Jenis-jenis Makrifat
Pada: January 06, 2013
Dalam makrifat dan makrifatullah, dibagi dua jenis, yaitu mengenal Allah secara ilmu pengetahuan (ilmi) dan mengenali Allah secara perasaan (hali), atau juga soal keadaan yang terjadi dalam hati manusia.
Makrifat Ilmi
Makrifat ilmi yaitu mengenal Allah secara ilmiah. Menurut al-Hujwiri mengenal Allah secara ilmi adalah dasar dari semua barokah di dunia ini dan di akhirat nanti. Karena hal yang paling penting bagi seorang pada setiap waktu dan dalam segala keadaan adalah pengetahuan tentang Tuhan, sebagaimana tertuang dalam al-Quran surat adz-Dzariyat ayat 56 yang berbunyi:
“Dan Aku tidak menciptakan Jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku” (QS. 51: 56).
Namun sebagian manusia melalaikan kewajiban ini, kecuali mereka yang telah dipilih oleh Tuhan. Para Ahli hukum, ahli teologi memberi nama makrifat sebagai pengetahuan yang benar tentang Tuhan.
Makrifat Hali
Makrifat hali yaitu mengenal Allah dengan hati. Dalam hal ini hatinya telah hidup lewat Tuhan dan pikiran-pikirannya telah berpaling dari semua yang bukan Tuhan. Martabat atau nilai kehidupan setiap orang bergantung pada makrifat. Menurut syeikh-syeikh sufi perasaan yang benar (hal) terhadap Tuhan dengan nama makrifat. Dan mereka mengatakan bahwa makrifat lebih utama daripada pengetahuan (ilmi), sedang keadaan hati yang benar (hal) adalah hasil dari pengetahuan yang benar. Dalam pandangan sufi pengetahuan yang benar tidak sama dengan keadaan hati yang benar.
Lain halnya dengan Tohari Musnamar, menurutnya ada lima jenis makrifatullah, empat dapat dicapai, satu tidak mungkin digapai dan empat dapat dimiliki, satu mutlak milik Ilahi.
Makrifatul Asma
Allah memiliki sembilan puluh sembilan asma yang mengatakan bahwa Allah Maha sempurna, bila berdoa hendaklah disertai menyebut asma-Nya dan Allah sangat senang bila disebut asma-Nya, barang siapa hafal (Asma-ul Husna) niscaya masuk surga.
Makrifatus-Sifat
Dengan mendalami makna Asma-ul Husna orang menjadi mengenal sifat-sifat Allah, mengenal sifat-sifat kesempurnaan Allah. Insan hendaknya berakhlak dengan sifat keutamaan-Nya tentu saja dalam batas kemampuan kemanusiaanya.
Makrifatul-Af’al
Karya Allah terbentang luas dij agad raya. Tersusun rapi dalam organ tubuh manusia, jagad besar, jagad kecil, jagad madya adalah karya tertinggi tak ada bandingannya, itu adalah suatu bukti kebesaran Allah yang tiada taranya.
Makrifatul-Iradah
Mengenal maksud Allah menciptakan makhluk, yakni untuk apa Allah menggelar alam dunia, menciptakan manusia, mendeklarasikan agama dan lain sebagainya, semua itu adalah kodrat-iradat Allah dan pasti tidak akan sia-sia. Setiap iradah pasti ada makna dan maksudnya.
Makrifatuldz-Dzat
Inilah bagian yang tidak dapat dicapai manusia, bagian khusus merupakan hak Tuhan. Karena pikir manusia tidak mungkin mencapai, akal manusia tidak mungkin menggapai. Allah Dzat yang Maha Gaib, Maha Tersembunyi, Maha Tinggi, Maha Suci, Maha Abadi.
Dengan memahami nama-nama Allah yang luhur serta sifat-sifat-Nya yang sempurna akan dapat mengantarkan seseorang untuk bermakrifat kepada Allah. Dalam kaitannya dengan hal ini Allah berfirman dalam al-Quran Surat al-Isra’: 51;
“Katakanlah; serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu seru. Dia mempunyai nama-nama yang baik”.
Syaikh Ibnu Atho’illah as-Sukandari mengatakan, bahwa makrifat kepada Allah juga bisa dicapai dengan beribadah kepada-Nya. Dalam bukunya Hakekat Makrifat disebutkan bahwa:
“Barang siapa bercahaya pada permualaannya, niscaya bercahaya pula pada akhirnya ”.
Pernyataan diatas mempunyai penjelasan bahwa apabila seseorang itu pada awalnya sudah bercahaya, yakni banyak beribadah kepada-Nya, maka pada akhirnya pun ia akan bercahaya, yakni bisa bermakrifat kepada Allah, yang dengan makrifat ini ia akan mencapai kebahagiaan hidup, baik di dunia maupun di akhirat kelak.
Referensi Makalah®
Kepustakaan:
Ibnu Atha’illah as-Sukandari, Kuliah Makrifat, (terjemahan), (Surabaya: Tiga dua, t.th). Ensiklopedi Nasional Indonesia, (Jakarta: PT Adi Pustaka, 1989). Allamah Sayyid Muhammad Husein Thaba’thabai, Ilmu Makrifat Mengintip Filsafat Ketuhanan Imam Ali Bin Abi thalib, (Bandung: Penerbit Marja, 2003). Al-Hujwiri, Kasyful Mahjub, terj, Suwardjo Muthari dan Abdul Hadi, (Bandung: Mizan, 1992).