Pendekatan Percobaan Awal (Starter Eksperiment Approach)
Pada: January 16, 2013
Salah satu pendekatan dalam pembelajaran adalah Pendekatan Percobaan Awal (Starter Eksperiment Approach), yaitu bila kegiatan belajar bisa dilakukan dengan percobaan. Mempunyai ciri khusus yaitu percobaan awal, yang dirancang oleh guru yang bertujuan untuk menggugah peserta didik belajar, membangkitkan rasa ingin tahu dan menghubungkan konsep yang dipelajari dengan alam lingkungan, pembelajaran dilakukan dengan memperaktekan prinsip-prinsip metode ilmiah meliputi pengamatan, dugaan, desain percobaan, eksperimen dan laporan hasil penelitian.
Pembelajaran dengan pendekatan percobaan awal (Starter Experiment Approach) melatih siswa belajar secara aktif dengan mengikuti tahapan pembelajaran. Dengan demikian siswa akan menemukan sendiri konsep yang sesuai dengan hasil yang diperoleh selama proses pembelajaran yang pada gilirannya akan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.
Pendekatan percobaan awal (Starter Experiment Approach) merupakan pendekatan komprehensif untuk pengajaran IPA yang mencakup berbagai strategi pembelajaran yang biasanya diterapkan terpisah dan berorientasi terhadap ketrampilan proses. Dengan mengembangkan ketrampilan-ketrampilan memproseskan perolehan, peserta didik akan mampu menemukan dan mengembangkan fakta dan konsep serta menumbuhkan sikap dan nilai yang dituntut.
Pembelajaran dengan pendekatan percobaan awal (Starter Experiment Approach) melatih siswa agar secara aktif dengan mengikuti tahapan pembelajaran yang pada gilirannya akan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Disini guru memiliki peran membantu agar proses pengonstruksian pengetahuan oleh siswa berjalan lancar. Guru tidak menstransfer pengetahuan yang telah dimilikinya, melainkan membantu siswa untuk membentuk pengetahuannya sendiri.
Dalam pendekatan percobaan awal (Starter Experiment Approach) setidaknya terdapat tiga unsur yang diperlukan untuk proses perubahan konsep (conceptual change), yaitu :
- Identifikasi prakonsepsi siswa yang masih berupa miskonsepsi
- Perbaikan miskonsepsi menjadi konsepsi ilmiah melalui percobaan pengujian
- Penerapan konsep dengan situasi yang dekat dengan kehidupan siswa.
Adapun desain percobaan dalam pendekatan percobaan awal (Starter Experiment Approach) merupakan langkah-langkah utuh dan berurutan. Tahapan-tahapan kegiatan belajar mengajar dalam pendekatan percobaan awal (Starter Experiment Approach) adalah sebagai berikut:
- Starter Experiment, bertujuan untuk membangkitkan rasa ingin tahu melalui fenomena fisika dan menghubungkan konsep yang akan dipelajari dengan alam lingkungannya. Oleh karena itu Starter Experiment Approach sedapat mungkin diambil langsung dari alam sekeliling yang sedang menggejala.
- Pengamatan (observation). Pengamatan kreatif perlu dilatih karena siswa dalam melakukan pengamatan lebih sering melakukan pengamatan yang tanpa makna. Pengamatan seperti ini kurang menguntungkan dan tidak mencerminkan kreatifitas siswa. Oleh karena itu siswa dilatih melakukan pengamatan kreatif terhadap gejala yang ditunjukkan oleh Starter Experiment Approach.
- Rumusan masalah, yaitu membantu siswa merumuskan dugaan. Berdasarkan pengamatan masalah dirumuskan sedemikian rupa agar mengarah pada konsep yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran. Masalah hendaknya dirumuskan dengan kata tanya yang bersifat terbuka.
- Dugaan Sementara, Siswa diminta mengajukan dugaan mereka terhadap masalah yang telah dirumuskan, secara bebas. Perumusan dugaan oleh siswa sangat membantu siswa untuk mengemukakan prakonsepsinya. Benar tidaknya dugaan yang dikemukakan akan dibuktikan sendiri melalui percobaan pengujian.
- Percobaan Pengujian, Percobaan pengujian disusun untuk membuktikan dugaan sementara dari masalah yang telah dirumuskan. Dalam merancang percobaan pengujian guru perlu memberi arahan-arahan agar percobaan yang dilakukan siswa tidak jauh menyimpang.
- Penyusunan konsep, Berdasarkan temuan-temuan yang ada siswa secara bersama-sama diajak menyusun konsep. Dalam penyusunan konsep siswa dibawa kearah situasi konflik antara apa yang mereka fikirkan dengan apa yang telah mereka observasi. Selanjutnya melalui diskusi, siswa dibawa kearah pemikiran yang benar dan meninggalkan pemahamannya yang salah. Penyempurnaan susunan konsep dapat dibantu oleh guru.
- Menarik Kesimpulan, Setelah diskusi penyusunan konsep, guru membimbing siswa untuk menarik suatu kesimpulan. Proses penarikan kesimpulan tidak hanya berdasar apa yang telah diperoleh dari pengamatan langsung tetapi juga melibatkan sumber informasi lain seperti buku-buku fisika dan jurnal yang relevan dengan konsep yang sedang dipelajari.
- Penerapan konsep, Kemampuan siswa menerapkan konsep dalam situasi lain merupakan salah satu bentuk keberhasilan proses
Berikut ini beberapa kelebihan dan kekurangan pembelajaran dengan pendekatan percobaan awal (Starter Experiment Approach) sebagai berikut:
Kelebihan pendekatan percobaan awal (Starter Experiment Approach)
- Dapat menarik minat siswa untuk mempelajari fisika
- Meningkatkan aktifitas dan kreatifitas siswa
- Membiasakan siswa berfikir dan bertindak ilmiah
- Memperlihatkan adanya keterkaitan fisika dengan lingkungan
- Menjadikan peklajaran berhitung sebagai pelajaran yang disenangi dan dinantikan siswa, tidak lagi sebagai pelajaran yang menakutkan.
Kelemahan pendekatan percobaan awal (Starter Experiment Approach)
- Membutuhkan waktu yang banyak apalagi jika sebagian siswa tidak tertantang dengan pendekatan ini. Peran guru sebagai motivator dituntut, sehingga siswa lebih giat belajar.
- Kurang cocok dijalankan untuk konsep fisika yang baku atau jarang ditemukan dilingkungan, seperti atom.
Referensi Makalah®
Kepustakaan:
Conny Semiawan, Pendekatan Ketrampilan Proses, (Jakarta: PT Gramedia, 1990). Ihat Hatimah, dkk., Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan, (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2008). Endah Susilowati, Pengaruh Pembelajaran Fisika dengan Pendekatan Percobaan awal (Starter Experiment Approach) Pada Pokok Bahasan Alat Optik Terhadap Hasil Pembelajaran Fisika Kelas VIII SMP Negeri 4 Pati Tahun Ajaran 2009/2010. Skripsi Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam IKIP PGRI Semarang, (Semarang: Perpustakaan IKIP PGRI, 2010).