Macam-macam Yoga
Pada: January 24, 2013
Dalam referensi sebelumnya telah diuraikan pengertian yoga, selanjutnya akan dibahas mengenai macam-macam yoga, yaitu;
Jnana Yoga
Melalui ilmu pengetahuan kerohanian, seorang Jnanin dapat mendekatkan dirinya dengan Tuhan Yang Maha Esa. Pada jalan ini yang dimohon adalah kecerdasan akal budhi, intelektualitas, pengetahuan spiritual, kecermatan, cahaya yang terang dan sebagainya. Seseorang dengan memiiki ilmu pengetahuan (jnana) akan memperoleh kesejahteraan, ketenangan dan kebahagiaan. Pengetahuan kerohanian, seperti halnya pengetahuan umum hanya dapat diperoleh melalui pendidikan.
Jnana sebagai kebijaksanaan terbebas dari keragu-raguan, sementara pengetahuan kecerdasan yang bergantung pada data-data indera dan penetapan logis, mungkin meragukan dan menimbulkan skeptisisme. Kebijaksanaan tidak diperoleh dengan cara demikian. Kita harus menjalani kehidupan yang mengarah ke dalam diri dan tumbuh berkembang ke dalam realitasnya. Jalan untuk itu adalah melalui keyakinan dan pengendalian diri.
Bhakti Yoga
Dalam perjalanan manusia yang melalui banyak hal dan berbagai jalan menuju Brahman, sekarang sampailah kepada jalan bhakti yoga, atau pengabdian yang berarti kita akan membicarakan antara lain mengenai guru.
Bhakti, menurut sifatnya, bukanlah praktek di mana kita dapat duduk dan merenung secara intelektual. Pengabdian harus dilakukan dengan hati, dan terdapat sesuatu yang agak tidak masuk akal dalam berfikir mengenai perjalanan hati. Pengabdian adalah sesuatu yang dialami dalam alam yang tidak perlu menurut konsep dan tidak mudah untuk mengungkapkan dengan kata-kata.
Dalam ajaran Bhagavan Sri Satya Sai Baba yang berjudul karma yoga, dia menjelaskan bahwa pelayanan kasih yang pada mereka yang membutuhkan merupakan bentuk bhakti yang paling menyenangkan Yang Ilahi. Sebenarnya Sai Baba mengajarkan bahwa apabila kita mengasihi Tuhan, maka Dia langsung ada di muka kita sebagai realitas batin dari sesama manusia. Pelayanan kasih sayang kepada mereka yang sedih merupakan ungkapan luhur dari bhakti kepada Tuhan.
Oleh karena itu banyak cara untuk berbakti menyembah wujud Brahman, antara lain dengan jalan yoga biasa, dengan jalan ilmu pengetahuan, dengan jalan meditasi, dengan jalan kerja tanpa mengharapkan pahala, dan dengan jalan kedamaian hati.
Hal ini, secara khusus tidak dapat disalahkan, tetapi itu semua harus dilihat hanya sebagai askesis, seperti praktek yoga yang pada tingkat tertentu akan membantu jiwa dari perkembangannya untuk melukiskan lebih dekat pada tujuan akhirnya, yaitu mewujudkan dirinya di dalam kesatuan absolut dari keabadian sendiri.
Karma Yoga
Seperti yang dilakukan kaum psikologis modern, di sini sang guru membedakan dua kelompok utama para pencari spiritual, yakni kaum introvert yang kecenderungan alamiahnya mengusahakan jiwa kehidupan batin dan kaum ekstrovert, yang kecenderungan alamiahnya adalah bekerja di dunia material ini. Tetapi, pembagian ini bukanlah bersifat kaku, namun juga ditentukan oleh tahap kematangan spiritual dari setiap pribadi.
Bagi Bhagawatgita, jalan kegiatan kerja sebagai cara untuk mencapai kebebasan sama ampuhnya dengan jalan pengetahuan, sehingga kedua jalan ini tidak saling bertentangan, tetapi saling melengkapi satu dengan yang lainnya.
Ajaran Yoga atau tepatnya karma yoga menguraikan tentang Atman yang tidak dapat dimusnahkan dan kekal abadi. Ajaran ini harus dilaksanakan dan ditunjukkan dengan sikap tindakan dan kerja nyata untuk membebaskanNya dari ikatan kelahiran dan kematian. Tetapi, sikap, tindakan, dan kerja yang bagaimana? Yang dimaksud adalah sikap, tindakan dan kerja yang tidak didasarkan pada kepentingan pribadi dan tidak mengharapkan hasil.
