Dimensi Pragmatik dalam Semiotik
Pada: January 07, 2013
Dimensi pragmatik dalam semiotik adalah studi mengenai relasi antara tanda dan penggunanya (interpreter), khususnya yang berkaitan dengan penggunaan tanda secara konkret dalam berbagai peristiwa (discourse), serta efek atau dampaknya terhadap pengguna. Pendeknya, penerimaan dan efek tanda pada masyarakat.
Dimensi pragmatik dalam semiotik berkaitan dengan nilai (value), maksud, dan tujuan dari sebuah tanda, yang menjawab pertanyaan; “untuk apa” dan “kenapa” serta pertanyaan mengenai pertukaran (exchange) dan nilai utilitas tanda bagi pengguna.
Sedangkan menurut Alex Sobur, dimensi pragmatik adalah cabang ilmu bahasa yang mempelajari struktur bahasa secara eksternal, yakni bagaimana satuan kebahasaan itu digunakan dalam komunikasi. Untuk membantu memperjelas pemahaman mengenai klasifikasi Morris, di bawah ini adalah bagan yang dibuat Yasraf (Semiotika sebagai Metode dalam Penelitian Sesain) dalam Christomy dan Untung Yuwono (Penyunting), 2004, menjelaskan sifat dan elemen dari sintaksis, semantik, dan pragmatik.
Semiotik dengan tiga dimensi model Morris inilah yang digunakan sebagai “pisau” analisis (metode analisa) sebuah teks bisa dikuak maknanya, bukan dengan menafsiri teks tersebut, atau kata demi kata secara verbal, melainkan membaca melalui faktor, kondisi, dan apa saja yang melatar-belakangi teks lahir, kemudian memaknai teks tersebut dengan redaksi yang ada, serta yang terakhir membaca efek bagi penggunanya.
Referensi Makalah®
Kepustakaan:
Yasraf Amir Piliang, Semiotika sebagai Metode dalam Penelitian Desain, dalam Christomy dan Untung Yuwono (Penyunting), 2004). Ahmad al-Hasyimi, Jawahir al-Balaghah fi al-Ma'ani wa al-Bayan wa al-Badi', (Indonesia: Dar Ihya al-Kutub al-Arabiyyah, 1960).