Teori Pembelajaran SAVI
Pada: January 21, 2013
Menurut Dave Meier, pembelajaran tidak otomatis meningkat menyuruh orang berdiri dan bergerak kesana kemari, akan tetapi menghubungkan gerakan fisik dengan aktivitas intelektual dan penggunaan semua indera dapat berpengaruh besar dalam pembelajaran. Dave Meier menamakan pembelajaran tersebut dengan pembelajaran SAVI.
Pembelajaran SAVI adalah pembelajaran yang menekankan bahwa belajar haruslah memanfaatkan semua alat indra yang dimiliki siswa. Dalam pembelajaran SAVI, belajar itu harus dilakukan dengan aktivitas, yaitu menggerakan fisik ketika belajar, dan memanfaatkan indera sebanyak mungkin dan membuat seluruh tubuh atau fikiran terlibat dalam proses belajar.
Sesuai dengan singkatan dari SAVI, yaitu Somatis, Auditory, Visual dan Intektual, maka karakteristiknya ada empat bagian yaitu :
Somatis
Somatis berasal dari bahasa Yunani yang berarti tubuh (soma). Jadi belajar somatis berarti belajar dengan indera peraba, kinestetis, praktis melibatkan fisik serta menggerakkan tubuh sewaktu belajar. Dengan kata lain somatis bisa diartikan belajar dengan bergerak dan berbuat.
Menciptakan suasana belajar yang dapat membuat orang bangkit dan berdiri dari tempat duduk dan aktif secara fisik dari waktu ke waktu dapat merangsang hubungan pikiran dan tubuh. Tidak semua pembelajaran memerlukan aktivitas fisik, tetapi dengan berganti-ganti menjalankan aktivitas belajar aktif dan pasif secara fisik, dapat membantu keberhasilan seseorang dalam pembelajaran.
Auditory
Belajar auditory adalah belajar dengan berbicara, mendengar, menyimak, presentasi, argumentasi, mengemukakan pendapat, dan menanggapi. Pikiran auditori lebih kuat daripada yang kita sadari. Telinga terus-menerus manangkap dan menyimpan informasi auditori, bahkan tanpa disadari. Dan ketika membuat suara sendiri dengan berbicara, beberapa area penting di otak menjadi aktif.
Dalam merancang pembelajaran yang menarik bagi saluran auditori yang kuat dalam diri peserta didik yaitu dengan mengajak peserta didik membicarakan (diskusi) apa yang sedang dipelajari. Mengajak peserta didik berbicara saat peserta didik memecahkan masalah, membuat model, mengumpulakan informasi, membuat rencana kerja, menguasai keterampilan dan membuat tinjauan pengalaman belajar.
Visual
Visual diartikan belajar dengan menggunakan indera mata melalui mengamati, menggambarkan, mendemonstrasikan, menggunakan media dan alat peraga. Di dalam otak terdapat lebih banyak perangkat untuk memproses informasi visual daripada semua indera lain. Setiap orang lebih mudah belajar jika dapat melihat apa yang sedang dibicarakan. Secara khususnya pembelajar visual yang baik jika mereka dapat melihat contoh dari dunia nyata, diagram, peta gagasan, ikon dan sebagainya ketika belajar. Dan mereka dapat belajar lebih baik lagi jika menciptakan peta gagasan, ikon, diagram, dan citra mereka sendiri dari hal-hal yang mereka pelajari.
Intelektual
Belajar dengan memecahkan masalah dan merenung. Intelektual menunjukkan apa yang dilakukan pembelajar dalam pikiran secara internal ketika menggunakan kecerdasan untuk merenungkan suatu pengalaman dan menciptakan hubungan, makna, rencana, dan nilai dari pengalaman tersebut.
Ketika sebuah pelatihan belajar secerdik apapun tidak gikup menantang sisi intelektual pembelajar, pelatihan tersebut akan kelihatan dangkal dan kekanak-kanakan. Seperti yang terjadi dengan beberapa tehnik kreatif yang mengajak orang bergerak secara fisik (S), mempunyai auditory kuat (A) dan masukan visual (V), namun tidak memiliki kedalaman intelektual (I), sangat menjanjikan di awal pembelajaran tapi musnah begitu hujan realitas turun. Namun jika sisi intelektual dilibatkan maka pembelajar dapat menerima pelatihan tersebut.
Pembelajaran SAVI dilakukan dilakukan dalam beberapa tahap yaitu :
Kegiatan awal (tahap persiapan)
Kegiatan inti meliputi tahap penyampaian dan tahap pelatihan, yang meliputi, tahap penyampaian, tahap pelatihan, kegiatan penutup (tahap penampilan hasil)
Teori pembelajaran yang mendukung pendekatan SAVI adalah teori vygotsky dan teori modalitas belajar.
Referensi Makalah®
Kepustakaan:
Dave Meier, The Accelerated Learning Hand Book Pnduan Kreatif dan Efektif Merancang Program Pendidikan dan Pelatihan, terj. Rahmani Astuti, (Bandung: Kaifa, 2003). Erman Suherman, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, (Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia, 2003). Martinis Yamin, Profesionalisasi Guru dan Implementasi KTSP, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2008). Suyatno, Menjelajah Pembelajaran Inovatif, (Sidoarjo: Masmedia Buana Pustaka, 2009).