Manusia harus bekerja dengan penuh bakti dan pengabdian kepada Brahman tanpa mengharapkan keuntungan pribadi demi kesejahteraan dan kebahagiaan sesama umat manusia. Dan lebih baik melakukan kewajiban kerja sendiri walaupun belum sempurna, daripada melakukan kewajiban orang lain sekalipun dikerjakan dengan sempurna.
Tindakan kerja atau digerakkan oleh hukum alam, bukan oleh jiwa yang ada di dalam badan jasmani. Sifat alam menimbulkan amarah dan nafsu yang dapat menyelubungi jiwa, bagaikan api yang diselubungi asap, yang dapat membuat orang terikat oleh keinginan akan pahala kerja.
Raja Yoga
Raja yoga adalah jalan atau cara untuk mencapai Tuhan dengan melakukan Samadhi yang sebenar-benarnya. Yoga dan Samadhi adalah latihan untuk menghubungkan dan menyatukan Atman dengan Brahman. Orang telah dapat menumbuhkan kesadaran diri serta mengabdikan diri sepenuhnya kepada Sang Hyang Widhiwasa akan mengetahui hakikat kebesaran Brahman. Orang yang seperti itu yang disebut raja yoga.
Raja yoga adalah raja dari semua yoga. Ia secara langsung berurusan dengan batin. Dalam Yoga ini tidak ada perjuangan dengan Prana maupun jasmani (Apana). Tidak diperlukan lagi kriya-kriya dari Hatha Yoga. Sang yogi duduk dengan sederhana, memperhatikan dan mententeramkan gelembung-gelembung pemikirannya.
Walaupun raja yoga merupakan suatu falsafah dualistika yang mengolah Prakriti dan Purusha, ia membantu siswa Advaitik untuk merealisasikan penunggalannya. Walaupun diingatkan tentang keberadaan Purusha, pada puncaknya Purusha menjadi identik dengan Purusha Tertinggi (Parama Purusha) atau Brahman, seperti yang disebutkan dalam Upanishad-upanishad. Raja Yoga mendorong siswa untuk mencapai tingkatan tertinggi di tangga spritual, yakni Brahman.
Langkah-langkah untuk menjalankan yoga ada delapan tahap yang disebut Astanga Yoga yaitu: pengekangan diri (yama), pengamatan (niyama), sikap tubuh (asana), pengaturan nafas (pranayama), penarikan obyek-obyeknya (pratahara), pemusatan perhatian (dharana), perenungan atau meditasi (dhyana) dan pemusatang yang sempurna (Samadhi).
Delapan anggota yoga ini dapat dibagi lagi menjadi dua bagian yang besar, yaitu mulai pengekangan diri (yama) sampai penarikan indera dari obyek-obyeknya (pratahara), yang disebut pertolongan tidak langsung dari luar (bahiranga) dan mulai pemusatan perhatian (dharana), sampai pemusatan yang sempurna (Samadhi), yang disebut pertolongan-pertolongan dari dalam (antaranga). Bagian pertama dapat dibagi lagi menjadi dua bagian, yaitu: persiapan etis, yang terdiri dari pengekangan diri (yama), pengamatan (niyama) dan persiapan badan yang terdiri dari sikap tubuh (asana), pengaturan nafas (pranayana), penarikan obyek-obyeknya (pratyahara). Bagian kedua dapat dibagi lagi menjadi dua bagian, yaitu perenungan atau meditasi (dhyana) dan pemusatan yang terdiri dari Samadhi.
Referensi Makalah®
Kepustakaan:
Irmansyah Effendi, Kesadaran Jiwa Tekhnik Efektif Untuk Mencapai Kesadaran Yang Lebih Tinggi (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2002). Sami’an, Meditasi Dalam Perspektif Yoga, (Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang, 2004). Ram Dass (Dr. Richard Alpart), Ngakan Made Madrasuta (ed.), Jalan Menuju Tuhan Melaksanakan Gita Dalam Hidup Sehari-Hari, Terj. Sang Ayu Putu Renny, Putu Edy, (Jakarta: Media Hindu, 2007). Kirit Patel dan Vijay C. Amin, Karma Yoga Manfaat Pelayanan Tanpa Pamrih Ajaran Bhagavan Sri Satya Sai Baba (Surabaya: Paramita, 2000).