, 2002). Boby DePorter & Mike Herncki, Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan, (Bandung: Kaifa, 2002).