Jenis Reinforcement dalam Pembelajaran
Pada: January 09, 2013
Dalam referensi sebelumnya, pengertian reinforcement dalam pembelajaran, adalah penguatan berupa umpan balik yang diberikan guru sebagai suatu bentuk penghargaan untuk memperkuat perilaku yang diinginkan dan memberi hukuman/ memadamkan perilaku yang tidak diinginkan. Penguatan tersebut terbagi dalam dua jenis, yaitu;
Penguatan Verbal
Biasanya diungkapkan atau diutarakan dengan menggunakan kata-kata pujian, penghargaan, persetujuan dan sebagainya, misalnya; pintar, bagus, bagus sekali, seratus.
Penguatan Nonverbal
Penguatan Nonverbal, biasanya berbentuk;Penguatan gerak isyarat, misalnya anggukan atau gelengan kepala, senyuman, kerut kening, acungan jempol, wajah mendung, wajah cerah, sorot mata yang sejuk bersahabat atau tajam memandang.
Penguatan pendekatan: Guru mendekati siswa untuk menyatakan perhatian dan kesenangannya terhadap pelajaran, tingkah laku, atau penampilan siswa. Misalnya guru berdiri di samping siswa, bejalan menuju siswa, duduk dengan seseorang atau sekelompok siswa, atau berjalan di sisi siswa. Penguatan ini berfungsi menambah penguatan verbal.
Penguatan dengan sentuhan (contact): Guru dapat menyatakan persetujuan dan penghargaan terhadap usaha dan penampilan siswa dengan cara menepuk-nepuk bahu atau pundak siswa, bejabat tangan, mengangkat tangan siswa yang menang dalam pertandingan. Penggunaannya harus di perti mbangkan dengan seksama agar sesuai dengan usia, jenis kelamin, dan latar belakang kebudayaan setempat.
Penguatan dengan kegiatan menyenangkan: Guru dapat menggunakan kegiatan-kegiatan atau tugas-tugas yang disenangi oleh siswa sebagai penguatan. Misalnya seorang siswa yang menunjukkan kemajuan dalam pelajaran musik ditunjuk sebagai pemimpin paduan suara di sekolahnya.
Penguatan berupa simbol atau benda: penguatan ini dilakukan dengan cara menggunakan berbagai simbol berupa benda seperti tanda bintang dari kertas, kartu bergambar, binatang plastik, lencana, permen ataupun komentar tertulis pada buku siswa. Hal ini jangan terlalu sering digunakan agar tidak sampai terjadi kebiasaan siswa mengharap sesuatu sebagai imbalan.
Jika siswa memberikan jawaban yang hanya sebagian saja benar, guru hendaknya tidak langsung menyalahkan siswa. Dalam keadaan ini guru sebaiknya menggunakan atau memberikan penguatan tak penuh (parsial). Umpamanya, bila seorang siswa hanya memberikan jawaban sebagian benar, sebaiknya guru menyatakan, "ya, jawabanmu sudah baik, tetapi masih perlu disempurnakan," sehingga siswa tersebut mengetahui bahwa jawabanya tidak seluruhnya salah, dan ia mendapat dorongan untuk menyempurnakannya
Referensi Makalah®
Kepustakaan:
J. J. Hasibun dan Moedjiono, Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009). Moh Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2000). Kenenth N. Wexley et.all., Organizational Behavior and Personel Psycology, (tk: Irwin, 1984).