Konsep Psikologi Transpersonal
Pada: January 27, 2013
Psikologi transpersonal, seperti halnya psikologi humanistik, menaruh perhatian pada dimensi spiritual manusia yang ternyata mengandung pelbagai potensi dan kemampuan luar biasa yang sejauh ini terabaikan dari telaah psikologi kontemporer. Bedanya adalah kalau psikologi humanistik lebih memanfaatkan potensi-potensi ini untuk peningkatan hubungan antar manusia, sedangkan psikologi transpersonal lebih tertarik untuk meneliti pengalaman subjektif-transendental, serta pengalaman luar biasa dari potensi spiritual manusia ini.
“Transpersonal psychology is concerned with the study of humanitys highest potentian, and with the recognition, understanding, and realization of unitive, spiritual, and transcendent sates of consciousness.”
Rumusan di atas menunjukkan dua unsur penting yang menjadi sasaran telaah Psikologi Transpersonal, yaitu potensi-potensi luhur dan fenomena kesadaran manusia.
Gambaran selintas tentang psikologi transpersonal ini menunjukkan bahwa aliran ini mencoba untuk menjajagi dan melakukan telaah ilmiah terhadap suatu dimensi yang sejauh ini lebih dianggap sebagai bidang garapan kaum kebatinan, ruhaniawan, agamawan, dan mistikus. Sekalipun masih dalam taraf telaah awal, Psikologi transpersonal menunjukkan bahwa di luar alam kesadaran biasa terdapat ragam dimensi lain yang luar biasa potensialnya.
Psikologi transpersonal telah menorehkan cara pandang revolusioner mengenai manusia dan kesadarannya. Dikatakan revolusioner karena terdapat asumsi-asumsi dasar dalam psikologi transpersonal yang berbeda dengan mazhab-mazhab psikologi sebelumnya. Vaughan, Wittine, dan Walsh dalam naskah yang berjudul Transpersonal Psychology and Religion Person (dalam E.P. Shafranske (ed.) Religion and Cinical Practice of Psychology, 1996) menyebutkan empat asumsi dasar psikologi transpersonal yang dikutip oleh Enthin Herviana.
Pertama, psikologi transpersonal adalah pendekatan kepada penyembuhan dan pertumbuhan yang melingkupi semua tingkat spektrum identitas-prapersonal, personal, dan transpersonal. Tahap prapersonal dimulai dalam rahim sampai usia 3-4 tahun. Pada tahap ini, kesadaran didorong oleh keinginan untuk bertahan hidup, memperoleh perlindungan, dan merasa terikat. Tahap personal meliputi kesadaran diri (sense of self) yang kohesif dan stabil. Sedang pada tahap transpersonal, individu menjadi pribadi yang sadar tentang kerinduannya akan pengetahuan diri yang lebih mendalam.
Kedua, psikologi transpersonal mengakui terurainya kesadaran diri terapis serta pandangan dunia spiritualnya sebagai hal yang utama dalam membentuk sifat proses dan hasil terapi. Asumsi ini merupakan ciri khas psikologi transpersonal yang mengharuskan terapis untuk memberikan komitmen pada orientasi spiritualnya terhadap kehidupan
Ketiga, psikologi transpersonal adalah proses kebangkitan atau pencerahan (awakening) dari identitas mikro menuju identitas makro. Psikologi transpersonal menganggap bahwa apa yang disebut Stanislav Grof sebagai spiritual emergency merupakan proses spiritual yang akan membimbing orang menuju pertumbuhan kepribadian atau akhlak seseorang yang lebih besar dan fungsi yang lebih tinggi
Dan keempat, psikologi transpersonal akan membantu proses kebangkitan atau pencerahan (awakening) dengan menggunakan teknik-teknik yang mempertajam intuisi dan memperdalam kesadaran personal dan transpersonal tentang diri. Kearifan dan intuisi dibina dan dikembangkan melalui teknik-teknik seperti meditasi, pencitraan, mimpi, dan altered state of consciousness.
Psikologi transpersonal membawa perubahan baru dalam psikoterapi, atau yang sekarang lazim disebut sebagai intervensi spiritual dalam psikoterapi. Doa, zikir, pertobatan, dan ritus-ritus keagamaan lainnya telah menjadi media yang ampuh dalam membantu proses penyembuhan. Sampai disini, psikologi transpersonal dapat dikatakan telah berhasil mengawinkan antara kajian pis dan spirituialitas dari tradisi agama-agama.
Referensi Makalah®
Kepustakaan:
Lajoie, Denise H. S. Shapiro, Definition of Transpersonal Psichology: the first twenty year. Dalam The Jurnal of Transpersonal Psychology, Vol. 24. Irwanto, Psikologi Umum, ( Jakarta: PT. Prehanlindo, 2002),