Konsep Cash Flow dalam Koperasi
Pada: February 07, 2013
Cash flow dalam bahasa Indonesia berarti aliran kas, merupakan sejumlah uang kas yang keluar dan yang masuk sebagai akibat dari aktivitas perusahaan dengan kata lain adalah aliran kas yang terdiri dari aliran masuk dalam perusahaan dan aliran kas keluar perusahaan serta berapa saldonya setiap periode.
Hal utama yang perlu selalu diperhatikan yang mendasari dalam mengatur cash flow adalah memahami dengan jelas fungsi dana/ uang yang dimiliki, atau investasi. Secara sederhana fungsi itu terbagi menjadi tiga yaitu:
Pertama, fungsi likuiditas, yaitu dana yang tersedia untuk tujuan memenuhi kebutuhan sehari-hari dan dapat dicairkan dalam waktu singkat relatif tanpa ada pengurangan investasi awal.
Kedua, fungsi anti inflasi, dana yang disimpan guna menghindari resiko penurunan pada daya beli di masa datang yang dapat dicairkan dengan relatif cepat.
Ketiga, capital growth, dana yang diperuntukkan untuk penambahan atau perkembangan kekayaan dengan jangka waktu relatif panjang.
Adapun cash flow yang berhubungan dengan suatu proyek dapat dibagi menjadi tiga kelompok yaitu:
Pertama. Aliran kas awal (Initial Cash Flow) merupakan cash flow yang berkaitan dengan pengeluaran untuk kegiatan investasi misalnya; pembelian tanah, gedung, biaya pendahuluan dsb. Aliran kas awal dapat dikatakan aliran kas keluar (cash out flow).
Kedua. Aliran kas operasional (Operational Cash Flow) merupakan aliran kas yang berkaitan dengan operasional proyek seperti; penjualan, biaya umum, dan administrasi. Oleh sebab itu aliran kas operasional merupakan aliran kas masuk (cash in flow) dan aliran kas keluar (cash out flow).
Ketiga. Aliran kas akhir (Terminal Cash Flow) merupakan aliran kas yang berkaitan dengan nilai sisa proyek (nilai residu) seperti sisa modal keja, nilai sisa proyek yaitu penjualan peralatan proyek.
Cash flow mempunyai beberapa keterbatasan-keterbatasan antara lain komposisi penerimaan dan pengeluaran yang dimasukkan dalam cash flow hanya yang bersifat tunai, perusahaan hanya berpusat pada target yang mungkin kurang fleksibel, apabila terdapat perubahan pada situasi internal maupun eksternal dari perusahaan yang dapat mempengaruhi estimasi arus kas masuk dan kel uar yang seharusnya diperhatikan, maka akan terhambat karena manager hanya akan terfokus pada budget kas misalnya; kondisi ekonomi yang kurang stabil, teiambatnya customer dalam memenuhi kewajibanya.
Adapun kegunaan dalam menyusun estimasi cash flow dalam perusahaan sangat berguna bagi beberapa pi hak terutama manajement, diantaranya:
- Memberikan seluruh rencana penerimaan kas yang berhubungan dengan rencana keuangan perusahaan dan transaksi yang menyebabkan perubahan kas.
- Sebagian dasar untuk menaksir kebutuhan dana untuk masa yang akan datang dan memperkirakan jangka waktu pengembalian kredit.
- Membantu menager untuk mengambil keputusan kebijakan financial.
- Untuk kreditur dapat melihat kemampuan perusahaan untuk membayar kredit yang diberikan kepadanya.
Ada empat langkah dalam penyusunan cash flow yaitu:
- Menentukan minimum kas.
- Menyusun estimasi penerimaan dan pengeluaran.
- Menyusun perkiraan kebutuhan dana dari utang yang dibutuhkan untuk menutupi defisit kas dan membayar kembali pinjaman dari pihak ketiga.
- Menyusun kembali keseluruhan penerimaan dan pengeluaran setelah adanya fransaksi financial dan budget kas yang final.
Referensi Makalah®
Kepustakaan:
Ninik Widiyanti, Manajemen Koperasi, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991). Ninik Widyawati, dan Y.W Sunindhia, Koperasi Dan Perekonomian Indonesia, (Jakarta: Rineka Cipta dan Bina Adiaksara, 2003).