Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences (MI)
Pada: January 23, 2013
Menurut Gardner inteligensi bukanlah kemampuan seseorang yang sudah ada sejak lahir dan tetap sepanjang hidup, sehingga tidak dapat dikembangkan. Dalam diri seseorang setidaknya terdapat sembilan jenis inteligensi, yaitu 1) kecerdasan linguistik, 2) matematis logis, 3) spasial, 4) ki nesteti k jasmani, 5) musi kal, 6) interpersonal, 7) intrapersonal, 8) ekstensial, dan 9) kecerdasan naturalis.
Dengan mengetahui bahwa terdapat lebih dari satu jenis kecerdasan maka strategi yang tepat bagi setiap orang dalam mengembangkan potensi dirinya adalah dengan berupaya mengetahui jenis-jenis kecerdasan yang memberikan peluang terbesar untuk dikembangkan.
Pada hakikatnya, pembelajaran berbasis Multiple Intelligences (MI) adalah suatu upaya mengoptimalkan kecerdasan majemuk yang dimiliki setiap individu (siswa) untuk mencapai kompetensi tertentu dengan cara mengkombinasikan berbagai kecerdasan yang dimiliki oleh siswa.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pembelajaran berbasis Multiple Intelligences (MI), antara lain sebagai berikut;
Penalaran
Penalaran adalah cara kerja kecerdasan intelektual. Orang yang cerdas intelektual, salah satu kesenangannya adalah melakukan penalaran.
Eksperimen
Eksperimen merupakan langkah untuk mengembangkan kecerdasan intelektual dan menjadi kegiatan yang paling disenangi oleh orang-orang yang cerdas dan intelek. Dorongan dari rasa ingin tahu yang tinggi membuat mereka tidak terlalu mempedulikan kegagalan dalam bereksperimen, bahkan kegagalan justru menjadi batu loncatan bagi penyempurnaan temuan mereka selanjutnya.
Ingatan yang Baik
Ingatan atau memori menunjuk pada proses penyimpanan atau pemeliharaan informasi sepanjang waktu (maintaining information overtime). Orang yang cerdas intelektual biasanya mempunyai daya ingat yang baik. Daya ingat atau kemampuan mengingat itu sangat penting, baik untuk kepentingan belajar, pengembangan ilmu pengetahuan, dan lain-lain.
Rajin Membaca
Menurut al-Quran, salah satu cara orang yang cerdas intelektual adalah rajin membaca, senang dan selalu membaca. Perintah membaca, merupakan wahyu pertama yang diturunkan Allah swt kepada nabi Muhammad dan mampu membuat nabi bisa membaca sekalipun beliau belum pernah membaca.
Pembelajaran berbasis multiple intelligences (MI) pada prakteknya adalah memacu kecerdasan yang menonjol pada diri siswa seoptimal mungkin, dan berupaya mempertahankan kecerdasan lainnya pada standar minimal yang telah ditentukan oleh sekolah atau lembaga. Selain itu, pembelajaran berbasis multiple intelligences (MI), adalah suatu upaya mengoptimalkan kecerdasan majemuk yang dimiliki setiap individu (siswa) untuk mencapai kompetensi tertentu yang dituntut oleh sebuah kurikulum.
Referensi Makalah®
Kepustakaan:
Dewi Salma Prawiradilaga, Mozaik Teknologi Pendidikan, (Jakarta: Prenada Media, 2004). Rusli Amin, Menjadi Remaja Cerdas, (Jakarta: Al-Mawardi Prima, 2003). Suharman, M S, Psikologi Kognitif, (Surabaya: Sri kandi, 2005).